Langsung ke konten utama

TASAWUF PERJALANAN MENUJU TUHAN ( 1 )

TASAWUF PERJALANAN MENUJU TUHAN  ( 1 )
Tuhan mengutus Nabi Muhammad saw kepada umat manusia salah satunya adalah untuk mengajarkan manusia cara untuk mensucikan dirinya, mensucikan jiwa, hati, atau ruhnya (tazkiyatun nafs) sehingga mereka menjadi manusia yang mencerminkan nilai-nilai kebaikan (QS. Al Jumu’ah ayat 2).

Tasawuf adalah salah satu ilmu yang mengajarkan kepada kita untuk membersihkan hati. Di dalam diri manusia itu ada sifat-sifat yang buruk dan ada sifat-sifat yang baik atau mulia. Nah tasawuf mengajarkan kepada kita untuk menyingkirkan sifat-sifat buruk atau tercela seperti sombong, ingin dipuji, dengki, suka merendahkan orang, cinta dunia, cinta jabatan dan kemudian menggantinya dengan sifat-sifat yang baik seperti rendah hati, ikhlas, penyayang, dan cinta akhirat. Alquran menyebut orang yang selalu membersihkan hatinya sebagai orang yang beruntung dan orang yang mengotori hatinya sebagai orang yang merugi  (QS. Asy-Syams ayat 9-10)

Istilah tasawuf sendiri baru ada atau muncul pada abad kedua hijriah. Tasawuf yang populer awalnya berasal dari kata al-shuf yang artinya wol yang kasar. Maka dari itu Praktisi atau pengamal tasawuf disebut juga sebagai sufi. Mengapa disebut sufi sebab orang-orang yang menjalani kehidupan tasawuf itu kebiasaannya berpakaian dari bahan wol kasar. Pakaian dari wol kasar ini adalah simbol kesederhanaan atau bahkan kemiskinan karena seorang sufi umumnya lebih memilih jalan hidup dalam kesederhanaan. 

Ada sebagian kelompok di dalam Islam merasa terganggu dengan istilah tasawuf dan menganggap tasawuf sebenarnya tidak ada di dalam Islam. Menurut mereka salah satu yang menjadi sumber kemunduran kaum muslimin selama lebih dari lima abad adalah masuknya paham tasawuf ini dalam ajaran Islam. Tasawuf mengajarkan fatalistis yaitu menyerah kepada nasib atau takdir, tasawuf juga mengajarkan untuk mengabaikan dunia dan itu akhirnya yang membuat kaum muslimin kehilangan dorongan dan semangat lagi untuk bekerja. Etos kerja menjadi hilang karena menganggap dunia tidak penting lagi.

Benarkah tasawuf bukan bagian dari ajaran Islam ?
Jika tasawuf yang dimaksud adalah mengajarkan pola hidup sederhana, hidup zuhud yaitu tidak berlebihan dalam mengejar keduniaan, memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah, menjauhi dan memerangi hawa nafsu dan sebagainya maka jelas itu adalah ajaran Islam yang diajarkan oleh Nabi SAW yang kemudian diikuti oleh para sahabatnya dan kaum muslimin.

Tasawuf rujukannya adalah alquran dan sunnah. Istilah tasawuf dalam hadis disebut dengan Ihsan yaitu hendaklah kita beribadah seakan-akan melihat Allah. Jika tidak maka sesungguhnya Allah melihat kita. Alquran mengatakan hati bisa melihat (QS. Al Hajj ayat 46). Hati hanya bisa melihat kalau mendapatkan Nur dari Allah. Ketika hati ada Nur maka dia bisa melihat yang tidak bisa dilihat oleh mata kepala. Namun untuk mendapatkan Nur itu maka kita harus berusaha menjalani spiritualitas yang disebut Ihsan atau tasawuf. Karena Allah hanya akan memberikan Nur itu kepada siapa yang bersungguh-sungguh datang kepada-Nya (QS. An Nur ayat 35).

Ihsan atau tasawuf hanyalah masalah nama sedangkan prakteknya adalah sama yaitu sembahlah Allah seakan-akan  engkau melihat-Nya. Lihat Dia dengan hati anda (rasakan kehadiran-Nya dengan hati anda).

Ajaran tasawuf adalah tidak menjauhi dunia. Seorang sufi hanya menjaga jarak dengan dunia karena mereka menyadari bahwa dunia dapat memperdaya orang dalam mengabdi kepada Tuhan. Tasawuf tidak mengharamkan dunia karena Nabi-nabi utusan Tuhan terdahulu banyak juga yang kaya raya seperti Nabi Daud, Nabi sulaeman, Nabi  Ayyub, dan Nabi Yusuf. Bahkan sahabat Nabi saw seperti Usman bin Affan, Abu Bakar, serta Abdurahman bin Auf adalah seorang konglomerat yang kaya raya namun demikian kekayaan itu tidak menghalangi mereka untuk menjadi orang yang shaleh. Seorang sufi tidak memandang kebahagiaan dari kekayaan, jabatan dan kedudukan tapi dari kedekatan dengan Tuhan.

