Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

BAGAIMANA ANDA MEMAHAMI KALAU ANDA TIDAK MENELITI

BAGAIMANA ANDA MEMAHAMI KALAU ANDA TIDAK MENELITI “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat ayat 6) Pasca peristiwa pengeboman gedung WTC 9/11, banyak warga Amerika serikat dan barat yang kemudian percaya bahwa ajaran Islam hanyalah berisi kekerasan dan perang sebagaimana yang diperlihatkan oleh teroris dalam peristiwa peledakan gedung WTC tersebut. Terlepas dari pro kontra siapa pelaku sebenarnya peledakan gedung WTC itu, namun peristiwa tersebut semakin membuat rakyat Amerika serikat dan barat semakin mempertanyakan apakah isi ajaran Islam itu sebenarnya,   karena selama ini mereka hanya mengetahui sedikit sekali ajaran Islam melalui propaganda-propaganda yang selalu disebarkan oleh media barat. Salah seorang dari mereka itu adalah penulis

KRITIK RAKYAT KEPADA PEMERINTAH

KRITIK RAKYAT KEPADA PEMERINTAH Hai orang-orang yang beriman, Taatilah   Allah, dan taatilah Rasul dan pemimpin diantara kamu………. (QS. An nisa ayat 59) Tidak ada satu pemerintahan yang sempurna. Maka pemerintah yang baik memerlukan kritik. Kritik yang baik, solutif yang dimaksudkan untuk mendorong perbaikan bisa membawa kemajuan pesat yang mengantarkan suatu negara menjadi bangsa yang besar tapi sebaliknya terdapat potensi besar yang dapat membawa pada kondisi buruk dan bahkan perpecahan suatu bangsa apabila cara-cara menyampaikan kritik atau pendapat dilakukan tidak dengan beradab. Di dalam demokrasi yang kita anut saat ini, memberikan hak kepada rakyat untuk menyampaikan pendapat, ekspresi dan aspirasi terhadap jalannya pemerintahan. UUD 1945 menegaskan bahwa adalah hak seluruh warga Negara untuk menyampaikan pendapat dan ekspresinya dalam bentuk kritik. Kritik dapat dilakukan secara perorangan, kelompok, dan atau melalui LSM.   Ini adalah fungsi pengawasan (controling) rak

MENYOAL PEMBAKARAN BENDERA HISBUT TAHRIR INDONESIA (HTI)

MENYOAL PEMBAKARAN BENDERA HISBUT TAHRIR INDONESIA (HTI) Umat Islam marah. Berawal pada saat peringatan hari santri nasional di Alun-alun limbangan Garut pada hari senin tanggal 22 oktober 2018. Saat itu ada seseorang yang membentangkan bendera yang dianggap sebagai bendera Hisbut Tahrir Indonesia (HTI), suatu ormas yang sudah dibubarkan pemerintah karena mengusung ide khilafah. Lalu secara spontan tiga orang yang menggunakan seragam Banser merebut bendera tersebut, tadinya mau diinjak-injak oleh massa yang lainnya namun tiga orang anggota banser ini berinisiatif membakar bendera yang bertuliskan kalimat tauhid “La illaha illallah, muhammada rasulullah," tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Nah entah disengaja atau kebetulan aksi pembakaran bendera yang bertuliskan kalimat tauhid tersebut ternyata ada yang merekam dengan video dan kemudian mengunggahnya ke media sosial. Video pembakaran tersebut kemudian menjadi viral dan dan menimbulkan kemarahan sebagia

PANDUAN DALAM MENYIKAPI BERITA BOHONG

PANDUAN DALAM MENYIKAPI BERITA BOHONG Saat ini kita hidup di zaman dimana fitnah-fitnah merajalela. Ada berita yang disajikan bohong atau palsu, ada peristiwa dihadirkan berlebih-lebihan atau bagian-bagian tertentu dihilangkan, ada berita cacing tapi dijadikan naga atau berita yang seharusnya sangat penting tapi dikecil-kecilkan atau sebaliknya demi kepentingan tertentu, ada tulisan atau teks tapi tidak sesuai gambar atau judul tidak sesuai isi berita untuk mendistorsi sesuatu dan ada yang memuat kembali berita peristiwa lama dan menjadikannya seolah-olah peristiwa aktual dengan tujuan mendukung isu yang sedang ramai dibicarakan dan sebagainya. Semua informasi, atau berita yang berisi fitnah-fitnah tersebut umumnya diterima melalui   media berbasis internet seperti facebook, Twitter, WhatsApp, dan sebagainya. Dalam hoaks atau berita palsu yang beredar, berbagai isu-isu sensitif seperti SARA digulirkan bahkan berbagai ujaran kebencian terhadap pejabat, tokoh-tokoh hingga presiden