Langsung ke konten utama

SAYA MUSLIM BUKAN SUNNI DAN BUKAN SYIAH




SAYA MUSLIM BUKAN SUNNI DAN BUKAN SYIAH


Saya adalah seorang sunni, namun ketika saya mempelajari alquran saya menyadari bahwa saya bukanlah sunni ataupun syiah, melainkan saya adalah seorang muslim (SIH)”

Saya termasuk orang yang mendukung ulama-ulama yang dengan keikhlasan hati mereka ingin menjembatani  persatuan sunni dan syiah. saya sudah membaca habis Buku Prof. Dr. Quraish Shihab “mungkinkah sunni dan syiah bergandengan tangan”. saya juga membaca buku syiah menurut Syiah yang diterbitkan oleh Jamaah ABI,ormas Syiah di Indonesia dan beberapa buku-buku lain ataupun tulisan-tulisan yang membahas seputar sunni dan syiah.

Saya sampai pada kesimpulan syiah adalah muslim. Muslim adalah orang yang berserah diri (tunduk) kepada Allah. Semua orang muslim adalah saudara saya. Dan syiah adalah Islam. Tidak ada muslim sunni dan syiah di dalam alquran.

memang di kalangan umat Islam dan di Indonesia khususnya, pengetahuan mereka tentang syiah adalah suatu kelompok yang mencaci maki para sahabat Nabi. Dan ini memang harus diakui bahwa ada perilaku sebagian penganut Syiah yang berlebih-lebihan (ekstrim) dalam mencintai Ahlul Bait, terutama Ali, sehingga mereka melaknat para Sahabat yang menurut catatan sejarah mengambil sikap oposisi terhadap Ali. Namun kita harus tahu bahwa ekstrimitas itu ada dalam semua ajaran, baik Islam maupun non Islam. Jadi kita harus bijaksana dalam melihat masalah ini.

Pemimpin Syiah Ayatullah Khameini demi mewujudkan persatuan antara suni dan syiah telah mengeluarkan  fatwa bahwa haram hukumnya melakukan penghinaan terhadap para sahabat nabi dan symbol-simbol yang diagungkan ahlusunnah waljamaah (sunni). Jadi tidak benar tuduhan bahwa syiah memiliki doktrin melaknat sahabat.

Bahwa dari yang saya pelajari masalah utama antara Sunni dan syiah pada pokoknya sebenarnya adalah perbedaan politik, perbedaan di dalam pandangan siapakah yang berhak menggantikan kepemimpinan Rasulullah setelah beliau tiada.

Sunni menganggap kepemimpinan haruslah melalui musyawarah kaum muslimin atas dasar petunjuk dari Alquran (QS. Asy syuura ayat 38), sementara kaum syiah menganggap bahwa Pemimpin kaum muslim haruslah dari kalangan keluarga nabi (Ahlul Bait) yang menjadi Imam. rujukan mereka adalah Hadis terutama hadis yang terkait dengan peristiwa Ghadir Khum. Jadi sekte atau paham sunni dan syiah datang setelah adanya perbedaan politik dalam perebutan kekuasaan.

Bahwa rujukan utama dalam masalah kepemimpinan haruslah mengacu pada alquran. Alquran tidak memberikan teori imamat bahwa kepemimpinan haruslah dari keluarga Nabi. Alquran adalah otoritas absolut. hadis tidak memiliki otoritas seperti alquran. hadis adalah pendukung alquran dan tunduk dan patuh pada alquran. jika hadis bertentangan dengan alquran maka hadis tersebut dikesampingkan. oleh karena itu saya tidak sependapat dengan klaim syiah bahwa kepemimpinan haruslah dari keluarga Nabi. saya mengikuti pendapat mayoritas kaum muslim sunni yang menerima Abu Bakar, Umar, Usman dan kemudian Ali sebagai pengganti Nabi saw sebagai khalifah kaum muslimin.

Namun demikian kita tidak bisa memaksakan pendapat kita kepada orang lain. karena setiap orang memiliki pandangan masing-masing. Di dalam Islam kita mengenal banyak perbedaan para ulama dalam menginterpretasi ajaran Islam yang dikenal dalam bentuk Mazhab. Karena itulah kita mengenal ada banyak mazhab.

Pertanyaannya, dari sekian banyak mazhab, aliran atau paham di dalam islam, mana yang paling benar ? yang paling benar adalah yang mengacu kepada Alquran dan hadist shahih. 
Oo Tentunya semua aliran atau paham akan mengklaim bahwa pahamnya yang lebih dekat dengan Al quran dan sunnah. Tapi demi persatuan,  muslim yang baik akan mengembalikan perbedaan ini kepada pemilik kebenaran. 
“maka jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah  yaitu al quran dan Rasulnya yaitu sunnahnya (QS. Annisa ayat 59). 
Bersabarlah dalam menerima perbedaan karena nanti pada hari kiamat Allah sendiri yang akan menjelaskan diantara umat Islam semua perbedaan itu (QS. As sajdah ayat 25)

KEPADA ANDA YANG MENGATAKAN SYIAH BUKAN ISLAM
Kepada anda yang mengatakan syiah bukan muslim, bukan Islam, maka anda harus membuktikan di dalam alquran bahwa mereka bukan muslim. Alquran menjelaskan apa itu Islam, siapakah muslim dan bagaimana akidahnya, maka anda lakukanlah penelitian bahwa syiah bukan muslim dan Islam dengan rujukan berdasarkan Alquran itu. Kalau anda mengatakan syiah adalah kafir dan anda tidak bisa membawa bukti-bukti di dalam alquran maka tuduhan kafir itu kembali kepada anda.

Kalau anda mengatakan syiah bukan muslim dan kafir karena ada fatwa ulama, maka tunjukkan fatwanya, dimana fatwanya, dan siapa yang mengeluarkan fatwa. Jika Syiah kelompok kafir, maka harus ada konsensus tentang hal ini. Nyatanya tidak ada konsensus para ulama yang dicapai tentang hal ini . Tidak pernah ada ijma ulama yang menyatakan syiah kafir.

Bahwa faktanya dunia Islam telah membolehkan syiah untuk menunaikan ibadah haji selama 1400 tahun, tidak ada satupun rezim penguasa Arab Saudi yang melarang syiah untuk menunaikan ibadah haji. Fatwa ulama Al azhar kairo pada masa pemimpin tertinggi Al azhar Muhammad syaltut telah menyatakan bahwa syiah adalah madzhab kelima Islam.
Bahkan sekarang Pemimpin tertinggi Al-Azhar, Mesir, Syekh Ahmed el-Tayeb, ketika berkunjung ke Indonesia, mengatakan “Suni dan Syiah bersaudara.”

Mereka yang mengatakan syiah kafir bukan Islam maka pada dasarnya mereka  menari dalam irama yang dimainkan oleh dajjal untuk mengobarkan perang saudara sunni-syiah di dunia Islam. namun mereka tidak memahaminya, mereka punya mata tapi tidak melihat, punya telinga tapi tidak mendengar, punya hati tetapi tidak memahami.

Dulu dajjal telah menciptakan perang sunni dan syiah selama 8 tahun antara Irak melalui saddam Husein dengan Iran, tapi tidak berhasil menyeret dunia Islam lain untuk terlibat. lalu dengan menggunakan ISIS yang merupakan proksi mereka,  mereka mencoba lagi perang dengan suriah untuk menciptakan perang sunni syiah melalui isu bahwa syiah membantai sunni. ini juga tidak berhasil. Allah tidak berkehendak itu terjadi.

Bahwa sampai saat ini kami masih melihat ada sebagian ustad-ustad yang ceramah di you tube bahwa sebelum terjadinya kiamat, kita kaum muslimin akan berperang melawan syiah yang kafir. maka kepada ustad-ustad ini dengan sangat terpaksa kami katakan berhentilah menebar kebencian, memprovokasi umat untuk membenci syiah. Apakah antum pada hari pengadilan nanti siapa berhadapan dengan Allah mempertanggungjawabkan tuduhan antum bahwa syiah kafir padahal mereka adalah muslim yang melaksanakan shalat, puasa, zakat dan haji sebagaimana yang antum lakukan. 

BAGAIMANA MEWUJUDKAN PERSATUAN SUNNI DAN SYIAH
Di dalam Islam tidak sekte atau paham. Al quran mengecam orang yang mengkotak-kotakkan manusia dalam paham-paham keagamaan. “orang-orang yang memecah belah agama (membuat sekte/aliran/paham), Rasul tidak ada urusan dengannya. Urusan mereka nanti dengan Allah (Qs. Al An’am ayat 159).

Jadi sudah saatnya umat Islam meninggalkan fanatisme sekte, aliran, paham menuju kepada persaudaraan sesama umat Islam. Kalian semua tidak dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah mengenai sekte apa yang kalian anut tapi kalian akan dimintai pertanggungjawaban sampai sejauh mana amal ibadah kalian, kebaikan hati kalian, keikhlasan hati kalian dan kecintaan kalian kepada Allah dan Rasulnya.

Jangan lagi memanggil diri kalian dengan kelompok kalian. saya sunni, saya syiah, saya Ikhwan, saya Jamaah Tabligh, saya Salafi, saya NU atau saya Muhammadiyah.
Panggil diri kalian muslim karena  itu yang diperintahkan Allah swt di dalam Alquran (QS. Al Hajj ayat 78),  Alquran memerintahkan umat Islam untuk berkata saya adalah seorang muslim (QS. fusshilat ayat 33).

Bahwa persatuan adalah perintah dan perpecahan adalah dilarang (QS. Ali Imran ayat 103)
Nabi bersabda ‘ jangan kalian tersesat setelahku, sebagian kalian menebas leher sebagian yag lain (HR. Bukhari Muslim). Ini adalah akibat perpecahan dan permusuhan.

Ulama kita yang memiliki ketajaman mata hati, yang hati mereka terdapat nur (cahaya) di dalamnya karena selalu membaca, memikirkan dan merenungkan alquran menyakini bahwa permusuhan sunni dan syiah adalah merupakan konspirasi dengan tujuan perpecahan di dalam tubuh umat Islam dan sasaran akhirnya adalah menghancurkan umat Islam. Orang sunni dan syiah mungkin tidak menyadarinya.

Oleh karena itu sudah saatnya ulama-ulama kita berkumpul, bicara apa adanya. blak blakan sebagai bagian dari upaya untuk mencoba menyelamatkan umat ini dari perang saudara. para ulama, ustad perlu berbicara di mimbar-mimbar jumat, mereka harus memiliki pengetahuan politik, wawasan dan pemahaman untuk dapat memahami apa yang terjadi didunia hari ini sehingga mereka dapat  menjelaskan kepada umat apa yang sebenarnya terjadi di dunia dan siapa musuh Islam yang sebenarnya.
MUSUH ISLAM BUKANLAH SESAMA UMAT ISLAM TAPI ADALAH ZIONIS.

Wallahu’alam bisshowab


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN

ARTIKEL  TP4D PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin. Salah satu permasalahan bagi Kementerian/Lembaga/SKPD/Institusi (K/L/D/I) yang sedang melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang menggunakan kontrak tahun tunggal adalah seluruh pekerjaan tersebut  harus sudah diselesaikan sebelum akhir tahun anggaran. Namun disinilah permasalahan yang sering terjadi yaitu banyak pekerjaan pengadaan barang dan jasa yang ternyata tidak atau belum selesai sedang kontrak pelaksanaan pekerjaan telah berakhir. Terhadap permasalahan tersebut banyak PPK yang bimbang atau ragu dalam mengambil keputusan. Ada beberapa kemungkinan yang dilakukan oleh PPK  terhadap pekerjaan yang diperkirakan tidak akan selesai sampai dengan akhir tahun anggaran yaitu : 1.     PPK memutuskan kontrak secara sepihak dan penyedia barang/jasa dianggap lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya. Atas sisa pekerjaa

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin Salah satu perbedaan antara hukum Tuhan dengan Hukum buatan manusia adalah pada kepastian hukumnya. Hukum Tuhan tidak pernah berubah oleh zaman dan tidak ada kontradiksi atau pertentangan didalamnya , ini berbeda dengan hukum buatan manusia yang sering terjadi konflik norma di dalamnya, sehingga membuka ruang manusia untuk menafsirkannya sesuka hati dan sesuai dengan kepentingan. Di dalam hukum Tuhan, kita tidak boleh menafsirkan ayat secara serampangan dan bebas, tapi ada petunjuk metodologi yang harus dipatuhi supaya kita tidak salah dalam mengambil kesimpulan atas suatu makna. Di dalam alquran misalnya  kita tidak boleh mengambil satu ayat secara terpisah dan kemudian menyimpulkannya. Tapi ambillah semua ayat yang berkaitan dengan topik dan pelajari semua secara bersamaan  untuk mendapatkan makna yang menyeluruh. Makna yang harmonis, karena tidak ada sedikitpun kontradiksi dalam alquran. Misalnya di dalam Alquran

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN Mari kita mulai dari Yeruselem. Yeruselem adalah kota suci. Dari sana Alquran  menceritakan banyak sekali kisah dari  Nabi Musa as, Nabi Dawud as dan putranya Nabi Sulaiman as, Nabi  Zakaria as, Nabi Yahya as dan dan Nabi Isa as.  Bangsa Bani Israel mencapai puncak kejayaannya  pada jaman Nabi Daud as dan Nabi Sulaeman as yang pemerintahannya berpusat di Yeruselem. Pada pada tahun 586 SM, kota Jerussalem diserang dan dihancurkan pertama kali oleh Raja  Nebuchadnezzar  dari Babylonia. Semua orang yahudi di bawa ke babylonia untuk dijadikan budak. Namun pada saat babylonia ditaklukan oleh Raja Cyrus dari Persia, orang-orang Yahudi tersebut dikembalikan kembali ke Jerussalem. Bangsa Yahudi yakin berdasarkan kitab suci mereka bahwa kelak Allah swt akan mengembalikan kembali bangsa Yahudi  ke Yeruselem  dan akan menurunkan  Messiah atau Al Masih yang akan mengembalikan kejayaan mereka untuk memerintah dunia dari Yeruselem