BUKU
(teman setia dalam kesendirian)
Wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad saw adalah “Iqra” – bacalah (QS. Al alaq ayat 1)
-----
Sejak ditemukan tulisan dan banyak informasi ditulis maka sejarah kemudian mencatat bahwa perkembangan peradaban di dunia ini digerakkan oleh buku-buku. Pada 1945, Horace shipp dalam bukunya berjudul Books that moved the world, mengatakan bahwa disamping injil dan alquran, ada beberapa buku yang dianggap berpengaruh mengubah dunia diantaranya The Republic (plato), The city of God (st. Augustine), The origin of species (Charles Darwin) dan das kapital (Karl Marx). Jk Rowling telah menulis buku Harry potter, kisah tentang penyihir muda yang memerangi iblis Voldemort ini telah terjual lebih dari 300 juta eksemplar dan telah diterjemahkan ke dalam 63 bahasa. Di dalam agama Islam sendiri, salah satu buku yang sangat berpengaruh dalam pemikiran keagamaan adalah buku “Ihya Ulumuddin” Karya Imam Al Gahzali. Banyak buku yang ditulis dan penulisnya meninggal dunia ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu namun sampai sekarang bukunya masih terus di baca oleh masyarakat dunia.
Jadi betapa besar sebuah pikiran dan ide yang ditulis dalam buku dan kemudian mempengaruhi pembacanya. Tokoh-tokoh besar dunia yang muncul dalam sejarah juga banyak dipengaruhi oleh buku yang dia baca dan kemudian menjadi spirit perjuangannya. Banyak juga tokoh-tokoh besar dunia yang tidak pernah mengenyam Pendidikan tinggi namun memiliki pikiran-pikiran besar karena sangat mencintai buku. Sutan Syahrir, Pendidikannya hanya sampai SMA namun pidatonya di depan PBB tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia menggetarkan peserta yang hadir pada saat itu.
Banyak yang bilang bahwa tinggi-rendahnya peradaban suatu bangsa di antaranya diukur dari minat baca masyarakatnya yang sangat besar. Sebagai contoh Jepang. Negara yang berjuluk Negeri Sakura tersebut mampu menyaingi Amerika Serikat atau Eropa berkat adanya minat membaca yang kuat. Kecanduan rakyat Jepang dalam membaca menjadi teladan bagi negara-negara lain. Tak jarang, di tempat-tempat umum orang-orang Jepang membawa buku, komik, koran atau majalah. Ketika bepergian, bekal utama yang diselipkan dalam koper atau tas ransel adalah bahan bacaan.
Banyak hal yang bisa diperoleh dari membaca. Orang yang sering membaca akan memperoleh banyak manfaat diantaranya mereka akan (belajar) terbiasa berpikir kritis, mereka tidak mudah mempercayai sesuatu sebelum membuktikan atau menyakini kebenaran suatu informasi yang datang kepada mereka. Nah orang yang berpikir kritis ini tidak akan mudah termakan propaganda (oleh media-media mainstream) yang tanpa kita sadari sedang diarahkan pada suatu agenda tertentu seperti selera, gaya hidup maupun opini. Orang yang terbiasa membaca buku mereka juga lebih berpikir terbuka, toleran dan tidak mudah menghakimi sesuatu karena tahu bahwa diluar sana ada banyak pendapat, pemikiran, dan nilai-nilai berbeda yang dianut oleh banyak masyarakat.
Tapi walaupun membaca itu bermanfaat namun Karena waktu kita terbatas maka tentunya tidak semua buku itu layak dibaca atau disimpan diperpustakaan. Kita umumnya memiliki selera yang berbeda dalam bacaan karena latar belakang kita yang masing-masing berbeda. Maka pilihan bacaan diserahkan kepada pribadi masing-masing. Saya sendiri lebih senang pada buku-buku dengan tema politik, hukum, sosial maupun agama dan oleh karena itu buku-buku dengan tema tersebut yang lebih banyak mengisi rak perpustakaan saya.
Tugas utama orang yang bersekolah adalah membaca. Pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA perguruang Tinggi menuntut orang untuk terus membaca buku. Mereka yang hanya sekolah bahkan sampai bergelar S3 (Doktor) namun malas membaca buku maka hampir bisa dipastikan tidak akan bisa menulis padahal salah satu standar orang itu berpikir adalah dengan menulis. Benar kata Rocky gerung “Ijazah itu hanya tanda anda pernah sekolah. Bukan tanda anda pernah berpikir.
Jadi membaca harus diikuti dengan menulis, mengapa ? karena dengan menulis kita diarahkan untuk belajar mengumpulkan banyak informasi dan kemudian memilah informasi itu untuk menemukan kebenaran. Ciri dari kebenaran adalah tidak ada kontradiksi di dalamnya. Informasi yang penuh kontradiksi menandakan ada kebohongan di dalamnya.
Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar