PENYEBAB MAJU DAN MUNDURNYA PERADABAN ISLAM SERTA PENGARUHNYA DI INDONESIA (3)
Bahwa dalam tulisan yang kedua kita telah bahas bagaimana Islam yang awalnya muncul pada masyarakat arab yang primitif di semananjung arabia kemudian menjadi Masyarakat yang berperadaban tinggi karena penghargaan yang tinggi pada ilmu pengetahuan.
Semuanya berawal dari dorongan ayat-ayat alquran yang menganjurkan umat islam supaya menghargai kekuatan akal yang dianugerahkan Allah kepada manusia dan ajaran nabi Muhammad saw supaya senantiasa mencari ilmu pengetahuan.
Mereka juga membuka diri dari pemikiran-pemikiran dan gagasan-gagasan maupun ide-ide yang baik dan bermanfaat dari siapapun dan dari mana pun datangnya. Bagi mereka Ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan (wisdom) itu sebagaimana dinyatakan oleh Nabi Muhammad saw adalah “kekayaan kaum muslim yang hilang” dan karena itu mereka berhak untuk mengambilnya.
Maka mereka juga mempelajari filsafat serta kebudayaan Yunani klasik yang terdapat di mesir, suriah, Mesopotamia dan Persia yang akhirnya melahirkan kemajuan bagi umat islam di kala itu. buku-buku pengetahuan dan filsafat Yunani tersebut mereka terjemahkan ke dalam bahasa arab dan dipelajari oleh para ulama islam. Mereka selanjutnya melakukan penelitian dan pengembangan atas ilmu pengetahuan dan filsafat dari kebudayaan Yunani klasik itu sehingga ilmu pengetahuan dan filsafat berkembang di tangan para ulama islam tersebut.
Bahwa walaupun pemikiran rasional, filosofis dan ilmiah Islam semakin berkembang setelah bertemu dengan pemikiran Yunani melalui filsafat dan sains namun ada perbedaan antara pemikiran rasional Yunani dan pemikiran rasional islam zaman klasik.
Di Yunani tidak dikenal agama samawi, maka pemikiran bebas tanpa terikat pada ajaran-ajaran agama, tumbuh dan berkembang. Sementara pada islam zaman klasik pemikiran rasional ulama terikat pada ajaran-ajaran agama Islam sebagaimana terdapat dalam alquran dan hadis. Oleh karena itu kalau di Yunani berkembang pemikiran rasional yang sekular, maka dalam Islam zaman klasik berkembang pemikiran rasional yang agamis dalam arti pemikiran dan penemuan ulama Islam tidak ada yang bertentangan dengan alquran dan hadis.
PENYEBAB KEMUNDURAN UMAT ISLAM
Bahwa melalui kecintaan kepada ilmu pengetahuan dikalangan para ulama maka Filsafat dan sains berkembang dengan pesat di dunia Islam disamping ilmu-ilmu agama seperti tafsir, hadis, akidah, ibadah, muamalah, tasawuf dan sebagainya. Perkembangan yang pesat ini bukan hanya di dunia Islam bagian timur yang berpusat di Baghdad tetapi juga di dunia Islam bagian barat yaitu Andalusia (spanyol Islam) dengan kotanya cordoba dan Sevilla.
Di zaman Islam klasik itu, eropa sedang berada pada zaman pertengahan yang terbelakang. Banyak orang-orang eropa dari Italia, prancis, inggris dan lain-lain berdatangan ke Andalusia untuk mempelajari sains dan filsafat yang berkembang dalam Islam. kemudian mereka pulang ke tempat masing-masing membawa ilmu-ilmu yang mereka peroleh itu. Buku-buku ilmiah islam mereka terjemahkan ke dalam bahasa latin. Melalui mereka pemikiran rasional Islam yang agamis itu beserta sains dan filsafatnya di bawa ke eropa, tetapi disana menghadapi tantangan dari gereja. pertentangan ini membuat ilmuwan sains dan filsafat di eropa melepaskan diri dari gereja dan pemikiran rasional disana berkembang terlepas dari agama. pemikiran rasional di eropa pada zaman renaisans dan zaman modern kembali menjadi sekular seperti di zaman Yunani sebelumnya. Dari sini barat kemudian mulai mengambil alih kekuasaan dunia melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kenyataan sejarah ini diakui oleh penulis-penulis barat sendiri misalnya Alfred Guillaume Ketika ia mengatakan “sekiranya orang arab bersifat ganas seperti orang mongol dalam menghancurkan api ilmu pengetahuan …. Renaisans di eropa mungkin akan terlambat lebih dari seratus tahun. Sementara itu Lebon menulis “orang Islamlah yang menyebabkan orang-orang eropa mempunyai peradaban. Merekalah yang menjadi guru orang eropa selama enam ratus tahuntahun dan kepada orang arablah seharusnya orang Eropa berterima kasih atas peradaban yang dimilikinya sekarang.
