Langsung ke konten utama

TASAWUF PERJALANAN MENUJU TUHAN ( 2 )


Tasawuf adalah ilmu yang menekankan pada pembersihan hati ((tazkiyatun nafs).
Jadi yang menentukan apakah seseorang itu sufi atau bukan adalah kejernihan hatinya. jika kita menyaksikan ada orang yang rajin shalat, rajin berpuasa, rajin membaca alquran tapi dalam berhubungan dengan manusia masih suka berkata kasar, menyakiti orang, bergibah  maka dia belum menjadi sufi. 
Seorang sufi dalam rangka membersihkan hatinya maka mereka sering dzikir mengingat  Allah. Dzikir itu mereka lakukan di setiap keadaan berdiri, duduk atau berbaring dan dalam kesadaran Ilaihiah.(QS. Al Imran ayat 191). 

Salah satu dzikir yang sering mereka ucapkan adalah la Ilaha Illalah, tiada Tuhan selain Allah atau hatinya selalu menyebut Allah…Allah…Allah... Mereka berjuang sungguh-sungguh (mujahadah) untuk membersihkan akhlak yang tidak baik seperti rakus, dengki, ujub, riya dan sifat buruk lainnya dan digantikan dengan sifat-sifat yang baik seperti ikhlas, sabar, syukur, tawadhu, zuhud, wara, qanaah dan ridha.

Mereka bergelut dengan dua ilmu yaitu ilmu lahir (syariat) dan ilmu batin karena mereka sadar tidak bisa terbang menuju Allah tanpa dua sayap ilmu itu. mereka melangkah dari syariah yaitu melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya dan berusaha menggali makna dari esensi setiap ibadah yang mereka lakukan. Mereka melaksanakan shalat, puasa, zakat, dan haji sesuai tuntunan syariat dan menjauhi segala larangan seperti menfitnah, mencuri dan perbuatan maksiat lainnya. Nafsu dan syahwat mereka tundukkan. 

Mereka berpuasa bukan hanya tidak makan dan minum tapi juga mempuasakan seluruh panca indra mereka. Mereka menjaga hatinya jangan sampai melakukan amal karena dorongan syahwat dan keegoan diri seperti ingin dipuji, dihormati dan bangga dengan diri sendiri. Mereka selalu mengawasi hatinya karena sadar Allah tidak melihat pada penampilan lahiriah tapi pada hati dan amal mereka. makanya seorang sufi selalu berbicara tentang hati. Bagi mereka hati dapat menjadi tempat bagi cahaya illahi tapi bisa juga menjadi tempat bisikan-bisikan setan. praktisi tasawuf selalu menjaga hatinya agar selalu berada di jalan Allah.

Puncak perjalanan ibadah mereka adalah penyembahan yang murni kepada Allah swt. saat itulah setan tidak mampu memperdayakannya. Iblis menjawab,”Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-MU yang mukhlis di antara mereka (QS. Shad ayat 82-83).

Ketika hati mereka telah kosong dari selain-Nya saat itulah anugerah Allah turun tanpa diminta. Allah memberikan pengetahuan (nur) secara langsung kedalam hatinya sehingga hatinya bisa menyaksikan. Ia menjelma menjadi sangat arif dan bijaksana karena ia melihat dengan cahaya TuhanNya. Allah berfirman,“Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat, dan tidaklah (pula sama) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal saleh dengan orang-orang yang durhaka (QS. Al Gafir ayat 58).

Ia seperti Majnun ketika melihat rumah kekasihnya, laela?  
“Aku melewati rumah laela, aku pun menciumi dindingnya yang ini dan dindingnya yang itu”. bukan cinta kepada rumah yang bersemayan di hati Majnun melainkan cinta kepada orang yang bersemayam di dalam rumah itu, cinta kepada Laela.