Mereka lebih mengutamakan akhirat namun demikian mereka tidak melupakan dunia. Mereka tetap bekerja mencari nafkah untuk kebutuhan hidup mereka (QS. Al Qahshash ayat 77)

Seorang sufi yang sudah tercerahkan maka mereka beribadah bukan lagi karena takut api neraka karena mereka sadar Ini adalah ibadahnya para budak. Seorang sufi yang sudah tercerahkan maka mereka beribadah bukan lagi karena ingin masuk surga, karena mereka sadar ini adalah ibadahnya pedagang.  Seorang sufi beribadah adalah karena rasa cinta kepada Tuhan, untuk menjadi kekasih Tuhan, dan untuk dicintai oleh Tuhan. Seorang sufi Jika hatinya melupakan Allah sekejap saja, ia akan mati karena merindukannya. Ia tidak membutuhkan dunia lagi. Ia hanya berbicara, bergerak, bernafas semuanya karena Allah, bersama Allah dan dari Allah

Seorang sufi wanita yang bernama Rabiah Al Adawiyah mengatakan,”Ya Allah sesungguhnya jika engkau mengetahui bahwa aku menyembah-Mu karena takut neraka, maka masukkan aku ke dalam nerak-Mu. Jika Engkau mengetahui bahwa aku menyembah-Mu karena aku menghendaki surga, maka jauhkan aku dari surga-Mu. Tapi jangan kau halangi aku dari melihat wajah-Mu. Ini adalah ungkapan cinta seorang Hamba kepada Tuhan-Nya. Ungkapan cinta seorang kekasih kepada kekasih-Nya.

Allah swt berfirman dalam hadis Qudsi,”Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepada-Ku; yang lebih aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Hamba-Ku terus-menerus mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku pun mencintainya. Bila Aku telah mencintainya, maka Aku pun menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia pakai untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Bila ia meminta kepada-Ku, Aku pun pasti memberinya. Dan bila ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pun pasti akan melindunginya (HR. Bukhari).
Itulah yang dilakukan oleh para sufi. Mereka terus mendekatkan diri kepada Allah karena berharap hanya untuk mendapatkan cinta-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN

ARTIKEL  TP4D PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin. Salah satu permasalahan bagi Kementerian/Lembaga/SKPD/Institusi (K/L/D/I) yang sedang melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang menggunakan kontrak tahun tunggal adalah seluruh pekerjaan tersebut  harus sudah diselesaikan sebelum akhir tahun anggaran. Namun disinilah permasalahan yang sering terjadi yaitu banyak pekerjaan pengadaan barang dan jasa yang ternyata tidak atau belum selesai sedang kontrak pelaksanaan pekerjaan telah berakhir. Terhadap permasalahan tersebut banyak PPK yang bimbang atau ragu dalam mengambil keputusan. Ada beberapa kemungkinan yang dilakukan oleh PPK  terhadap pekerjaan yang diperkirakan tidak akan selesai sampai dengan akhir tahun anggaran yaitu : 1.     PPK memutuskan kontrak secara sepihak dan penyedia barang/jasa dianggap lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya. Atas sisa pekerjaa

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN Mari kita mulai dari Yeruselem. Yeruselem adalah kota suci. Dari sana Alquran  menceritakan banyak sekali kisah dari  Nabi Musa as, Nabi Dawud as dan putranya Nabi Sulaiman as, Nabi  Zakaria as, Nabi Yahya as dan dan Nabi Isa as.  Bangsa Bani Israel mencapai puncak kejayaannya  pada jaman Nabi Daud as dan Nabi Sulaeman as yang pemerintahannya berpusat di Yeruselem. Pada pada tahun 586 SM, kota Jerussalem diserang dan dihancurkan pertama kali oleh Raja  Nebuchadnezzar  dari Babylonia. Semua orang yahudi di bawa ke babylonia untuk dijadikan budak. Namun pada saat babylonia ditaklukan oleh Raja Cyrus dari Persia, orang-orang Yahudi tersebut dikembalikan kembali ke Jerussalem. Bangsa Yahudi yakin berdasarkan kitab suci mereka bahwa kelak Allah swt akan mengembalikan kembali bangsa Yahudi  ke Yeruselem  dan akan menurunkan  Messiah atau Al Masih yang akan mengembalikan kejayaan mereka untuk memerintah dunia dari Yeruselem

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin Salah satu perbedaan antara hukum Tuhan dengan Hukum buatan manusia adalah pada kepastian hukumnya. Hukum Tuhan tidak pernah berubah oleh zaman dan tidak ada kontradiksi atau pertentangan didalamnya , ini berbeda dengan hukum buatan manusia yang sering terjadi konflik norma di dalamnya, sehingga membuka ruang manusia untuk menafsirkannya sesuka hati dan sesuai dengan kepentingan. Di dalam hukum Tuhan, kita tidak boleh menafsirkan ayat secara serampangan dan bebas, tapi ada petunjuk metodologi yang harus dipatuhi supaya kita tidak salah dalam mengambil kesimpulan atas suatu makna. Di dalam alquran misalnya  kita tidak boleh mengambil satu ayat secara terpisah dan kemudian menyimpulkannya. Tapi ambillah semua ayat yang berkaitan dengan topik dan pelajari semua secara bersamaan  untuk mendapatkan makna yang menyeluruh. Makna yang harmonis, karena tidak ada sedikitpun kontradiksi dalam alquran. Misalnya di dalam Alquran