GURU DAN MURID DALAM
PROSES PENCARIAN PENGETAHUAN
Pada suatu ketika Nabi Musa berbicara di hadapan kaumnya Bani
Israil, kemudian ada seseorang yang bertanya, ‘apakah ada orang yang lebih pintardari kau? Nabi Musa menjawab, ‘tidak ada, aku adalah orang
yang paling pintar.
Ucapan
Nabi Musa tersebut ditegur oleh Allah dan kemudian menurunkan wahyu kepadanya “wahai
Musa sesungguhnya aku mempunyai seorang hamba yang tinggal ditempat bertemunya
dua lautan (Majma al-Bahrain), dia lebih
pintar daripada kamu. belajar kepadanya supaya engkau sadar bahwa ada yang
lebih berilmu dari kamu.
Nabi musa kemudian meminta ijin kepada Allah untuk menemui hamba
tersebut yang bernama Khidir untuk mempelajari ilmunya, dan setelah bertemu, Nabi
Musa berkata kepada Khidir, ‘Bolehkah
aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah
diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk (Q.S. Al-Kahfi ayat 66).
Khidir menjawab, ‘Sungguh, engkau
tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar
atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang hal itu (Q.S.
Al-Kahfi ayat 67-68).
Kisah Nabi Musa kami cukupkan sampai disini, anda dipersilahkan
untuk mengikuti kelanjutan kisahnya di dalam Alquran surat Al Kahfi.
Kisah Nabi Musa tersebut diatas mengajarkan
kepada kita bagaimana proses yang harus dilalui dalam pencarian pengetahuan.
Pertama perintah Allah kepada Nabi Musa agar
menemui Khidir ditempat
bertemunya dua lautan (Majma al-Bahrain),mengandung makna
bahwa Ilmu yang harus dipelajari
adalah yang mampu memadukan secara harmonis antara intelektual dan
spiritualitas, yaitu kemampuan untuk menyerap pengetahuan secara eksternal
melalui pengamatan secara empiris dan proses pensucian diri melalui pikiran
yang secara terus menerus berhubungan dengan Tuhan (dzikir) sehingga akhirnya dapat
menyerap pengetahuan secara internal yang bersumber langsung dari Allah dalam
bentuk Ilham, Intuisi.
Dunia
pengetahuan barat hanya mengajarkan bahwa pengetahuan hanya dapat diperoleh melalui
pengamatan empiris dan sesuatu itu baru bisa dipercaya kalau dapat dibuktikan
kebenarannya melalui pengamatan oleh panca indra. Hal Ini tidak terlepas dari
dunia materialisme yang dianut oleh barat. Karena itu ilmu pengetahuan mereka semakin
menjauhkan mereka dari Tuhan karena Tuhan tidak bisa dilihat oleh mata hati
mereka yang buta (QS. Al Hajj ayat 46)
Namun Islam
mengajarkan bahwa pengetahuan bukan
hanya yang bisa diserap oleh mata kepala melalui pengamatan empiris tapi
juga hati bisa menyerap pengetahuan karena hati bisa melihat. kapan hati bisa
melihat ? Hati bisa melihat kalau dia memperoleh cahaya (nur) dari Allah (QS.
An nur ayat 35)
Kedua Ilmu di datangi bukan mendatangi.
Seorang murid yang ingin mendapatkan pengajaran maka dia harus datang kepada
seorang guru untuk bertanya dan mendengarkan pengetahuan dari sang Guru. Tapi di Jaman modern sekarang ini murid bisa saja tidak perlu lagi
mendatangi guru tapi bisa dengan mendengarkan pengajarannya melalui you tube
atau melalui buku yang ditulis oleh sang guru.
Selama
proses pengajaran, murid tidak diperbolehkan untuk mendebat gurunya. Murid harus
sabar dan rendah hati mengikuti
pengajaran yang disampaikan oleh gurunya. Namun demikian seorang guru tetap harus mengingatkan muridnya agar tak menerima begitu saja
pengetahuan yang disampaikan kecuali muridnya yakin bahwasanya itu benar. Oleh
karena itu guru akan memperbolehkan murid untuk
mengklarifikasi atau meminta penjelasan.
Ketika Murid
tidak setuju dengan pandangan gurunya terhadap subjek atau topik yang sedang
dibahas, dia tetap tidak boleh mendebat gurunya apalagi didepan murid-murid
yang lain. Setelah selesai pelajaran barulah dia datang kepada gurunya untuk
meminta penjelasan.
Guru
tidaklah bebas dari kesalahan, jika sang murid tidak yakin bahwa gurunya bisa
memuaskan dahaganya akan ilmu, maka dia harus mencari guru yang lain. Tetap
sang murid tidak boleh mendebat gurunya.
Kami tidak
setuju dengan cara pengajaran yang digunakan guru hari ini. Saat ini guru membebaskan murid untuk banyak
bertanya dan mendebat gurunya selama proses pengajaran berlangsung dengan
alasan supaya murid dapat bersikap kritis. Banyak murid yang menggunakan lidahnya lebih
banyak untuk berbicara daripada telinganya untuk mendengar. Murid seperti ini sulit
menjadi orang yang rendah hati sehingga akhirnya spiritualitasnya tenggelam dan
mata hatinya buta untuk menyerap pengetahuan secara benar.
Murid yang
diberkahi adalah yang terus menerus belajar dengan rendah hati dan akhirnya akan
menemukan kebenaran dari pengetahuannya sendiri.
Ketiga Menemukan guru yang memiliki
kemampuan spiritualitas melalui proses tazkiyah, pensucian diri terus menerus
sangatlah sulit. Tapi kalau kita menemukan guru seperti ini ikutilah dia,
belajarlah terus kepadanya dan bersabarlah bersamanya. Karena kalau anda tidak
bisa bersabar bersamanya dan anda lebih banyak berdebat dengannya maka guru
tersebut akan meninggalkan anda dan mempersilahkan anda mencari guru yang lain.
Wallahu’alam
bisshowab
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.site
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
8 Pasaran Togel Terbaik Bosku
Joker Slot, Sabung Ayam Dan Masih Banyak Lagi Boskuu
BURUAN DAFTAR!
MENYEDIAKAN DEPOSIT VIA PULSA TELKOMSEL / XL
DOMPET DIGITAL OVO, DANA, LINK AJA DAN GOPAY
UNTUK KEMUDAHAN TRANSAKSI , ONLINE 24 JAM BOSKU
dewa-lotto.site