PUASA
DAN PROSES PENSUCIAN DIRI
“
Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS. Al Baqarah
ayat 183).
Allah swt. memerintahkan anda
berpuasa supaya anda kembali kepadaNya, Kembali mengingat bahwa anda berasal
dariNya, “puasa untukku dan aku sendiri yang akan membalasnya. Allah meminta
anda untuk berpuasa supaya anda mengingat kembali siapa diri anda. Selama 11
bulan boleh jadi anda banyak melupakan Dia. Anda sibuk memburu harta sehingga
jiwa anda kering. Selama bulan ramadhan
ini Dia meminta anda untuk berpuasa tidak makan dan minum serta berhubungan
seks dari waktu fajar sampai matahari terbenam. apa maknanya? Dia ingin
membersihkan tubuh fisik anda dari racun-racun makanan yang terus menerus anda
masukkan kedalamnya supaya kembali sehat, tapi ini bukan esensi puasa yang
sebenarnya. Esensi puasa yang sebenarnya
adalah anda menahan hawa nafsu supaya
jiwa anda kembali tenang dan damai . Ya ketenangan ini yang banyak dicari
manusia, mereka mendatangi gunung, lembah dan sungai serta tempat-tempat
lainnya di dunia ini untuk mencari ketenangan. mereka mencari ketenangan dan
kedamaian karena jiwa mereka gelisah, tersesat tidak tahu jalan pulang.
Anda memiliki tubuh fisik namun
anda juga mempunyai apa yang disebut dengan Nafs atau jiwa (QS As Syams : 7).
Nafs atau jiwa itulah diri anda yang sebenarnya. Tubuh fisik anda adalah kendaraan jiwa anda. Tubuh fisik yang
anda gunakan mencari harta, makan, rekreasi dan anda perindah suatu saat nanti
akan membusuk dimakan ulat. Tapi Nafs/Jiwa anda akan tetap abadi. Nafs/jiwa
inilah yang kelak akan berdiri di hadapan Allah swt di hari perhitungan untuk
di adili. untuk itu mari kita sejenak berdoa semoga Allah swt menutupi dan
mengampuni dosa-dosa kita, mengasihani jiwa kita pada hari pembalasan itu.
Maka dari itu apabila anda
hanya berpuasa tidak makan dan minum serta dari berhubungan suami stri
sementara anda tidak menahan diri dari hawa nafsu, dimana anda terus menindas
dan menyakiti hati manusia, anda masih suka menipu dan lain sebagainya maka
puasa anda sia-sia. Nabi saw mengatakan “banyak orang yang berpuasa tapi tidak
mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan haus”.
Maka
dari itulah anda diperintahkan Allah berpuasa karena dia ingin mensucikan jiwa
anda kembali “beruntunglah orang-orang yang mensucikan diri (QS. Al a’la ayat
14). Allah maha suci dan hanya jiwa yang
suci yang bisa kembali kepadaNya. Dengan berpuasa menahan hawa nafsu dari
makan, minum, berhubungan seks, tidak menyakiti hati orang, menahan lidah anda untuk lebih banyak diam,
maka jiwa anda mulai mendekat kepadaNya. Nafs/Jiwa anda yang selama 11
bulan ini menyuruh kepada kejahatan (QS.
Yusuf ayat 53)
mulai
menjalani proses tazkiah/pensucian yang mana setelah proses itu seluruh tindak
kejahatan yang pernah anda lakukan terefleksikan kembali ke diri anda. Refleksi/perenungan
itu menimbulkan penyesalan. Ya ketika anda mulai menyesali semua dosa-dosa yang
pernah anda lakukan. kemaksiatan yang pernah anda lakukan melahirkan rasa hina
dan penyesalan dalam diri anda. Anda bermunajat kepadaNya “Ya Allah sungguh
ketika aku bermaksiat kepadaMu, aku tak bermaksiat kepadaMu karena
kecongkakanku kepadaMu, akan tetapi karena aku memiliki kelemahan yang telah
ditetapkan padaku maka ampuni aku, aku bertobat kepadaMu.
Ketika
penyesalan itu datang, anda mulai banyak beristighfar, anda mulai banyak
beribadah, anda mulai bangun malam sholat tarawih/tahajud, sholat Duha,
berzikir, bersedekah, dan amalan ibadah lainnya hingga nafs/jiwa anda kembali tenang
(Al qiyamah ayat 2). Jiwa anda tenang
karena sudah tahu jalan pulang, kini tidak gelisah lagi.
Dan ketika anda bisa istiqomah
beribadah kepadaNya, dan Allah kemudian ridho dengan perjalanan anda mendekatkan
diri kepadaNya, maka ketika anda kemudian meninggalkan dunia ini maka Allah
swt. akan menyambut anda dengan ungkapan “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah
kepada TuhanMu dengan hati yang ridha dan diridhaiNya, maka masuklah kedalam
golongan hamba-hambaKu, dan masuklah kedalam surga-KU (QS. AL Fajr ayat 27-30).
Wallahu’alam bisshowab
Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin
Komentar
Posting Komentar