Dengan demikian kita bisa melihat bahwa kemajuan peradaban barat adalah karena mereka belajar dari peradaban Islam yang maju pada saat itu melalui buku-buku dari ilmuwan-ilmuwan Islam yang mereka pelajari.
Bahwa sementara Islam semenjak jatuhnya Baghdad sebagai pusat peradabannya tahun 1258 M ke tangan Hulagu, cucu jengis khan, maka umat islam kemudian dalam keadaan mundur. Umat islam mengalami periode gelap terutama dalam lapangan pemikiran
Bahwa ada beberapa penyebab kemunduran umat Islam :
Pertama, didalam islam mulai berkembang pemikiran tradisional menggantikan pemikiran rasional. Dalam pemikiran tradisional ini para ulama tidak hanya terikat pada alquran dan hadis tetapi juga pada ajaran hasil ijtihad ulama zaman klasik (650 M -1250 M) yang amat banyak jumlahnya. pintu ijtihad ditutup, pemikiran menjadi beku akibatnya sains dan filsafat bahkan juga ilmu-ilmu agama tidak berkembang di dunia Islam. Filsafat dan sains malah hilang dalam peredaran.
Pendidkan di dunia islam tidak lagi mengajarkan berpikir rasional, filosofis dan ilmiah hingga membuat mereka semakin tertinggal dari dunia barat. Ilmu pengetahuan dan teknologi Islam tidak bisa lagi menandingi teknologi barat yang semakin canggih. Barat telah mampu membuat persenjatan modern seperti meriam, granat, dan peralatan pembunuh massal lainnya sehingga dapat menaklukkan dan menjajah negara-negara islam yang masih bersenjatan keris, tombak, pedang dan senjata-senjata tradisional lainnya.
Kedua, kemunduran Islam bukan hanya karena mereka meninggalkan pemikiran rasional, filosofis dan ilmiah tapi juga karena umat Islam tidak bisa mengelola dengan baik banyaknya perbedaan dalam pemikiran. Perbedaan dalam pemikiran itu sebenarnya muncul karena penafsiran dan penjabaran para ulama Islam terhadap teks-teks alquran dan hadis yang kemudian dalam perkembangannya melahirkan berbagai macam pemikiran agama maupun politik.
Sebagaimana diketahui dalam sejarah pemikiran Islam telah melahirkan aliran-aliran dan madzhab-madzhab dalam Islam.
Dalam akidah atau teologi timbul lima aliran yaitu Khawarij, murjiah, muktazilah, Asy’ariyah dan Maturidiyah. Dalam fiqh atau hukum Islam muncul banyak madzhab namun yang terkenal dan masih bertahan ada empat madzhab yaitu Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hambali. Dalam politik lahir tiga aliran yaitu sunni, Khawarij dan syiah. Dalam tasawuf tampil dua aliran, sunni dan syiah. Dalam filsafat timbul aliran Al Ghazali, aliran Al Farabi dan Ibn Rusyd.
Banyaknya perbedaan pemikiran yang melahirkan aliran-aliran dan madzhab dalam islam tersebut membuat islam terpecah-pecah dalam fanatisme kelompok yang mengklaim bahwa aliran atau madzhabnya saja yang paling benar. Mereka melupakan sabda Nabi Muhammad saw yang mengatakan “perbedaan dikalangan umatku adalah rahmat.
Bahwa disisi lain banyaknya perbedaan aliran dan madzhab di dalam islam itu dijadikan senjata oleh musuh-musuh Islam untuk mengadu domba umat Islam. Di seluruh dunia Islam perbedaan ini di provokasi sehingga umat Islam terpecah belah dan saling bermusuhan. Antara kelompok Islam yang satu terkadang mengkafirkan dan menyesatkan kelompok Islam yang lain. Fenomena ini masih terus kita saksikan hingga saat ini dimana kelompok Islam suni memusuhi kelompok Islam syiah dan sebagainya. Perang Iran dan Irak yang berlangsung selama 7 tahun sejak tahun 1980 hingga tahun 1987 serta serangan ISIS yang didukung AS dan Israel serta Sebagian negara-negara Timur Tengah seperti Turki, Arab Saudi, Qatar, UEA kepada pemerintah Suriah untuk menjatuhkan presiden Bashar Assad adalah dilandasi oleh Isu sektarian antara Sunni dan Syiah ini.
BANGKITNYA KESADARAN UMAT ISLAM
Bahwa pada permulaan abad ke 19 Kesadaran akan keterbelakangan umat islam mulai timbul terutama di mesir, Turki, India dan pakistan. Kesadaran ini menimbulkan keinginan di kalangan umat islam untuk memperbaiki kedudukan mereka dengan menoleh dan belajar dari barat. Pemimpin-pemimpin Islam ingin mempermodern dunia Islam. dari sinilah muncul paham pembaruan yang ingin agar umat islam menghidupkan Kembali akalnya dengan berpegang kepada alquran dan hadis. Pendapat Kembali kepada alquran dengan menghidupkan akal ini membuka Kembali pintu ijtihad yang sebelumnya tertutup pada abad pertengahan. Dr. Muhammad Iqbal, cendekiawan Islam asal Pakistan mengatakan bahwa umat Islam telah berhenti berpikir selama 500 tahun.
Tapi ironisnya Para tokoh pembaharu Islam yang ingin membawa kembali pemikiran rasionalis, filosofis dan ilmiah ke dunia Islam ini ditolak oleh banyak ulama Islam karena dianggap pemikiran rasionalis, filosofis dan ilmiah yang dari barat itu adalah non Islami. Padahal ulama modern Islam seperti Al Thahthawi dan Muhammad Abduh di mesir, Ahmad Khan di India sudah menegaskan bahwa apa yang dibawa orang barat itu sebenarnya milik Islam yang dulunya dikembangkan di eropa. Sampai saat ini mayoritas umat Islam masih berpendapat bahwa pemikiran rasionalis filosofis dan ilmiah itu adalah pengetahuan barat dan bukan pengetahuan ulama Islam klasik.
BAGAIMANA DENGAN INDONESIA
Di Indonesia sendiri Islam mulai berkembang pada abad ke 13 M. Maka islam yang datang dan berkembang di Indonesia adalah islam yang mulai mengalami kemunduran dengan pemikiran rasional dan kebudayaan. Pemikiran Islam yang masuk ke Indonesia pada saat itu dalam bentuk tarekat dan fiqh. Pada umumnya adalah fiqh dari madzhab Syafii dengan teologi Asy’ariyah. Hal ini membuat umat Islam Indonesia umumnya berpikiran sempit karena kurang memahami adanya madzhab-madzhab yang lain di dalam islam.
Kalau kita hanya menafsirkan islam menurut aliran fiqh syafii dan aliran teologi Asyariyah jelas pandangan kita tentang islam menjadi sempit. Padahal islam pada hakikatnya sangatlah luas. Misalnya anjing. Tidak semua madzhab di dalam islam menganggap anjing Najis. Madzhab syafii yang banyak dianut di Indonesia memang memandang anjing Najis. Tetapi madzhab syafii bukanlah satu-satunya interpretasi fiqh dalam islam. madzhab maliki memandang anjing tidak Najis tetapi thahir (bersih). Madzhan Hanafi memandang hanya air ludah anjing yang Najis. Dengan demikian terdapat perbedaan pendapat diantara madzhab fiqh mengenai kenajisan anjing.
Kemudian terkait kebebasan manusia. Umat islam Indonesia kelihatannya banyak dipengaruhi oleh paham jabariyah yang memandang bahwa Nasib manusia sudah ditentukan langsung oleh Tuhan sejak semula. Hal ini membawa pada sikap fatalisme dimana masa depan lebih banyak diserahkan kepada Nasib sehingga etos kerja menjadi lemah.
Umat Islam Indonesia kurang memiliki kesadaran bahwa Nasib manusia itu sebenarnya ditentukan oleh manusia itu sendiri melalui kebebasan kehendak dan kebebasan perbuatan yang diberikan Tuhan kepadanya (paham qadariyah). Manusialah yang menentukan nasibnya sendiri melalui hukum-hukum alam (sunnatullah) yang diciptakan Tuhan yang juga disebut hukum kausalitas. misalnya jika ia ingin sehat ada hukum alamnya yaitu dengan memelihara Kesehatan. Jika hukum alam ini diabaikan, dengan tidak mementingkan syarat-syarat Kesehatan seperti meminum minuman keras secara berlebihan, mengkonsumsi narkoba dan tidak menjaga kebersihan badan dan sebagainya orang tidak akan sehat. Demikian pula dalam hal ingin menjadi kaya, pandai, mendapatkan kekuasaan dan sebagainya masing-masing ada hukum alamnya sendiri-sendiri.
Itulah mengapa umat Islam Indonesia dari segi Pendidikan masih ketinggalan sampai sekarang. Kita masih dipengaruhi oleh filsafat hidup tradisional. Penghargaan terhadap akal belum cukup tinggi. Paham fatalisme (bersandar pada Nasib) masih banyak terdapat di kalangan Masyarakat karena kepercayaan segala sesuatu sudah ditakdirkan sejak azali. miskin atau kaya itu dianggap sebagai takdir dan sebagainya. Kepercayaan adanya hukum alam ciptaan Tuhan belum kuat. Rasa tanggung jawab belum tinggi dan masa depan lebih banyak diserahkan kepada Nasib.
Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar