Agama yang dibawa oleh para Nabi utusan Tuhan hampir semuanya mengajarkan manusia agar menjadi orang yang sabar dan pemaaf kepada sesama manusia.
Dalam agama Kristen misalnya diajarkan bahwa apabila orang menampar pipi kirimu maka serahkanlah pipi kananmu. Makna yang disampaikan dari ungkapan ini sebenarnya adalah mencoba menghentikan kejahatan dengan kebaikan. Ketika ada orang jahat kepada kita dan kemudian kita tidak membalasnya dan bahkan berbuat baik kepadanya maka orang tersebut bisa tersentuh hatinya dengan kebaikan yang diterima sehingga menyadari kesalahannya dan akhirnya menjadi orang yang baik pula.
Dalam agama Islam juga dikenal ajaran cinta kasih ini namun diikuti dengan sikap tegas terhadap kejahatan itu yaitu, apabila ada orang yang menampar pipi kirimu maka tamparlah juga pipi kanannya namun bila kamu bersabar dan memaafkan maka itu lebih baik. Jadi agama Islam memberikan kesempatan kepada setiap orang yang di zalimi untuk membela diri bahkan agama membolehkan untuk membalas yang setara dengan kejahatan yang diterimanya. Namun bila dia bersabar dan memaafkannya maka itu adalah lebih baik karena pahalanya langsung ditanggung oleh Allah swt (QS. Al syura ayat 39-43).
Suatu ketika Nabi Muhammad saw mengunjungi sebuah daerah bernama Thaif untuk menyebarkan dakwah Islam. Bukannya sambutan yang baik beliau terima namun justru penolakan yang luar biasa keras. Nabi saw diburu dan dikejar, dihina dan diolok. Bahkan dilempari dengan batu hingga kepala dan lututnya berdarah-darah. Tapi beliau memaafkan perlakuan mereka itu. Nabi saw malah mendoakan,”Ya Allah, ampunilah kaumku, sesungguhnya apa yang mereka lakukan itu karena mereka tidak tahu (HR. Bukhari Muslim)
Jadi agama mengajarkan kepada manusia untuk lebih mengutamakan sikap sabar dan saling memaafkan ketimbang sikap membalas dan saling bermusuhan. Sikap membalas mungkin bisa memuaskan batin namun itu hanya sesaat namun memaafkan akan membuat batin kita lebih damai dan bahagia.
Wallahu'alam
Komentar
Posting Komentar