FIRAUN DAN OLIGARKI
Salah satu Kisah Politik yang diceritakan di dalam alquran adalah kisah Nabi Musa dan Firaun. Nama Firaun di sebut dalam Al-Quran sebanyak 74 kali dan hal ini menunjukkan perhatian kepada manusia untuk memahami obyek tentang seputar Firaun tersebut.
Firaun adalah seorang raja mesir kuno namun kekuasaannya dipergunakan untuk melakukan penindasan dan represif kepada rakyatnya. Ketika firaun menganggap dirinya sudah tidak tertandingi dan bahkan mengklaim dirinya sebagai penguasa tertinggi di dunia maka Tuhan kemudian mengutus Nabi Musa untuk memperingatkan firaun bahwa ada Tuhan yang lebih tinggi daripada dirinya yaitu Tuhan langit dan bumi.
Firaun memiliki kekuasaan yang tidak tertandingi karena kekuasaannya ditopang oleh para pendukungnya yang terdiri dari tokoh-tokoh pembesar seperti Haman dan qorun. Nama Haman adalah gelar bagi pemimpin para dukun sihir yang menjaga kekuasaan Firaun. Di dalam Al-Quran Haman di sebut sebagai para pembesar (QS. AL Qasas Ayat 38).
Haman dalam kontes sekarang bisa saja terdiri dari para tokoh politik, penasehat, staf ahli, pemilik media masa dan tokoh agama yang menjilat kekuasaan. Karakteristik mereka adalah menggantungkan kekuasaannya pada kekuasaan dan menebarkan propaganda untuk memperkuat kekuasaan dengan menebarkan rasa takut, tujuannya adalah menanamkan ketakutan pada pemerintah.
Sementara nama Qarun adalah mereka yang berlimpah harta benda yang dalam konteks sekarang adalah para kolongmerat dan korporasi-korporasi besar yang menopang kekuasaan karena memperoleh privelege dari kekuasaan itu (QS. Alqasas ayat 76).
Tugas utama qorun adalah membiayai mesin politik kekuasaan.
Kombinasai antara Firaun, Haman dan Qorun dalam konteks zaman modern ini kita sebut sekarang sebagai oligarki yaitu di mana kekuasaan hanya berada di tangan segelintir orang untuk kepentingan kelompok mereka sendiri dengan mengabaikan hak-hak rakyat
Kisah firaun ini mengajarkan kepada kita bahwa sekuat dan sebesar apapun kekuasaan itu tapi apabila digunakan untuk melakukan penindasan maka suatu saat akan berakhir dengan tragis. Firaun akhirnya mati tenggelam di laut merah pada saat akan mengejar Nabi Musa dan umatnya yang melarikan diri dari penindasan firaun.
Tuhan yang maha bijaksana telah menyatakan dalam alquran bahwa dia mengawetkan jasad firaun agar dapat menjadi tanda bagi umat yang akan datang pada akhir zaman (QS. Yunus ayat 92).
Kini jasad firaun telah ditemukan pada tahun 1898 maknanya adalah sebagai tanda bagi mereka yang hidup seperti firaun (melakukan penindasan) maka mereka akan mati dengan cara firaun mati yaitu baru menyadari bahwa mereka salah dalam keyakinan dan perilaku jahatnya dan baru akan mau menerima kebenaran akan tetapi sudah terlambat dan mereka akan mati dengan pengetahuan bahwa mereka akan masuk ke dalam api neraka.
Komentar
Posting Komentar