Langsung ke konten utama

TERIMALAH KEBENARAN TANPA MELIHAT SIAPA YANG MENGATAKAN


Ketika drh Moh. Indro Cahyono mengatakan virus covid sembuh dengan sendirinya dan orang tidak perlu terlalu takut, banyak yang mencibir karena dianggap tidak punya kompetensi untuk bicara virus karena dia dokter hewan. Padahal yang tidak diketahui banyak orang justru ahli virus banyak yang berasal dari dokter hewan. Begitu pula saat dr Louis bicara bahwa banyaknya pasien covid yang meninggal di rumah sakit adalah disebabkan karena keracunan obat akibat interaksi antar obat, banyak yang kemudian menyerang dan menghakimi pendapatnya bahkan dari para dokter sendiri. Bukannya substansi apakah pendapat yang dikatakan dr. Louis itu benar atau tidak yang terjadi justru pribadi dr Louis yang diserang bahkan disebut ODGJ. 

Begitukah cara kita memperlakukan orang yang berbeda pendapat dengan kita. Apakah kebenaran itu ditentukan oleh pendapat umum? Apakah kebenaran itu hanya datang dari orang yang bergelar Profesor, doktor  atau karena dia seorang pejabat.
Bahwa suatu Pendapat selama itu disampaikan dengan basis ilmu pengetahuan maka kita tidak bisa langsung mengatakan pendapat itu salah hanya karena pendapat itu bertentangan dengan yang dianut saat ini oleh orang banyak. Karena parameter untuk mengukur benar atau tidaknya pendapat itu adalah dalil dan argumentasi.

Tidak setiap pendapat yang baru atau berbeda itu salah, tidak setiap yang datang dari orang yang kita kagumi itu benar dan boleh jadi yang dipercaya saat ini sebagai kebenaran justru suatu saat nanti terungkap sebagai kebohongan. Kebenaran terlahir dari dalil dan argumentasi. Karena itu untuk mengukur benar tidaknya suatu pandangan ialah argumentasi itu sendiri. 

Kalau ada seseorang melontarkan suatu pendapat maka kita lihat apakah ada data, dalil atau argumentasi yang menjadi dasarnya. Kalau ada kita uji kebenarannya. Begitulah cara kita seharusnya menanggapi sesuatu itu secara obyektif. lihatlah apa yang dikatakan dan jangan melihat siapa yang mengatakan. Ilhatlah ucapannya jangan lihat orangnya. (Ali Bin Abi Thalib)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN

ARTIKEL  TP4D PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin. Salah satu permasalahan bagi Kementerian/Lembaga/SKPD/Institusi (K/L/D/I) yang sedang melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang menggunakan kontrak tahun tunggal adalah seluruh pekerjaan tersebut  harus sudah diselesaikan sebelum akhir tahun anggaran. Namun disinilah permasalahan yang sering terjadi yaitu banyak pekerjaan pengadaan barang dan jasa yang ternyata tidak atau belum selesai sedang kontrak pelaksanaan pekerjaan telah berakhir. Terhadap permasalahan tersebut banyak PPK yang bimbang atau ragu dalam mengambil keputusan. Ada beberapa kemungkinan yang dilakukan oleh PPK  terhadap pekerjaan yang diperkirakan tidak akan selesai sampai dengan akhir tahun anggaran yaitu : 1.     PPK memutuskan kontrak secara sepihak dan penyedia barang/jasa dianggap lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya. Atas sisa pekerjaa

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN Mari kita mulai dari Yeruselem. Yeruselem adalah kota suci. Dari sana Alquran  menceritakan banyak sekali kisah dari  Nabi Musa as, Nabi Dawud as dan putranya Nabi Sulaiman as, Nabi  Zakaria as, Nabi Yahya as dan dan Nabi Isa as.  Bangsa Bani Israel mencapai puncak kejayaannya  pada jaman Nabi Daud as dan Nabi Sulaeman as yang pemerintahannya berpusat di Yeruselem. Pada pada tahun 586 SM, kota Jerussalem diserang dan dihancurkan pertama kali oleh Raja  Nebuchadnezzar  dari Babylonia. Semua orang yahudi di bawa ke babylonia untuk dijadikan budak. Namun pada saat babylonia ditaklukan oleh Raja Cyrus dari Persia, orang-orang Yahudi tersebut dikembalikan kembali ke Jerussalem. Bangsa Yahudi yakin berdasarkan kitab suci mereka bahwa kelak Allah swt akan mengembalikan kembali bangsa Yahudi  ke Yeruselem  dan akan menurunkan  Messiah atau Al Masih yang akan mengembalikan kejayaan mereka untuk memerintah dunia dari Yeruselem

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin Salah satu perbedaan antara hukum Tuhan dengan Hukum buatan manusia adalah pada kepastian hukumnya. Hukum Tuhan tidak pernah berubah oleh zaman dan tidak ada kontradiksi atau pertentangan didalamnya , ini berbeda dengan hukum buatan manusia yang sering terjadi konflik norma di dalamnya, sehingga membuka ruang manusia untuk menafsirkannya sesuka hati dan sesuai dengan kepentingan. Di dalam hukum Tuhan, kita tidak boleh menafsirkan ayat secara serampangan dan bebas, tapi ada petunjuk metodologi yang harus dipatuhi supaya kita tidak salah dalam mengambil kesimpulan atas suatu makna. Di dalam alquran misalnya  kita tidak boleh mengambil satu ayat secara terpisah dan kemudian menyimpulkannya. Tapi ambillah semua ayat yang berkaitan dengan topik dan pelajari semua secara bersamaan  untuk mendapatkan makna yang menyeluruh. Makna yang harmonis, karena tidak ada sedikitpun kontradiksi dalam alquran. Misalnya di dalam Alquran