SUDAH SAATNYA KITA BERSATU BUANG
AROGANSI SPIRITUAL
Di dunia Islam
termasuk Indonesia banyak berdiri organisasi dan kelompok keagamaan Islam.
Ada yang menyebut dirinya Ikhwanul muslimin, Salafi, Hisbut Tahrir, Jamaah
Tabligh, Persis, Syiah, NU, Muhammadiyah, Al Irsyad, kelompok tarekat sufi dan
sebagainya. Kelompok atau Jamaah tersebut juga memiliki madzhab yang berbeda.
Ada Syafii, Maliki, Hambali, Hanafi , Jafariah dan madzhab-madzhab yang
lainnya.
Dulu ketika kuliah saya sempat bergabung dengan salah satu organisasi dakwah Islam di kampus yang
berafiliasi dengan kelompok keagamaan yang pendirinya berasal dari Timur
tengah. pada awalnya saya diajak teman yang akhlaknya sangat baik untuk ikut
pengajian. Saya bersyukur karena dari situ saya bisa membaca Alquran yang
awalnya tidak bisa dan mengenal ajaran Islam dengan lebih baik. Namun dengan
bertambahnya usia, bacaan, banyak mendengar ilmu dan interaksi pergaulan, saya
mulai banyak mengenal kelompok-kelompok keagamaan yang lain dan ingin mengetahui
lebih jauh.
Saya akhirnya
memasuki dan mempelajari kelompok keagamaan Islam yang lain bahkan yang
dianggap sesat dan kafir. Saya bergabung dan berinteraksi dengan mereka dan
dari situ saya mendapatkan banyak wawasan. Bahwa selaku muslim kita seharusnya tidak berpihak kepada satu kelompok tertentu . Setiap kelompok memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Allah tidak pernah memberikan kesempurnaan terhadap satu kelompok tertentu. Oleh karena itu kita dilarang terlalu fanatik terhadap kelompok kita sebagai yang paling benar.
Bahwa ada yang membuat hati saya kurang nyaman yaitu masing-masing kelompok keagamaan Islam ini sulit sekali untuk bersatu bahkan merasa diri lebih baik dari yang lain. Bahkan ada kelompok Islam yang mayoritas yang sejak awal terdoktrin bahwa kelompok tertentu sebagai sesat bahkan dianggap kafir tanpa dilandasi oleh pengetahuan yang menurut saya kurang memahami ajaran agama Islam itu sendiri.
Bahwa ada yang membuat hati saya kurang nyaman yaitu masing-masing kelompok keagamaan Islam ini sulit sekali untuk bersatu bahkan merasa diri lebih baik dari yang lain. Bahkan ada kelompok Islam yang mayoritas yang sejak awal terdoktrin bahwa kelompok tertentu sebagai sesat bahkan dianggap kafir tanpa dilandasi oleh pengetahuan yang menurut saya kurang memahami ajaran agama Islam itu sendiri.
Kegundahan
saya tersebut saya temukan jawabannya di dalam Alquran.
“Dan
berpegang tegulah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu terpecah
belah (QS. Ali Imran ayat 103)
“Dan
bertakwalah kepadaNya serta laksanakanlah shalat dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Allah yaitu orang-orang yang memecah belah
agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. setiap golongan merasa
bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka (QS. Ar Rum ayat 31-32)
AROGANSI
SPIRITUAL
Saya
berpikir Umat
Islam hidup dalam keterpurukan baik secara politik sosial maupun ekonomi karena
mereka telah berpecah belah, tokoh agamanya selalu bicara persatuan tapi kenyataannya
tidak. Mereka berjuang untuk membesarkan organisasi dan kelompoknya daripada
memperjuangkan Islam itu sendiri, oleh karena itu mereka oleh Alquran dianggap
mempersekutukan Allah karena mereka memecah belah agama mereka menjadi beberapa
golongan yang masing-masing membanggakan golongannya.
Allah
melarang permusuhan dan pertengkaran karena semua orang
yang beriman adalah bersaudara (QS. Al Hujurat ayat 10), namun mereka justru tidak mematuhi seruan
Allah tersebut namun malah bertengkar dengan saudaranya sesama muslim. lihat saja partai-partai Islam yang
memperebutkan kursi DPR, DPRD, jabatan
Menteri dan kepala daerah, Masing-masing Organisasi Islam tidak mau mengalah
untuk bersama-sama melaksanakan Idul fitri bersama, mereka melarang ustad
tertentu untuk berceramah ditempat mereka karena dianggap pelaku bidah,
membubarkan pengajian ustad tertentu karena dianggap bukan ahlu sunnah
waljamaah, saling mengejek hanya karena beda pilihan presiden dan sebagainya. Padahal
Allah swt. memerintahkan mereka agar “tidak ada suatu kelompok diantara
kaum beriman, pria maupun wanita, yang merendahkan kelompok yang lain, karena
boleh jadi mereka yang direndahkan itu lebih baik daripada mereka yang
merendahkan (QS. Al Hujurat ayat 11).
Kaum Yahudi memiliki keyakinan bahwa surga hanya disediakan untuk
mereka. Mereka mengatakan dirinya sebagai manusia pilihan. Allah swt membantah
penyataan mereka tersebut yang menganggap dirinya manusia pilihan dengan
mengesampingkan umat manusia lain. Allah dalam Alquran mengatakan “Wahai
orang-orang yahudi jika kamu mengatakan bahwa kamulah kekasih Allah (manusia
pilihan), bukan orang-orang yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu
orang yang benar, dan mereka tidak mengharapkan kematian itu selamanya
disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat (QS. Al jumuah ayat 6)
Dikalangan Islam, banyak kelompok keagamaan Islam yang memiliki
pandangan yang hampir sama. Mereka memiliki keyakinan yang kuat dengan
mengatakan bahwa pemahaman kamilah yang paling benar sedangkan yang lain tidak.
Bahkan ada kelompok Islam yang mengkafirkan kelompok Islam yang lain yang
pemahamannya dianggap sesat walaupun kelompok Islam yang dituduh itu tetap
melaksanakan shalat, puasa, zakat dan Haji. Luar biasa mereka menghakimi orang
lain seakan-akan Tuhan yang menghakimi manusia. Inilah Arogansi spiritual.
Arogansi spiritual ini sangat berbahaya. keyakinan yang menganggap
organisasi atau kelompok keagamaannya diatas muslim yang lain sangat berbahaya
karena merusak kesatuan umat.
Itulah kemudian saya mengambil sikap untuk tidak berafiliasi kepada salah satu
organisasi atau kelompok keagamaan Islam. Saya menganggap seluruh kelompok
keagamaan Islam adalah saudara saya.
saya bukan sunni, syiah, Ikhwan, Jamaah Tabligh, Salafi, NU atau
Muhammadiyah.
saya
menyebut diri saya muslim karena itu
yang diperintahkan Allah swt di dalam Alquran (QS. Al Hajj ayat 78), Alquran memerintahkan umat Islam
untuk berkata saya adalah seorang muslim (QS. fusshilat ayat 33).
Pada Jaman Rasulullah saw dan sahabat semua kaum beriman dipanggil
dengan sebutan kaum muslimin. Tapi jaman pasca Rasulullah saw dan sahabat
hingga jaman kita sekarang ini, kita yang mengaku umat Muhammad saw malah
menyebut diri kita dengan nama kelompok kita, saya NU, saya Muhammadiyah, saya
Salafi, saya Ikhwan, saya Jamaah Tabligh, saya Hisbut tahrir dan sebagainya.
Saya
menganggap persatuan dan persaudaraan Islam jauh lebih penting daripada
kelompok. Saya juga menganggap kelompok agama lain seperti pemeluk Kristen,
yahudi, Hindu, Budha, konghucu selama mereka tidak mengganggu agama saya maka saya
anggap sebagai saudara saya dalam kemanusiaan. Mereka pada dasarnya
orang-orang baik yang mencari kebenaran dan jalan keselamatan.
Bahwa pada
akhirnya kita saat ini hidup pada akhir ujung dunia. Inilah waktunya bagi umat
Islam untuk
merapatkan barisan dan hidup dalam persaudaraan dengan cinta satu sama lain. Mari kita akhiri perseteruan ini untuk membangun kekuatan
internal dan kekuatan eksternal kita.
Memang
tidak mudah tapi kalau kita bersungguh-sungguh untuk memperbaiki diri maka
Allah swt akan melapangkan dada kita untuk saling berkasih sayang. Guru kami
yang hampir seluruh hidupnya dipersembahkan untuk Islam, memberikan solusi bagaimana Umat Islam bisa
bersatu dalam perbedaan yaitu kita tidak perlu bertarung satu sama lain untuk
mengatakan bahwa interpretasi kita terhadap Alquran atau hadis yang paling
benar.
Bahwa untuk bersatu bisa kita mulai dari masjid yaitu kita bisa
sepakat bahwa di dalam masjid kita tidak mempraktekkan praktik relijius apapun
yang tidak berdasar pada Al-Qur'an dan sunnah. Apapun amalan anda jika alquran
dan sunnah secara umum tidak mengaturnya tapi hanya dilakukan secara turun
temurun dan menjadi kebiasaan jangan dibawa ke dalam masjid, anda boleh
melakukannya di rumah.
Dalam shalat misalnya, apabila anda sebagai Imam maka setelah
salam tidak ada zikir bersama yang ribut, semua hening karena masing-masing
zikir sendiri-sendiri, sehingga yang terlambat shalat tidak merasa terganggu. Jadi
kita bisa beribadah sebagai satu kesatuan.
"wa’tasimu bi hablillahi jamii’a wala tafarroQu",
ini jauh lebih penting untuk memelihara kesatuan umat daripada memaksakan pemahaman dan praktek ibadah kita
kepada pihak lain.
Wallahu’alam bisshowab.
Komentar
Posting Komentar