81 hari sebelum perginya Rasulullah saw dari dunia ini, beliau terlihat duduk bersama seluruh sahabat di Masjid Kuba, lalu secara tiba-tiba Malaikat Jibril datang menampakkan dirinya dalam wujud manusia dengan berpakaian serba putih dengan rambut dan jenggot tebal hitam mendatangi Nabi saw.
Malaikat Jibril kemudian menanyakan beberapa pertanyaan.
Salah satu pertanyaan itu adalah ‘Apa itu Al-Ihsan?
Rasulullah saw kemudian menjawab, ‘Ihsan adalah kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu (HR. Muslim).
Suatu ketika Nabi Musa as ingin melihat Tuhan. Dia kemudian naik diatas puncak gunung Sinai.
Musa as berkata “Ya Tuhanku, tampakkanlah wajahMu (diri Engkau) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau… (QS. Al A’araf ayat 143).
Lalu apa jawaban Tuhan ?
“Engkau sekali-kali tidak akan mampu melihatku (dengan mata yang dikepala itu), tetapi arahkanlah pandangan engkau ke gunung itu. Maka jika ia tetap pada tempatnya, niscaya engkau dapat melihatku…” (QS. Al-A’raf: 143).
“Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh…” (QS. Al-A’raf: 143).
“Dan, Musa pun jatuh pingsan…” (QS. Al-A’raf: 143).
“Maka setelah Musa sadar kembali….” (QS. Al-A’raf: 143).
“Dia berkata, ‘Mahasuci Engkau….” (QS. Al-A’raf: 143).
“Aku bertaubat kepada Engkau,” (QS. Al-A’raf: 143).
Musa sadar bahkan manusia tidak akan sanggup melihat Tuhan dengan mata yang ada dikepala itu.
Rasulullah saw mengatakan beribadahlah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya. Tapi Allah mengatakan kepada Musa, wahai Musa engkau tidak akan bisa melihatKu dengan mata kepalamu. Lalu apakah kita memiliki mata lain selain mata di kepala kita?
Al-Qur’an berkata, ‘Ya!
Hati dapat melihat.
“Bukan mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (QS. Al Hajj ayat 46)
Banyak manusia di dunia saat ini karena serbuan sekulerisme dan materialisme maka hati mereka menjadi buta.
Lalu bagaimana agar hati dapat melihat ?
Hati dapat melihat kalau ada Nur (cahaya) di dalamnya.
Tapi Nur ini tidak dijual di pasar atau di supermarket. Alquran mengatakan bahwa Allah hanya akan memberikan Nur kepada siapa yang dikehendakinya (QS. An Nur ayat 35).
Lalu siapa dari mereka itu yang dikehendaki oleh Allah untuk mendapatkan Nur itu ?
Pertama, mereka yang sungguh-sungguh berjuang untuk mendekatkan diri kepada Allah (QS. Al Ankabut ayat 69).
Allah swt berfirman dalam hadis qudsi,” Dan tidaklah seorang hamba mendekat kepada-Ku yang lebih aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Hamba-Ku terus-menerus mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku pun mencintainya. Bila Aku telah mencintainya, maka Aku pun menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia pakai untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia pakai untuk berjalan. Bila ia meminta kepada-Ku, Aku pun pasti memberinya. Dan bila ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku pun pasti akan melindunginya (HR. Bukhari)
Kedua, Allah swt berfirman,”telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menjelaskan (QS. Al Maidah ayat 15)
Cahaya dari Allah yang dimaksud adalah Muhammad saw. Jadi untuk mendapatkan Nur itu maka anda juga harus membangun hubungan dengan Nabi Muhammad saw. Jadi ikutilah Nabi Muhammad, ikutilah sunnahnya, dan banyak-banyaklah membaca shalawat kepadaNya “Allahumma sholli a’la Muhammad wa a’la ali Muhammad”. Perbanyaklah membaca shalawat terutama pada hari Jumat (QS. Al Ahzab ayat 56).
Ketiga anda harus dekat dengan alquran karena Alquran adalah firmanNya, KalamNya. (QS. An Nur ayat 35)
Ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulullah SAW. Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai Allah?'' Beliau menjawab, ''Al-hal wal murtahal.'' Orang ini bertanya lagi, ''Apa itu al-hal wal murtahal, wahai Rasulullah?'' Beliau menjawab, ''Yaitu yang membaca Alquran dari awal hingga akhir. Setiap kali selesai ia mengulanginya lagi dari awal.'' (HR Tirmidzi).
Jadi bacalah selalu alquran. Nabi saw menganjurkan untuk membacanya secara terus menerus dari awal sampai akhir (Khatam) setiap bulan sekali. Setiap huruf dan kata dalam alquran adalah jendela untuk mendapatkan Nur/cahaya.
Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar