Tuhan memerintahkan manusia agar dalam melakukan ibadah atau kebaikan dilakukan semata-mata karena mengharap ridha Tuhan atau dalam Istilah agama disebut dengan ikhlas (QS. Al Bayyinah ayat 5).
Namun dalam kenyataannya karena dorongan hawa nafsu sering kali manusia melakukan kebaikan atau ibadah bercampur dengan motif-motif yang lain, misalnya ada yang bersedekah tapi tujuannya ingin mendapatkan pujian atau agar dipilih dalam pemilu, ada yang menuntut Ilmu tapi tujuannya untuk memperoleh kekayaan, dan ada yang berjuang atas nama agama agar mendapat kedudukan terhormat dan sebagainya.
Orang yang melakukan perbuatan baik bukan karena dilandasi ketulusan hati untuk beribadah kepada Tuhan tapi karena ingin mendapatkan pujian dari manusia dalam agama disebut dengan riya dan dimasukkan dalam kategori syirik kecil.
Rasulullah pernah bersabda, ''Takutlah kamu kepada syirik kecil.'' Para shahabat bertanya, ''Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan syirik kecil?'' Rasulullah berkata, ''Yaitu sifat riya. Kelak di hari pembalasan, Allah mengatakan kepada mereka yang memiliki sifat riya, 'pergilah kalian kepada mereka, di mana kalian pernah memperlihatkan amal kalian kepada mereka semasa di dunia. Lihatlah apakah kalian memperoleh imbalan pahala dari mereka'?"
Sifat riya ini juga dapat menghapus seluruh amal kebaikan, Allah SWT berfirman, ''Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.'' (Al-Furqan: 23).
Bahkan orang yang riya namun tidak sempat bertobat kelak akan dimasukkan ke dalam neraka.
Rasulullah bercerita, ''Di hari kiamat nanti ada orang yang mati syahid diperintahkan oleh Allah untuk masuk ke neraka. Lalu orang itu melakukan protes, 'Wahai Tuhanku, aku ini telah mati syahid dalam perjuangan membela agama-Mu, mengapa aku dimasukkan ke neraka?' Allah menjawab, 'Kamu berdusta dalam berjuang. Kamu hanya ingin mendapatkan pujian dari orang lain, agar dirimu dikatakan sebagai pemberani.
Menurut Imam Ali bin Abi Thalib, orang yang riya ini memiliki ciri-ciri khusus yaitu malas beramal ketika sendirian dan giat beramal ketika berada di tengah-tengah orang ramai, menambah amaliyahnya ketika dirinya dipuji, dan mengurangi amaliyahnya ketika dirinya dicela.''
Wallahu'alam
Komentar
Posting Komentar