Agama menuntun kita agar memiliki akhlak yang baik. Akhlak yang baik adalah buah dari ibadah yang kita lakukan terus menerus. Shalat mengajarkan kita untuk rendah hati, puasa mengajarkan kita untuk peka dengan penderitaan orang lain. zakat, infaq dan shadaqah mengajarkan kita untuk berbagi dengan orang yang kesusahan dan sebagainya. Namun tidak semua orang memiliki kesadaran seperti itu karena ada juga orang yang rajin shalat dan berdzikir tapi masih suka menyakiti orang lain, atau ada yang rajin berpuasa tapi masih suka menceritakan keburukan orang lain, ghibah, gossip dan sebagainya.
Agama mengingatkan kita untuk tidak berbuat seperti itu karena boleh jadi ibadah dan amal-amal kebaikan yang kita lakukan akhirnya menjadi percuma.
Abu Hurairah RA pernah mendengar Rasulullah bersabda, ''Banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh sesuatu dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga, dan banyak pula orang yang melakukan shalat malam yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali tidak tidur semalaman."
Mereka berpuasa dan shalat malam namun karena suka menyakiti hati tetangganya maka puasa dan shalat malamnya menjadi sia-sia.
Orang-orang yang rajin ibadah namun juga sering menyakiti hati orang, melakukan kezaliman kepada orang lain dan tidak sempat bertobat hingga kematian menjemputnya maka amal ibadah mereka bisa menjadi hilang dan akhirnya menjadi orang yang merugi di akhirat.
Suatu ketika Nabi Muhammad SAW bertanya kepada sahabat-shahabatnya: “Tahukah kalian siapa itu yang disebut orang bangkrut?” Mereka pun menjawab, “Kalau di kita, orang bangkrut ialah orang yang sudah tak lagi punya uang dan barang.”
Jawaban sahabat itu bukan yang dimaksud oleh Nabi saw. Beliau berkata: “Sesungguhnya orang bangkrut di antara umatku ialah yang datang di hari kiamat kelak dengan membawa pahala-pahala salat, puasa, dan zakat; namun sebelum itu mereka juga pernah mencaci ini, menuduh itu, memakan harta ini, mengalirkan darah itu, dan memukul ini. Maka dari pahala-pahala kebaikannya, akan diambil dan diberikan kepada si ini dan si itu, kepada orang-orang yang yang telah ia zalimi. Jika pahala-pahala kebaikannya habis sebelum semua yang menjadi tanggungannya terhadap orang-orang dipenuhi, maka akan diambil dari keburukan-keburukan orang-orang itu dan ditimpakan kepadanya; kemudian dia pun dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim).
Nah oleh karena itu, kalau kita sudah terlanjur menyakiti atau berbuat zalim kepada orang lain, maka kita minta maaf kepadanya atau kalau kita tidak tahu lagi dimana keberadaan orang itu maka kita mendoakan dia untuk kebaikannya. Jangan lupa kita juga senantiasa memohon agar Allah mengampuni kita dan orang yang pernah kita dzalimi. Mudah-mudahan Allah karena rahmat-Nya menerima tobat dan amal ibadah kita semua.
Wallahu'alam
Komentar
Posting Komentar