Seperti inilah keadaan mereka. Alam semesta ini adalah rumah. ketika mereka melihat rumah ini (alam semesta), mereka melihat gunung, pepohonan, planet-planet, bintang-bintang, matahari, bulan dan benda-benda lain. maka apapun yang dia lihat Ia tidak melihat padanya kecuali kebesaran dan keindahan Allah swt. 

Ilmu ini tidak bisa diperoleh walau anda telah menamatkan beribu ribu buku agama. Anda memerlukan kesungguhan dalam beribadah serta anugerah dari Allah. Ilmu inilah yang didapatkan oleh Khidir. hingga Nabi Musa pun disuruh belajar kepadanya. 
Kenapa Nabi Musa disuruh oleh Allah untuk belajar kepada Khidir ? 
karena Nabi Musa pernah berkutbah dihadapan bani Israel, lalu ia ditanya,”siapakah orang yang paling berilmu, dan Musa menjawab,’ aku adalah orang paling berilmu. Itu adalah ucapan kesombongan. Ketika anda sombong maka anda melupakan Tuhan yang memberikan karunia itu. 

Maka ucapan Musa tersebut  kemudian ditegur oleh Allah swt dan dikatakan, Tidak Musa, engkau bukanlah orang paling berilmu. Ada seorang hamba-Ku yang lebih berilmu daripada engkau, temuilah, dia bertempat di Majma' al-Bahrain, pertemuan dua lautan. Namanya tidak disebut dalam Alquran tapi dia biasa disebut dengan Khidir. 

Mengapa dia disebut khidir? 
Khidir artinya hijau. Nabi saw bersabda bahwa Khidir pernah mendatangi sebuah daratan yang tandus, cokelat, tidak ada tumbuhan. Kemudian dia duduk, dan saat dia duduk di sana, segalanya berubah menjadi hijau sangat indah. Mengapa dia menyebabkan segalanya berubah menjadi hijau?

Hijau adalah simbol guru yang dengan cahaya hatinya dapat menerangi hati muridnya yang sebelumnya mati (tanah kering menjadi hijau kembali). Maka Nabi Musa as ingin belajar kepada Khidir. Ia berkata, "aku ingin menemuinya, aku ingin bertemu dengannya. Maka Musa as pergi bersama seorang pemuda. Al-Qur'an tidak memberitahu kita siapa dia. Tapi orang-orang muda selalu tertarik kepada para guru dan mereka selalu mencari orang paling berilmu. Seperti itulah anda, carilah guru seperti khidir di Majma' al-Bahrain, pertemuan dua lautan. 
Tapi anda jangan memahami ini secara harfiah bahwa dua lautan itu adalah Atlantik dan Pasifik. Dua lautan itu adalah bahasa kiasan yaitu lautan ilmu pengetahuan yang diterima secara eksternal, yang anda pelajari melalui panca indra dan lautan ilmu pengetahuan yang datang dari atas (pengetahuan yang datang langsung dari Allah) yang diterima lewat batin internal. 

Khidir adalah simbol guru yang memadukan pengetahuan eksternal dan pengetahuan internal di dalam dirinya secara harmonis, yang mereka itu melihat dengan mata kepala dan juga melihat dengan mata hati, yang mereka itu shalat, zakat, puasa, dan Haji tapi juga memiliki kebaikan dan kasih sayang di dalam dirinya. Ia tidak merasa sombong dan berbangga diri dengan ilmunya karena mereka sadar bahwa orang-orang yang sombong dan berbangga diri maka Allah akan mengambil ilmu pengetahuan darinya. Mereka adalah orang yang paling mendalam ilmunya dan paling memahami kenyataan yang terjadi di dunia ini. 

Nabi Muhammad saw bersabda bahwa akan ada ujian dan cobaan terbesar yang dihadapi kaum beriman di Akhir zaman dan itu adalah Fitnah (ujian dan cobaan) dari Dajjal. Pada dahi dajjal tertulis “Ka fa ra” dimana hanya orang mukmin yang dapat membacanya walaupun dia tidak bisa baca tulis. Orang yang mata hati mereka buta karena tidak ada cahaya di dalamnya tidak bisa membaca kata kafir di dahi dajjal sehingga mereka akan terpedaya dengan godaan dan tipu daya dajjal. Hanya mereka yang mengikuti guru (ulama) seperti Khidir yang dapat membuka mata hati anda sehingga dapat membaca tulisan Kafir di dahi dajjal sebagai simbol peradaban kekufuran yang saat ini dipropagandakan oleh Dajjal.

Wallahu’alam bisshowab

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN

ARTIKEL  TP4D PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin. Salah satu permasalahan bagi Kementerian/Lembaga/SKPD/Institusi (K/L/D/I) yang sedang melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang menggunakan kontrak tahun tunggal adalah seluruh pekerjaan tersebut  harus sudah diselesaikan sebelum akhir tahun anggaran. Namun disinilah permasalahan yang sering terjadi yaitu banyak pekerjaan pengadaan barang dan jasa yang ternyata tidak atau belum selesai sedang kontrak pelaksanaan pekerjaan telah berakhir. Terhadap permasalahan tersebut banyak PPK yang bimbang atau ragu dalam mengambil keputusan. Ada beberapa kemungkinan yang dilakukan oleh PPK  terhadap pekerjaan yang diperkirakan tidak akan selesai sampai dengan akhir tahun anggaran yaitu : 1.     PPK memutuskan kontrak secara sepihak dan penyedia barang/jasa dianggap lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya. Atas sisa pekerjaa

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN Mari kita mulai dari Yeruselem. Yeruselem adalah kota suci. Dari sana Alquran  menceritakan banyak sekali kisah dari  Nabi Musa as, Nabi Dawud as dan putranya Nabi Sulaiman as, Nabi  Zakaria as, Nabi Yahya as dan dan Nabi Isa as.  Bangsa Bani Israel mencapai puncak kejayaannya  pada jaman Nabi Daud as dan Nabi Sulaeman as yang pemerintahannya berpusat di Yeruselem. Pada pada tahun 586 SM, kota Jerussalem diserang dan dihancurkan pertama kali oleh Raja  Nebuchadnezzar  dari Babylonia. Semua orang yahudi di bawa ke babylonia untuk dijadikan budak. Namun pada saat babylonia ditaklukan oleh Raja Cyrus dari Persia, orang-orang Yahudi tersebut dikembalikan kembali ke Jerussalem. Bangsa Yahudi yakin berdasarkan kitab suci mereka bahwa kelak Allah swt akan mengembalikan kembali bangsa Yahudi  ke Yeruselem  dan akan menurunkan  Messiah atau Al Masih yang akan mengembalikan kejayaan mereka untuk memerintah dunia dari Yeruselem

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin Salah satu perbedaan antara hukum Tuhan dengan Hukum buatan manusia adalah pada kepastian hukumnya. Hukum Tuhan tidak pernah berubah oleh zaman dan tidak ada kontradiksi atau pertentangan didalamnya , ini berbeda dengan hukum buatan manusia yang sering terjadi konflik norma di dalamnya, sehingga membuka ruang manusia untuk menafsirkannya sesuka hati dan sesuai dengan kepentingan. Di dalam hukum Tuhan, kita tidak boleh menafsirkan ayat secara serampangan dan bebas, tapi ada petunjuk metodologi yang harus dipatuhi supaya kita tidak salah dalam mengambil kesimpulan atas suatu makna. Di dalam alquran misalnya  kita tidak boleh mengambil satu ayat secara terpisah dan kemudian menyimpulkannya. Tapi ambillah semua ayat yang berkaitan dengan topik dan pelajari semua secara bersamaan  untuk mendapatkan makna yang menyeluruh. Makna yang harmonis, karena tidak ada sedikitpun kontradiksi dalam alquran. Misalnya di dalam Alquran