MIMPI
(Kajian tentang mimpi yang benar)
Nabi Muhammad saw bersabda,” pada akhir zaman mimpi orang beriman merupakan satu dari empat puluh enam kenabian (HR. Bukhari).
---------------
Di dalam Islam dipercaya bahwa ilmu pengetahuan dapat diperoleh dari dua sumber yaitu pertama ilmu pengetahuan yang didapatkan secara eksternal melalui panca indra seperti membaca buku, mendengar dari guru atau melalui penelitian ilmiah dan kedua ilmu pengetahuan yang diterima secara internal.
Mimpi yang kita bahas hari ini merupakan ilmu pengetahuan yang diterima secara internal dalam arti ilmu pengetahuan tersebut datang langsung dari Allah swt.
Nabi Muhammad saw bersabda,” pada akhir zaman mimpi orang beriman merupakan satu dari empat puluh enam kenabian (HR. Bukhari).
Pengalaman berupa mimpi yang benar merupakan bagian terakhir dari kenabian yang masih tersisa di dunia setelah meninggalnya Nabi Muhammad saw. melalui mimpi yang benar manusia mendapatkan ilmu pengetahuan langsung yang diperoleh dengan mata hati yang dapat melihat.
Nah satu-satunya waktu bagi orang beriman untuk dapat memastikan hatinya dapat melihat adalah Ketika dia melihat dalam mimpi.
Kakek Nabi Muhammad saw, Abdul Muthalib berhasil menemukan kembali mata air Zamzam yang pernah hilang di Mekkah adalah setelah dia mendapatkan informasi lewat mimpi mengenai dimana tepatnya lokasi mata air tersebut.
Dalam kehidupan kita, salah satu contoh mimpi nyata yang merupakan pengetahuan langsung yang datang melalui hati adalah, anda bermimpi rumah tetangga anda terbakar, beberapa hari kemudian rumah tetangga anda itu benar-benar terbakar. Mimpi anda menjadi kenyataan.
Mimpi dalam alquran
Di dalam alquran sendiri dibahas dan diceritakan tentang mimpi-mimpi yang benar dan menjadi kenyataan seperti mimpi Nabi Yusuf as pada saat dia masih kecil dimana dia melihat matahari, bulan dan sebelas bintang bersujud kepadanya dan mimpi itu diceritakan kepada ayahnya Nabi Yakub as. Beberapa tahun kemudian setelah menjadi Menteri keuangan Mesir, mimpi Nabi Yusuf akhirnya terwujud menjadi nyata takkala ayah, ibu dan kesebelas saudara lelakinya semua tunduk bersujud kepadanya. Nabi Yusuf berkata, wahai ayahku, inilah taqwil mimpiku yang dahulu itu. Allah telah mewujudkannya menjadi nyata (QS. Yusuf ayat 99-100). Mimpi nabi Yusuf as bewujud dalam bentuk simbolisme dimana Matahari adalah ayahnya, bulan adalah ibunya, dan sebelas bintang bersujud kepadanya adalah simbol sebelas saudaranya.
Kemudian mimpi yang diceritakan lagi dalam alquran adalah mimpi Raja mesir yang mana dia melihat tujuh sapi yang gemuk dimakan oleh tujuh sapi yang kurus, dan tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh tangkai lainnya yang kering (QS. Yusuf ayat 43-44). Mimpi itu kemudian diceritakan kepada Nabi Yusuf as yang kemudian menasehati sang raja agar memerintahkan rakyatnya bercocok tanam tujuh tahun berturut-turut kemudian selama masa itu sebagian hasil panen disimpan digudang untuk persiapan masa kekeringan yang akan melanda selama tujuh tahun berikutnya sehingga musim hujan tiba kemudian (QS. Yusuf ayat 47-49)
Takwil yang benar mengenai makna mimpi itu menjadikan pemerintah mesir mampu menentukan kebijakan yang tepat sehingga dapat menghindari bencana nasional berupa kelaparan.
Jadi mimpi itu terkadang datang dalam bentuk simbol dan untuk memahaminya diperlukan takwil atau penjelasan lebih jauh.
Bahwa selain mimpi-mimpi diatas, beberapa mimpi juga diceritakan dalam alquran seperti mimpi Nabi Ibrahim yang melihat mengorbankan anaknya (Ismail), mimpi Nabi Muhammad saw pada malam sebelum perang badar yang membuat kaum muslim akhirnya menang dalam perang badar (QS. Al Anfal ayat 43-44)
Jadi Ini menarik perhatian kita bahwa betapa pentingnya fenomena tentang mimpi yang benar dan nyata sebagai sumber ilmu pengetahuan. Namun secara aneh dan misterius, Ilmu pengetahuan yang datang dari barat dengan paham sekulernya telah menghapus mimpi, intuisi, ilham sebagai sumber ilmu pengetahuan. Pendidikan barat hanya mau menerima ilmu pengetahuan yang dapat dibuktikan secara empiris.
Padahal ada beberapa literatur dari barat sendiri yang menceritakan bahwa beberapa penemuan besar justru sebagian berawal dari sebuah mimpi seperti Ide membuat mesin jahit ternyata berawal dari mimpi Elias Howe pada tahun 1845, penemuan teori relativitas juga berawal dari mimpi yang dialami oleh Albert Einstein, kemudian penemuan Konsep model atom Niels Bohr ternyata juga didapatkan melalui mimpi, dan kemudian inspirasi tentang bentuk struktur DNA manusia diperoleh oleh Dr. James Watson saat ia tidur dan bermimpi.
(https://www.idntimes.com/science/discovery/eka-amira-yasien/kumpulan-penemuan-besar-yang-terinspirasi-dari-mimpi)
Ada beberapa jenis mimpi
Mimpi dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu pertama mimpi yang baik dan nyata yang datang dari Allah swt. Kedua mimpi buruk yang datang dari syetan dan ketiga mimpi yang berasal dari Nafs yakni diri kita sendiri.
Lalu bagaimana mengenali ketiga jenis mimpi tersebut ?
Mimpi yang baik yang datang dari Allah itu biasanya berupa petunjuk atau kabar gembira (busyra) misalnya mimpi yang kemudian mengubah hidup kita dan mengembalikan kita pada jalan yang lurus seperti mimpi bertemu Nabi Muhammad saw atau mimpi Aminah sewaktu mengandung Nabi Muhammad saw bahwa anaknya kelak menjadi manusia agung.
Mimpi yang dari syetan itu biasanya datang dalam bentuk mimpi buruk yang menyebabkan rasa nyeri dan membuat stres. Mimpi ini jangan diceritakan kepada orang lain dan sebaiknya sewaktu mendapatkan mimpi seperti ini segera bangun dan meludah (tanpa menyembur) ke sebelah kiri 3X dan memohon perlindungan kepada Allah dengan membaca ta’awudz.
sedangkan mimpi yang berasal dari diri sendiri adalah yang merupakan cerminan pikiran dan pengalaman yang dialami selama waktu sadar yang kemudian terbawa dalam mimpi.
Bahwa adab (sopan santun Islam) apabila ada seseorang yang hendak menceritakan mimpinya maka bagi pendengar adalah agar segera mengatakan, “ Insya Allah, semoga itu kabar baik “
Bagaimana mendapatkan mimpi dan penglihatan yang baik dan nyata
Ulama Islam mengatakan bahwa mimpi dan penglihatan yang baik dan nyata adalah karunia Allah kepada Hamba yang dikehendakiNya. Allah mengetahui isi hati manusia. Jadi jika orang beriman ingin diberkahi Allah mendapatkan mimpi dan penglihatan yang baik dan nyata maka dia harus melatih dirinya untuk menghilangkan rasa benci, permusuhan, dengki, serakah dan hatinya harus belajar bagaimana memaafkan. Puasa dan shalat malam akan sangat berperan untuk menjernihkan hati. Ketika hati sudah bersih maka nur (cahaya) Allah akan masuk sehingga hati bisa melihat.
Nabi saw mengatakan Pada akhir zaman akan ada golongan pembohong besar, jadi waspadalah terhadap mereka (HR. Muslim).
Inilah kebohongan yang disebarkan lewat industri propaganda. Kebohongan yang membuat orang kehilangan kemampuan untuk mempertanyakan apa yang sesungguhnya terjadi dan hanya mengikuti saja skenario yang sedang dimainkan. Kebohongan yang membuat kita tanpa sadar diperintah, pikiran-pikiran kita ditata, selera-selera kita dibentuk dan ini dilakukan oleh orang yang tidak pernah kita kenali.
Berbagai hal tidak terlihat sebagaimana adanya, air tampak seperti api dan api tampak seperti air. Jika orang beriman tidak memiliki cahaya di dalam hatinya untuk melihat maka dia akan tertipu, terbawa dalam kebohongan itu dimana seakan dia menuju ke surga padahal hakekatnya sedang mengarah ke neraka (akibat silau dengan kemajuan teknologi, industrialisasi dan materialisme)
“Mereka punya mata tapi tidak melihat, punya telinga tapi tidak mendengar dan punya hati tapi tidak memahami (QS. Al Al’raf ayat 179).
Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar