UMAT ISLAM
(Mayoritas dalam jumlah, minoritas dalam kualitas, sebuah refleksi)
Nabi saw bersabda:
“Akan datang suatu Zaman pada manusia, di mana pada waktu itu tidak tinggal Islam kecuali namanya saja, Dan tidak tinggal Al-Quran melainkan tulisannya saja, Masjid-masjid dibangun megah namun kosong dari petunjuk, Dan ulama mereka adalah makhluk yang terjelek yang berada di kolong langit, dari mulut-mulut mereka keluar fitnah dan (sungguh, fitnah) itu akan kembali kepada mereka.” [HR. Al-Baihaqi]
---------
Jumlah penduduk muslim di dunia saat ini diperkirakan mencapai 1,8 miliar orang. (https://www.tempo.co/internasional/10-agama-terbesar-di-dunia-2023-berdasarkan-jumlah-pemeluknya-islam-ke-berapa--)
Sementara Jumlah penduduk Muslim di Indonesia pada tahun 2023 adalah 248,37 juta jiwa. Jumlah ini setara dengan 86,7% dari total populasi Indonesia yang mencapai 277,53 juta jiwa (https://www.google.com/search?q=jumlah+penduduk+muslim+indonesia+tahun+2023&rlz)
Namun walaupun Islam menjadi agama terbesar nomor dua di dunia dan di Indonesia mayoritas penduduknya adalah beragama Islam tapi umat Islam secara politik dan ekonomi umumnya adalah lemah dan berada dalam hegemoni negara-negara barat. Bahkan pada sebagian Masyarakat di barat yang mengidap islamophobia, Islam sering diidentikkan dengan terorisme, radikalisme, ekstremisme dan intoleransi.
Di Indonesia sendiri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, partai yang mengatasnamakan islam tidak pernah berhasil merebut suara terbanyak (paling tinggi 40%) dalam pemilihan umum.
Saat ini partai Islam ada PKB, PPP, PKS, PAN, PBB, partai Ummah dan Partai Gelora namun keseluruhan perolehan suara mereka di DPR pada pemilu 2024 yang lalu adalah 31,8 %.
(https://www.idntimes.com/news/indonesia/iglo-montana-dharmawan/daftar-perolehan-suara-dan-kursi-dpr-partai-islam-di-pileg-2024)
Mengapa umat Islam yang mayoritas dari segi jumlah ini mengalami kemunduran dan tidak bisa bangkit lagi menjadi kekuatan besar dunia ?
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab.
Pertama, karena umat Islam telah meninggalkan alquran sebagai pedoman hidupnya. Inilah mengapa Nabi kita yang mulia akan mengeluh kepada Allah pada hari kiamat 'Ya Tuhanku! Sungguh orang-orangku meninggalkan Alquran ini (QS. Al furqan ayat 30).
Padahal dulu dengan alquran orang-orang Arab yang buta huruf dan tanpa alas kaki ini berubah menjadi penguasa dunia selama beberapa abad sejak wahyu pertamanya pada 610 Masehi. Tapi sekarang Ketika kaum muslimin telah banyak yang meninggalkan alquran sebagai panduan dalam menjalani kehidupan, hidup mereka menjadi hina. Kekayaan negara-negara Islam di timur Tengah dan beberapa belahan dunia lainnya berupa minyak, gas, emas, dan Nikel menjadi jarahan negara-negara barat dan zionis Israel.
Hal ini sebenarnya sudah pernah diingatkan oleh Nabi saw dimana beliau bersabda,” Hampir saja bangsa-bangsa lain memangsa kalian sebagaimana orang-orang lapar menghadapi meja penuh hidangan. Seseorang lalu bertanya pada Nabi SAW, "Apakah jumlah kami saat itu sedikit?
Nabi SAW menjawab, "Bahkan jumlah kalian saat itu banyak, akan tetapi kalian seperti buih di laut. Allah telah mencabut rasa takut dari dada musuh kalian, karena adanya penyakit wahn.
Seseorang bertanya, "Ya Rasulullah, apa itu wahn?"
Beliau menjawab,” Cinta dunia dan takut menghadapi kematian (HR. Abu Dawud no. 4297)
sikap terlalu cinta pada kehidupan dunia adalah sumber keburukan dan maksiat dimana mereka akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta dan kekuasaan walaupun dengan menggadaikan agama dan negaranya. Ini semua karena mereka telah melupakan kehidupan akhirat.
Kedua, Umat Islam hanya banyak dari segi jumlah tapi sangat sedikit yang memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. Mari kita hitung lagi. Kalau Jumlah penduduk muslim di dunia saat ini diperkirakan mencapai 1,8 miliar orang lalu berapa dari mereka yang melaksanakan rukun Islam seperti shalat, zakat, puasa dan haji, maka jumlah umat Islam akan lebih turun lagi. Lalu berapa banyak lagi dari mereka yang memiliki pengetahuan Islam yang memadai, maka jumlahnya akan semakin kecil. Selanjutnya berapa banyak dari mereka yang menerapkan akhlak Islam dalam kehidupan sehari-hari seperti bertetangga, belajar, bergaul dan sebagainya, maka jumlah mereka akan semakin minoritas. Dan terakhir ada berapa banyak umat Islam yang menjadikan Islam sebagai pandangan hidupnya dalam melihat semua persoalan di dunia ini dan berapa banyak dari mereka bercita-cita untuk mewujudkan atau menegakkan syariat islam. makanya jumlahnya akan semakin sedikit lagi.
Ulama Isa Anshary pernah berdebat dengan Presiden Ir. Soekarno. Isa anshary berpandangan bahwa wajar kalau islam dijadikan dasar negara karena Islam dipeluk oleh mayoritas penduduk Indonesia. Tapi Ir Soekarno melihat bahwa hanya Pancasila yang dapat mempersatukan Indonesia dan ide negara islam sebenarnya hanya didukung oleh kelompok kecil islam saja.
Ketiga, Umat Islam tidak memiliki pemimpin yang bisa diterima oleh semua golongan umat islam.
Bahwa salah satu kelemahan terbesar umat islam adalah tidak adanya pemimpin Islam yang bisa diterima oleh semua golongan umat islam. padahal dalam Islam kepatuhan kepada pemimpin merupakan kewajiban ketiga setelah kepatuhan kepada Allah dan rasulnya (QS. An nisa ayat 54).
Di Indonesia sendiri umat Islam sulit bersatu karena tidak adanya kepemimpinan yang bisa diterima oleh semua umat Islam. siapakah yang disebut pemimpin Islam itu. Apakah kriterianya. Apakah presiden Indonesia yang beragama Islam juga disebut sebagai pemimpin Islam. Di Indonesia ada banyak yang disebut sebagai pemimpin Islam seperti ketua MUI, ketua NU, ketua Muhammadiyah yang menduduki posisi pimpinan organisasi keagamaan Islam. Tapi apakah kepemimpinan mereka bisa diterima diluar kelompok/organisasi mereka. pemimpin NU boleh jadi memiliki wibawa yang besar dikalangan warga NU namun belum tentu bisa diterima oleh jamaah Muhammadiyah dan organisaisi islam lainnya.
Jadi umat Islam Indonesia sebenarnya bukanlah ummatan wahidah seperti disebut dalam alquran melainkan umat yang “…. Engkau kira mereka bersatu, padahal hati mereka berpecah belah.. (QS QS. Al-Hasyr Ayat 14).
Hati mereka berpecah belah itu bisa karena perbedaan fiqh, organisasi, jamaah, latar belakang pengetahuan, Pendidikan, kebudayaan, ambisi politik dan kepentingan pribadi. umat Islam Indonesia sering tidak bisa menahan diri dalam perbedaan pendapat karena mayoritas dari mereka mudah terjebak pada nama dan bendera. Mereka lupa kalau alquran menyuruh mereka bersatu (QS. Al Imran ayat 103).
Masalah kepemimpinan inilah yang menjadi masalah besar umat Islam. Dalam sejarahnya pertentangan tentang siapa yang berhak menjadi pemimpin Islam telah menimbulkan konflik dan perpecahan di dalam tubuh umat Islam sendiri. munculnya Islam suni dan syiah adalah karena masalah kepemimpinan ini.
Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar