PANCASILA DAN SKENARIO INDONESIA AKAN BUBAR (1)
Prabowo Subianto sebelum menjadi Presiden pernah berbicara soal “Indonesia bubar tahun 2030”.
Peringatan tersebut beliau sampaikan sebagai bentuk kewaspadaan setelah membaca novel yang berjudul Ghost Fleet (armada hantu). Novel ini ditulis oleh dua ahli Intelijen strategi dari Amerika yaitu PW Singer dan August Cole yang menggambarkan sebuah skenario perang antara China dan Amerika tahun 2030. Bahwa yang menarik dari novel ini bagi kita adalah karena mereka meramalkan Republik Indonesia pada tahun 2030 sudah tidak ada lagi.
https://news.detik.com/berita/d-3929839/ini-2-penulis-novel-rujukan-prabowo-soal-indonesia-bubar-2030.
Bahwa Ketika ditanyakan mengapa menyebut prediksi Indonesia akan bubar pada tahun 2030 berdasarkan kepada novel, Prabowo menjawab bahwa meski berbentuk Novel, buku tersebut disusun dari kajian ilmiah yang ditulis bukan oleh orang biasa tapi adalah ahli intelijen dan strategi Amerika serikat yaitu P. W. Singer dan August Cole yang tentunya tidak bisa kita abaikan.
Pendapat Prabowo tidaklah salah. Di luar negeri itu (AS dan barat) sebelum mereka menyusun sebuah kebijakan luar negeri (global) yang akan diambil kedepannya maka biasanya diawali dengan skenario writing. Bisa dalam bentuk buku, novel atau kajian-kajian yang ditulis para intelektual atau ahli strategis yang duduk di pemerintahan.
Ada banyak contoh yang bisa disajikan disini seperti buku Samuel P. Huntington yang berjudul The Clash of Civilizations yang menyatakan bahwa setelah jatuhnya komunisme di uni soviet maka musuh barat selanjutnya adalah Islam. Tesis ini memang akhirnya terbukti dimana AS (barat) pasca peristiwa 9/11 mengambil kebijakan dengan menyerang negara-negara Islam yang menjadi sasaran seperti Irak, Afghanistan, Libya dan Suriah. Perang ini dibungkus dalam bentuk perang melawan terorisme. Banyak kebijakan global lainnya yang dituangkan dalam bentuk skenario writing seperti akan munculnya virus yang akan melanda dunia (Covid 19), perubahan iklim, pemanasan global, kelangkaan pangan, dan sebagainya.
Lalu mengapa ada skenario dari luar negeri bahwa Indonesia akan bubar ?
Jawabannya apalagi kalau bukan karena penguasaan sumber daya alam Indonesia. Kekayaan alam Indonesia saat ini diperebutkan oleh dua negara besar yaitu Amerika serikat dan cina. Selama 32 tahun zaman Orde Baru, Amerika yang menguasai kekayaan alam Indonesia dan setelah zaman Presiden Jokowi selama 10 tahun ini Cina yang menguasai kekayaan alam Indonesia khususnya tambang Nikel yang sekarang menjadi buruan seluruh negara di dunia. Pertarungan AS dan CIna tersebut terus berlangsung untuk memperebutkan sumber daya alam Indonesia itu.
Bahwa sejak dulu karena kekayaan alamnya yang sangat besar, Indonesia pernah dijajah selama ratusan tahun oleh bangsa asing seperti VOC, Portugis, Inggris, dan Belanda karena kepentingan untuk mengeruk sumber daya alam Indonesia itu. Bahkan Setelah Indonesia Merdeka pun kekuatan asing terus mengeruk kekayaan alam Indonesia ini atas nama investasi. AS menguasai tambang seperti Emas (Freport), gas dan minyak (Chevron dan Exxon Mobil) sementara Cina saat ini menguasai Nikel (90%).
Padahal konstitusi sudah mengamanatkan agar seluruh kekayaan alam Indonesia yang ada di bumi Indonesia dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia (Pasal 33 UD 1945).
----------
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, etnis, bahasa, agama dan budaya dengan penduduk yang tersebar di berbagai wilayah kepulauan yang berjumlah 17.380 pulau. Banyak negara di dunia ini yang kagum dengan Indonesia. Dengan wilayah yang luas serta berbagai macam perbedaan agama, suku dan budaya namun tetap bisa bersatu dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia.
Lalu apa sebenarnya yang mempersatukan bangsa Indonesia ini ?
Yang mempersatukan kita semua adalah Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Pancasila lah yang mendorong persatuan dan kesatuan, harmonisasi dan toleransi melalui semboyan Bhinneka Tungga Ika yang artinya walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
Inilah yang membuat bangsa Indonesia tetap bertahan sampai sekarang. Selama puluhan tahun bangsa Indonesia diuji dengan berbagai macam tantangan dan hambatan seperti adanya sekelompok orang di daerah yang ingin memisahkan diri sampai dengan konflik yang terjadi di berbagai daerah seperti di sambas, sampit, Ambon, Poso dan lain sebagainya, namun semua itu dapat dilalui oleh bangsa Indonesia karena kesadaran seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu dan hidup damai dibawah Pancasila.
Namun aneh dan tidak masuk akal, para pengambil kebijakan di bidang Pendidikan sejak satu dekade belakangan ini telah menghapus dan menghilangkan Pelajaran dan Pendidikan Pancasila dari sekolah sejak SD, SMP, SMA dan PT. sebuah Ideologi, weltanchung, pandangan hidup, worldview yang telah terbukti mempersatukan seluruh rakyat Indonesia justru ajarannya dihilangkan dari kurikulum Pendidikan di sekolah dan perguruan Tinggi.
Sekarang anak-anak sekolah dan mahasiswa tidak memahami lagi Pancasila dengan benar. Pancasila perlahan telah hilang dari ingatan dari generasi penerus bangsa ini. mereka hanya mengenal ideologi-ideologi seperti liberalisme, kapitalisme, sosialisme, dan komunisme namun lupa kepada ideologi sendiri yaitu Pancasila. Moral bangsa Indonesia juga semakin memprihatinkan. Nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kebijaksanaan dan keadilan semakin tidak dihayati dan diamalkan lagi dalam kehidupan.
Banyak sudah ajaran Pancasila yang telah ditinggalkan oleh bangsa Indonesia. Misalnya Pancasila mengajarkan agar memilih pemimpin dilakukan dengan cara musyawarah melalui sistem perwakilan (sila keempat).
Dulu memang kita masih memilih pemimpin seperti Presiden, Gubernur dan Bupati/walikota melalui perwakilan kita yang ada di DPR dan DPRD tapi sekarang pemilihan presiden dan kepala daerah dilakukan secara langsung dengan biaya ekonomi yang sangat tinggi. Dengan sistem pemilihan langsung ini negara harus mengeluarkan anggaran sampai ratusan triliun setiap ada pemilu dan masing-masing calon Presiden serta kepala Daerah harus menyiapkan dana yang sangat besar.
Apa yang terjadi kemudian ?
Korupsi, kolusi dan nepotisme merajalela dalam berbagai aspek kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara. Ini ditandai dengan banyaknya pejabat dan kepala daerah yang masuk penjara. Rektrutmen kepemimpinan tidak lagi mempertimbangkan kecerdasan dan kematangan tapi karena factor uang dan nepotisme. Nabi saw mengatakan bahwa Ketika kepemimpinan dan jabatan diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancurannya. Inilah mungkin jawaban mengapa pemerintahan kita di pusat dan daerah banyak mengecewakan rakyat Indonesia.
Demokrasi pancasila yang digali dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia melalui pergulatan pikiran dan batin oleh pendiri bangsa, oleh elit politik kita dengan mudahnya ditinggalkan dan diganti dengan sistem demokrasi yang semakin liberal dan kapitalistik yang ditandai dengan banyaknya partai politik yang memperebutkan kekuasaan, akibatnya konflik diantara elit politik terus terjadi. Setiap hari melalui layar televisi kita menyaksikan elit-elit politik saling bertengkar satu sama lain.
Banyaknya kepentingan dan ambisi dari masing-masing elit politik pusat dan daerah untuk merebut kekuasaan sebenarnya sangat berbahaya apalagi kalau mereka disusupi oleh kepentingan asing untuk menguasai kekayaan alam Indonesia tersebut. Ingat pada tahun 1998 Kita pernah mendengar ada agenda bahwa Indonesia akan dipecah-pecah menjadi beberapa Negara. Ini adalah rekomendasi Lembaga think-tank AS Rand Corporation, patner Dephan Amerika kepada Presiden Amerika serikat saat itu Bill clinton yang kemudian diserahakan kepada pentagon (Departemen pertahanan Amerika serikat). Rencananya Indonesia akan dipecah menjadi 6 negara yaitu Timor-timor (sudah memisahkan diri pada 1999), Papua, Aceh, Kalimantan, Maluku dan Riau.
Bukan kebetulan pula apabila ke enam daerah-daerah tersebut adalah daerah yang kaya akan hasil tambang, Perkebunan dan kehutanan. Aceh sempat ingin Merdeka lewat Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan sekarang papua lewat Organisasi papua Merdeka (OPM) terus ingin memisahkan diri dari NKRI.
Mari kita belajar dari dua negera besar berikut ini yang akhirnya bubar.
Uni soviet berdiri pada tahun 1917 dan kemudian berkembang menjadi salah satu Negara di eropa timur yang sangat besar, namun pada tahun 1991 Uni soviet yang super power ini kemudian bubar. Kenapa, apa yang menjadi penyebabnya?
Mari kita lihat. Pada awalnya semua bermula dari krisis ekonomi, dimana harga-harga melambung tinggi dan rakyat semakin susah memenuhi kebutuhan hidupnya. rakyat banyak yang tidak puas dengan kinerja pemerintah kemudian menuntut reformasi di tubuh pemerintahan. Memenuhi tuntutan rakyat pada tanggak 6 maret 1986, Presiden uni soviet Mikhail Gorbachev mengusulkan reformasi Negara melalui kebijakan yang disebut dengan Glasnost dan perestroika. Glasnost adalah keterbukaan dalam semua bidang di dalam institusi pemerintahan termasuk kebebasan pers, sementara perestroika adalah reformasi politik dan ekonomi.
Gorbachev dengan kebijakan tersebut menyakini bahwa demokrasi akan membuat Uni soviet akan menjadi lebih baik, namun apa yang terjadi justru menjadi bumerang. Demokrasi yang digadang-gadang menjadi solusi justru menjadi tidak terkontrol. Kebebasan dan keterbukaan membuat rakyat uni soviet semakin berani menyuarakan ketidakpuasan terhadap buruknya kondisi dalam negeri. Akibat adanya keterbukaan pemerintah kehilangan kontrol terhadap media. Kalangan pers dengan leluasa menyingkap borok pemerintah terutama korupsi dan penyalahgunaan wewenang lainnya. Setiap hari rakyat uni soviet dipertontonkan di televisi dan media beberapa pejabat ditangkap karena korupsi sehingga membuat rakyat semakin kehilangan kepercayaan kepada pemerintah. Rakyat tidak menghargai lagi pemimpinya karena pikiran alam bawah sadar rakyat tiap hari dicecoki dengan pemberitaan pejabat yang ditangkap karena korupsi.
Keadaan itu semakin parah akibat kian maraknya pertikaian antar etnis sehingga memicu perpecahan dan akhirnya uni soviet bubar secara resmi pada tanggal 26 Desember 1991. Uni soviet bubar dan pecah menjadi 15 negara yaitu Armenia, Belarus, Azerbaijan, Estonia, georgia, kazakhtan, Moldova, Tajikhistan, Uzbekistan, khirkistan, Latvia, Lithuhania, Ukrania dan Rusia.
Mikhail Gorbachev sendiri akhirnya mundur sebagai presiden sehari sebelum pembubaran uni soviet diumumkan dan menyatakan bahwa peradaban barat lah yang memiliki andil dibelakang ini semua.
Begitu pula dengan Yugoslavia. Yugoslavia adalah negara terkuat di eropa timur saat itu yang memiliki wilayah yang terdiri dari beberapa suku dan agama. Akibat politik adu domba Yugoslavia pada tahun 1992 akhirnya bubar dan terpecah-pecah menjadi beberapa Negara kecil berdasar etnis dan agama yaitu Bosnia Herzegovina, kroasia, Macedonia, Montenegro, Serbia dan Slovenia. Walaupun presiden Yoseph Tito dari Yogoslavia berusaha mencegah perpecahan bangsanya namun Dia gagal.
Apa pelajaran yang bisa di petik dari kejadian bubar dan pecahnya dua negara besar tersebut diatas?
Sebelum kedua negara tersebut bubar, mereka semuanya menghadapi lima persoalan mendasar yaitu pertama, korupsi merajalela yang dilakukan oleh elit pemerintahan dimana para elit pemerintahan hanya berjuang untuk kepentingan kroni dan keluarganya saja,
Kedua, terjadi konflik antar etnis di berbagai tempat dan daerah,
Ketiga, pusat kekuasaan tidak bisa mengendalikan lagi keinginan daerah untuk melepaskan diri dari kekuasaan pusat dan
keempat pemerintah pusat tidak dipercaya lagi oleh berbagai kelompok sosial politik sehingga sudah kehilangan kepercayaan publik.
Nah persoalan Indonesia saat ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan persoalan yang dihadapi oleh kedua negara besar tersebut sebelum kemudian menjadi bubar.
Tapi mengapa Indonesia sampai saat ini tidak bernasib seperti kedua negara eropa timur tersebut ?
Sekali lagi karena kita punya PANCASILA.
Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar