Langsung ke konten utama

PUASA DARI KEJUJURAN MENUJU TAQWA


PUASA DARI KEJUJURAN MENUJU TAQWA

“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS. Al Baqarah ayat 183).

Bulan Ramadhan kembali datang mengunjungi kita. di bulan ini Allah swt mewajibkan kita berpuasa selama sebulan penuh. Mengapa Allah swt mewajibkan kita berpuasa? Allah swt. mewajibkan  berpuasa untuk mendidik kita agar menjadi orang yang bertaqwa. Tidak ada yang tahu ketika anda berpuasa, tidak ada juga yang tahu kalau anda tidak berpuasa, yang mengetahui anda berpuasa atau tidak hanyalah diri anda sendiri dan Allah swt.  Jadi ketika anda berpuasa dimana anda menahan diri untuk tidak makan dan minum serta berhubungan suami istri sejak fajar hingga terbenamnya matahari, berarti ada kesadaran yang mendalam dalam diri anda bahwa Allah melihat anda. Anda tidak mau berpura-pura sedang berpuasa dihadapan manusia karena Allah melihat anda. Anda takut tidak berbuat jujur di hadapanNya. Jadi kejujuran yang tertanam di dalam diri anda itulah proses menjadi taqwa  “Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan (QS. Al Hadid ayat 4).

Puasa dalam bahasa Arab disebut shawm atau shiyam artinya  menahan diri. kenapa anda dilatih untuk menahan diri?  karena kelemahan manusia yang terbesar adalah ketidaksanggupan menahan diri. Anda tidak sanggup  menahan diri dari dorongan seks sehingga anda perturutkan dorongan itu walaupun ketempat yang haram, anda tidak sanggup menahan diri dari melampiaskan kemarahan kepada orang lain sehingga keluar perkataan kotor dan menyakitkan dari lidah anda.
Rasulullah SAW bersabda “siapa saja yang tidak bisa meninggalkan perkataan dan perbuatan kotor, maka Allah tidak membutuhkan puasanya walaupun orang itu meninggalkan makan dan minum (HR Bukhari).

peringatan Rasulullah tersebut kini menyadarkan anda bahwa Ketika anda tidak mampu menahan diri, maka Allah tidak akan menerima puasa anda. maka kini  anda mulai berhati-hati, anda tidak ingin puasa anda sia-sia. Anda tidak ingin perjuangan anda menahan lapar dan haus menjadi tidak bernilai.  Anda mulai waspada dan hati.
Kewaspadaan dan kehati-hatian anda untuk meninggalkan larangan Allah itulah Taqwa. kini anda telah memetik buah dari puasa. puasa awalnya adalah kejujuran anda untuk tidak makan dan minum  serta berhubungan seks dari waktu fajar hingga terbenamnya matahari dan ujungnya adalah kehati-hatian dari melanggar larangan Allah yang membatalkan puasa anda.

Umar Bin Khattab pernah bertanya kepada Ubay Bin Ka’ab, “ Wahai Ubay, apa makna taqwa?” Ubay yang ditanya justru balik bertanya. “Wahai Umar, pernahkah engkau berjalan melewati jalan yang penuh duri?  Umar menjawab “tentu saja pernah.” Apa yang engkau lakukan saat itu, wahai Umar? Lanjut Ubay bertanya. “tentu saja aku akan berjalan hati-hati,” jawab Umar. Ubay lantas berkata,” itulah hakikat taqwa.” ya taqwa adalah anda semakin berhati-hati jangan sampai kaki anda menginjak duri-duri larangan Allah SWT.

Ketika anda telah bertaqwa maka anda berusaha melaksanakan perintah Allah dan anda takut melanggar laranganNya, karena anda sadar bahwa semua amal perbuatan akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat nanti. Anda sadar bahwa hidup berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya.
Kita berdoa mudah-mudahan kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bertaqwa. Amiin Ya Robbal’alamin.

“ Ya Allah berilah aku Hikmah, masukkanlah aku kedalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur kata yang baik untuk generasi kemudian dan masukkanlah aku ke dalam surgaMu”
Wallahu’alam bisshowab
Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN

ARTIKEL  TP4D PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin. Salah satu permasalahan bagi Kementerian/Lembaga/SKPD/Institusi (K/L/D/I) yang sedang melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang menggunakan kontrak tahun tunggal adalah seluruh pekerjaan tersebut  harus sudah diselesaikan sebelum akhir tahun anggaran. Namun disinilah permasalahan yang sering terjadi yaitu banyak pekerjaan pengadaan barang dan jasa yang ternyata tidak atau belum selesai sedang kontrak pelaksanaan pekerjaan telah berakhir. Terhadap permasalahan tersebut banyak PPK yang bimbang atau ragu dalam mengambil keputusan. Ada beberapa kemungkinan yang dilakukan oleh PPK  terhadap pekerjaan yang diperkirakan tidak akan selesai sampai dengan akhir tahun anggaran yaitu : 1.     PPK memutuskan kontrak secara sepihak dan penyedia barang/jasa dianggap lalai/cidera janji dalam melaksanakan kew...

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN Mari kita mulai dari Yeruselem. Yeruselem adalah kota suci. Dari sana Alquran  menceritakan banyak sekali kisah dari  Nabi Musa as, Nabi Dawud as dan putranya Nabi Sulaiman as, Nabi  Zakaria as, Nabi Yahya as dan dan Nabi Isa as.  Bangsa Bani Israel mencapai puncak kejayaannya  pada jaman Nabi Daud as dan Nabi Sulaeman as yang pemerintahannya berpusat di Yeruselem. Pada pada tahun 586 SM, kota Jerussalem diserang dan dihancurkan pertama kali oleh Raja  Nebuchadnezzar  dari Babylonia. Semua orang yahudi di bawa ke babylonia untuk dijadikan budak. Namun pada saat babylonia ditaklukan oleh Raja Cyrus dari Persia, orang-orang Yahudi tersebut dikembalikan kembali ke Jerussalem. Bangsa Yahudi yakin berdasarkan kitab suci mereka bahwa kelak Allah swt akan mengembalikan kembali bangsa Yahudi  ke Yeruselem  dan akan menurunkan  Messiah atau Al Masih yang akan mengembalikan kejay...

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin Salah satu perbedaan antara hukum Tuhan dengan Hukum buatan manusia adalah pada kepastian hukumnya. Hukum Tuhan tidak pernah berubah oleh zaman dan tidak ada kontradiksi atau pertentangan didalamnya , ini berbeda dengan hukum buatan manusia yang sering terjadi konflik norma di dalamnya, sehingga membuka ruang manusia untuk menafsirkannya sesuka hati dan sesuai dengan kepentingan. Di dalam hukum Tuhan, kita tidak boleh menafsirkan ayat secara serampangan dan bebas, tapi ada petunjuk metodologi yang harus dipatuhi supaya kita tidak salah dalam mengambil kesimpulan atas suatu makna. Di dalam alquran misalnya  kita tidak boleh mengambil satu ayat secara terpisah dan kemudian menyimpulkannya. Tapi ambillah semua ayat yang berkaitan dengan topik dan pelajari semua secara bersamaan  untuk mendapatkan makna yang menyeluruh. Makna yang harmonis, karena tidak ada sedikitpun kontradiksi dalam alquran. Misalnya di dala...