Langsung ke konten utama

KEMBALI KE HATI UNTUK SAMPAI KEPADA ALLAH


William James (11 Januari 1842 – 26 Agustus 1910), seorang psikolog dan filsuf terkemuka Amerika serikat pernah mengatakan bahwa,”manusia adalah makhluk sosial, tetapi ia tidak akan menemukan kepuasan kecuali jika ia bersahabat dengan kawan yang Agung (The Great Soceis). Kawan Yang Agung yang beliau maksud  itu adalah Tuhan, Allah SWT.

Di jaman revolusi Industri dan Teknologi Informasi ini apa yang diungkapkan oleh Willian James tersebut menemukan pembenarannya. Banyak manusia modern yang kemudian kembali kepada Tuhan setelah lelah dalam mencari. Setelah memiliki banyak harta, kekuasaan, jabatan, kemewahan serta kenikmatan materi lainnya namun ia merasakan sesuatu yang kurang dalam hidupnya. Ia selalu merasa sepi dalam keramaian. Boleh jadi temannya banyak dan pergaulannya luas tetapi sebenarnya ia merasa sepi (hatinya hampa). Ia ingin kembali kepada Kawan sejati yaitu Tuhan.

Namun bagaimana caranya kembali kepada Tuhan ?
Caranya adalah dengan menata hati kita kembali.
Hati adalah pusat pandangan, pemahaman, dan ingatan (dzikir).
Hati yang tidak bisa lagi melihat kebenaran adalah hati yang buta (QS. Al Hajj ayat 46), hati yang tidak pernah mau merenungkan alquran dan tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta ini adalah hati yang terkunci. (QS 47:24). Orang yang selalu mengikuti hawa nafsunya menandakan hatinya lalai (QS. Al Kahfi ayat 28),  hati yang tidak bisa memahami dan membedakan mana yang benar dan mana yang salah adalah hati yang telah tertutup (QS Al Kahfi ayat 57).
Hati yang buta, hati yang terkunci, hati yang lalai dan hati tertutup adalah karena tidak ada cahaya (Nur) dari Allah.

Allah tidak bisa bersemayam di dalam hati yang tidak ada Nur atau cahaya di dalamnya. Hati yang tidak ada Nur di dalamnya maka syetan lah yang bersemayam di dalamnya. Maka dari itu kita kembali kepada Hati untuk mengusir syetan dan menghadirkan kembali Tuhan di dalamnya.

Hati itu ibarat cermin apabila ia sering dibersihkan maka kita akan bisa melihat gambaran diri kita yang terpantul di dalamnya sebaliknya apabila kita lalai membersihkannya maka lama kelamaan ia akan berkarat dan makin sulit dibersihkan. Karena itu mari kita perbaiki hati kita dengan cara mendatangi kembali Allah. Agar Nur Allah kembali menyinari hati kita sehingga bisa membuka gembok hati kita yang selama ini buta, terkunci, lalai dan tertutup.

Duduklah menghadap kepada-Nya. Usahakanlah tubuh anda rileks dan pasrah ... biarkan hati bergerak menyebut Asma-Nya yang Maha Agung ... Ajaklah perasaan dan fikiran untuk hadir bersujud dihadapan-Nya.
Jangan hiraukan kebisingan diluar ... usahakan hati tetap teguh menyebut nama Allah berulang-ulang ... sampai datang ketenangan dan hening serta rasa dingin didalam kalbu ... kalau anda mengalami pusing dan penat ... berarti cara berdzikirnya menggunakan kosentrasi didalam fikiran, maka ulangi dengan cara berkomunikasi didalam jiwa/hati ...
Mohonlah kepada Allah agar diampuni segala dosa dan dibukakan hati dan dimudahkan menempuh jalan menuju kepada-Nya...
Allah berfirman,”bumi dan langit-Ku tidak bisa memuatku, kecuali "Hati" hamba-Ku yang mukmin lunak dan tenang ( HR Abu Dawud).

Anda yang ingin sungguh-sungguh kembali kepada Tuhan maka mulailah dengan Uzlah atau menyendiri untuk sementara waktu. Kita menyendiri untuk memperbanyak ibadah shalat, dzikir, membaca alquran. Kita menyendiri untuk intropeksi diri mohon ampun kepada Tuhan atas segala dosa dan maksiat yang pernah kita lakukan. Kita bersihkan sifat-sifat buruk dan tercela yang ada dalam diri kita dan kemudian secara perlahan kita mulai menggantinya dengan sifat dan akhlak terpuji.
Maka beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya dan celakalah orang yang mengotorinya (QS. As Syam ayat 9-10)
Wallahu’alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN

ARTIKEL  TP4D PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin. Salah satu permasalahan bagi Kementerian/Lembaga/SKPD/Institusi (K/L/D/I) yang sedang melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang menggunakan kontrak tahun tunggal adalah seluruh pekerjaan tersebut  harus sudah diselesaikan sebelum akhir tahun anggaran. Namun disinilah permasalahan yang sering terjadi yaitu banyak pekerjaan pengadaan barang dan jasa yang ternyata tidak atau belum selesai sedang kontrak pelaksanaan pekerjaan telah berakhir. Terhadap permasalahan tersebut banyak PPK yang bimbang atau ragu dalam mengambil keputusan. Ada beberapa kemungkinan yang dilakukan oleh PPK  terhadap pekerjaan yang diperkirakan tidak akan selesai sampai dengan akhir tahun anggaran yaitu : 1.     PPK memutuskan kontrak secara sepihak dan penyedia barang/jasa dianggap lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya. Atas sisa pekerjaa

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN Mari kita mulai dari Yeruselem. Yeruselem adalah kota suci. Dari sana Alquran  menceritakan banyak sekali kisah dari  Nabi Musa as, Nabi Dawud as dan putranya Nabi Sulaiman as, Nabi  Zakaria as, Nabi Yahya as dan dan Nabi Isa as.  Bangsa Bani Israel mencapai puncak kejayaannya  pada jaman Nabi Daud as dan Nabi Sulaeman as yang pemerintahannya berpusat di Yeruselem. Pada pada tahun 586 SM, kota Jerussalem diserang dan dihancurkan pertama kali oleh Raja  Nebuchadnezzar  dari Babylonia. Semua orang yahudi di bawa ke babylonia untuk dijadikan budak. Namun pada saat babylonia ditaklukan oleh Raja Cyrus dari Persia, orang-orang Yahudi tersebut dikembalikan kembali ke Jerussalem. Bangsa Yahudi yakin berdasarkan kitab suci mereka bahwa kelak Allah swt akan mengembalikan kembali bangsa Yahudi  ke Yeruselem  dan akan menurunkan  Messiah atau Al Masih yang akan mengembalikan kejayaan mereka untuk memerintah dunia dari Yeruselem

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin Salah satu perbedaan antara hukum Tuhan dengan Hukum buatan manusia adalah pada kepastian hukumnya. Hukum Tuhan tidak pernah berubah oleh zaman dan tidak ada kontradiksi atau pertentangan didalamnya , ini berbeda dengan hukum buatan manusia yang sering terjadi konflik norma di dalamnya, sehingga membuka ruang manusia untuk menafsirkannya sesuka hati dan sesuai dengan kepentingan. Di dalam hukum Tuhan, kita tidak boleh menafsirkan ayat secara serampangan dan bebas, tapi ada petunjuk metodologi yang harus dipatuhi supaya kita tidak salah dalam mengambil kesimpulan atas suatu makna. Di dalam alquran misalnya  kita tidak boleh mengambil satu ayat secara terpisah dan kemudian menyimpulkannya. Tapi ambillah semua ayat yang berkaitan dengan topik dan pelajari semua secara bersamaan  untuk mendapatkan makna yang menyeluruh. Makna yang harmonis, karena tidak ada sedikitpun kontradiksi dalam alquran. Misalnya di dalam Alquran