Alquran adalah sebuah kitab (buku) yang mengandung ilmu pengetahuan (QS. Yunus ayat 39) oleh karena itu Alquran dapat menjelaskan segala sesuatu (QS. An Nahl ayat 89).
Alquran terdiri atas 6.200 ayat (menurut kesepakatan sebagian besar ulama). Di dalamnya ada ayat disebut Muhkamat yaitu ayat-ayat yang jelas yang merupakan pokok-pokok dari alquran dan ada ayat Mutasyabihat yang mana harus ditakwilkan untuk dapat dipahami maknanya yang tersembunyi. Alquran selalu menuntut manusia untuk berpikir (Al Imran ayat 191).
Allah akan memberikan kunci pemahaman ilmu pengetahuan alquran kepada orang-orang dari hamba-hamba-Nya yang terpelajar yang mereka ini terus mendesak dirinya untuk berpikir mendalami suatu topik tertentu.
Untuk memahami alquran, kita dianjurkan untuk selalu membaca alquran dari awal sampai akhir (khatam) secara terus menerus.
Ibnu Abbas RA menceritakan bahwa suatu hari, ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW. ''Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?'' Beliau menjawab, ''Al-hal wal murtahal.'' Orang ini bertanya lagi, ''Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?'' Beliau menjawab, ''Yaitu yang membaca Alquran dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.'' (HR Tirmidzi).
Mengapa kita dianjurkan untuk terus menerus membaca alquran ?
Ini supaya umat Islam dapat mempelajari totalitas data yang ada di dalam alquran sehingga akhirnya bisa memahami dan mengkoneksikan ayat –ayat di dalam alquran itu.
Metodologi pembacaan alquran ini secara tidak langsung sebenarnya sudah diajarkan oleh alquran sendiri misalnya di dalam alquran Allah berfirman “Dan ingatlah ketika Allah berkata kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada adam, maka merekapun sujud kecuali iblis (QS. Al Baqarah ayat 34).
Jika kita membaca satu ayat ini saja secara terpisah dan sepotong-potong maka kita akan mengartikan iblis adalah golongan malaikat karena perintah sujud itu ditujukan kepada para malaikat. Tapi Alquran memerintahkan kita untuk membaca dan mempelajari keseluruhan isinya dengan benar supaya kita dapat melihat hubungan-hubungan antar sesuatu dan menyatukan semuanya menjadi sebuah kesatuan. Karena itu ketika kita pelajari bagian lain dari alquran maka kita akan dapati sifat dari malaikat adalah mereka selalu mematuhi dan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah (QS. At Tahrim ayat 6).
Jadi malaikat tidak pernah membangkang dengan perintah. Tetapi dia (Iblis) tidak patuh dan malah menolak untuk bersujud, jadi tidak mungkin dia seorang malaikat. Jadi siapa Iblis ini sebenarnya ?
Inilah yang terjadi ketika anda mempelajari keseluruhan alquran. Nah ketika anda membaca surat yang lain maka anda akan menemukan penjelasan bahwa Iblis bukanlah malaikat melainkan dia adalah dari golongan jin (QS. Al Kahfi ayat 50).
itulah kesimpulan yang anda peroleh ketika anda mempelajari alquran secara keseluruhan atau komprehensif.
Kita akan sulit memahami alquran secara utuh kalau hanya membaca potongan-potongan ayat kemudian menyimpulkannya, kita akan menjadi seperti beberapa orang buta yang ingin tahu gajah itu seperti apa. Yang pegang kakinya bilang gajah sepeti batang pohon, yang pegang ekornya bilang gajah seperti tali, yang pegang telinganya bilang gajah seperti daun. Itu yang terjadi pada kita saat ini. Ketika ditanyakan apa itu ciri orang bertaqwa ? kalau kita hanya merujuk pada awal surat Al baqarah ayat 1 sampai 5 maka kita hanya akan mengatakan bahwa orang bertaqwa itu adalah mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, berinfaq, dan menyakini akan adanya hari akhirat. Padahal kalau kita membaca keseluruhan alquran maka kita akan menemukan banyak sekali ciri-ciri orang yang bertaqwa di surat dan ayat yang lain misalnya seperti awal surat Al mukminum dan Al Imran.
Alquran sumber utama karena Tuhan menjamin keotentikannya
Kemudian yang tidak kalah penting adalah Ketika kita akan mempelajari suatu subjek atau topik tertentu maka alquran yang menjadi rujukan terlebih dahulu bukan hadis. Jadi alquran menjadi sumber rujukan utama. Jadi yang pertama kita lakukan adalah kita kumpulkan semua data dalam alquran yang berhubungan dengan subjek tertentu (misal tentang riba, jihad dll), setelah kita melakukan itu kita menyusunnya sebagai sebuah kesatuan yang utuh dan menemukan garis yang menghubungkan semua data tersebut. Baru setelah itu kita bisa melihat diluar alquran yaitu hadis. Jadi Jika ada hadis bertentangan dengan alquran maka hadist itu dikesampingkan. Maulana Dr. Muhammad Faslur Rahman Ansari, mengatakan bahwa fungsi Al-Qur’an adalah untuk menentukan kesahihan Hadits dan bukan sebaliknya”
Jika kita menemukan hadis yang sejalan dan harmoni dengan alquran maka hadis kita kita pakai, jika ada hadis yang berlawanan dengan alquran maka kita kesampingkan hadis tersebut, karena hanya alquran yang memiliki kewenangan mutlak. Jika kita temukan sebuah hadis yang tidak berlawanan namun tidak sejalan dengan alquran kita terima sebagai hadis lemah. Kebingungan umat Islam dalam memahami ajaran agama Islam adalah karena hanya membaca hadis secara terpisah terus membuat kesimpulan dengan mengabaikan alquran. Jadi sekali lagi dahulukan alquran baru kemudian hadis.
Inilah sekilas yang kami pelajari dari metode dalam mempelajari alquran. Alquran adalah rujukan utama karena Allah menjamin keotentikannya (QS Al hijr ayat 9). sementara sumber lain termasuk hadis tidak di jamin Allah keasliannya, walaupun para ulama hadis telah sangat membantu kita untuk memilah mana hadis sahih (kuat), dhaif (lemah) maupun maudhu (palsu).
Wallahu’alan bisshowab
Komentar
Posting Komentar