Bahwa sering kita membaca di media sosial atau mendengar di masjid-masjid kita pengumuman adanya ucapan “Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun” yang artinya sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kita kembali. Itu adalah kabar berita yang mengabarkan bahwa ada saudara kita sesama muslim yang telah meninggal dunia.
Kabar kematian sesungguhnya adalah nasehat kepada kita namun sayangnya banyak diantara kita yang melewatkan saja peringatan tentang kematian ini seolah-olah itu hanya untuk orang lain dan bukan untuk kita.
Imam Ali Bin Abi Thalib berkata, sesungguhnya perkataan “Inna lillahi (sesungguhnya kita adalah milik Allah) adalah tanda pengakuan kita bahwa kita ini adalah kepunyaan atau milik Allah. Sedangkan ucapan kita, “inna ilaihi rajiu’n” (kepada-Nyalah kita kembali) adalah pengakuan atas diri kita bahwa kita semua akan menuju kepada kematian.
Alquran mengingatkan bahwa,”setiap yang bernyawa akan merasakan mati (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 185). Maka tentunya setiap mendengar kabar berita adanya saudara kita yang meninggal dunia seharusnya menyadarkan dan mengingatkan kepada kita bahwa kita juga akan menyusul mereka. Kematian hanyalah dipergilirkan diantara manusia.
Tidak ada ada yang bisa lari dari kematian.“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. An-Nisa ayat 78).
Seorang sahabat pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakan manusia yang paling cerdas?” Rasulullah lalu menjawab, “Yang paling banyak mengingat mati, kemudian yang paling baik dalam mempersiapkan kematian, itulah orang yang paling cerdas.” (HR Ibnu Majah, Thabrani, dan Al Haitsami).
Jadi orang cerdas dapat dilihat dari sikapnya terhadap kematian dimana mereka mengisi hidupnya dengan memperbanyak amal shaleh sebelum kematian datang menjemputnya.
Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar