BAGAIMANA MEMAHAMI ALQURAN
Alquran adalah sebuah kitab (buku) yang mengandung ilmu pengetahuan (QS. Yunus ayat 39) oleh karena itu Alquran dapat menjelaskan segala sesuatu (QS. An Nahl ayat 89).
Alquran adalah sebuah buku yang berisi jawaban tentang hampir semua hal dan percaya bahwa dengan Kembali kepada alquran maka manusia akan diselamatkan
------------------
Pada zaman Nabi Muhammad saw semua permasalahan agama dan dunia bisa dijelaskan oleh Nabi Muhammad karena mendapatkan wahyu dari Allah swt. Namun setelah Nabi Wafat, para sahabat kemudian menghimpun dan mengumpulkan wahyu-wahyu berupa ayat-ayat alquran yang pernah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw menjadi sebuah kitab (buku) seperti yang kita pegang saat ini. Alquran turun secara berangsur-angsur selama 23 tahun sesuai dengan konteks yang dihadapi Nabi Muhammad saw pada waktu itu (QS. Al Isra ayat 106) untuk menanggapi kejadian atau kebutuhan masyarakat khususnya yang dialami masyarakat mekkah dan madinah selama 23 tahun masa kenabian. inilah yang disebut dengan kejadian yang menyebabkan turunnya wahyu (Azabun nuzul).
Jadi bagi orang yang ingin memahami alquran maka yang yang harus dilakukan adalah :
PERTAMA, kita harus memiliki pengetahuan tentang kapan dan dalam situasi apa ayat alquran itu diturunkan karena setiap ayat alquran terkait erat dengan latar belakang situasi pada saat diturunkan. Nah pengetahuan tentang kejadian yang menyertai turunnya wahyu itu menjadi amat penting untuk dipahami karena tanpa itu banyak ayat yang sulit untuk dipahami.
Misalnya, QS. At Taubah ayat 36 yang berbunyi,“Bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusirmu. (QS. Al baqarah ayat 191) ATAU Perangilah kaum musyrik itu semuanya sebagaimana mereka memerangimu semuanya, dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang yang bertaqwa (QS. At taubah ayat 36).
Ayat ini konteksnya adalah dalam kondisi perang. Jadi jika terjadi perang melawan orang-orang kafir dan musyrik maka kita boleh menggunakan ayat tersebut karena dalam perang yang ada hanya membunuh atau dibunuh. Namun jika dalam kondisi damai tanpa perang maka Memakai ayat ini adalah salah kaprah. Pelaku-pelaku terorisme atas nama agama biasanya mengambil potongan ayat ini untuk membenarkan tindakan mereka melakukan aksi bom bunuh diri karena salah dalam memakai konteks ayat.
Ketika dalam keadaan damai maka umat Islam tidak boleh membunuh atau memerangi orang kafir/musyrik karena hal tersebut justru dilarang oleh alquran yaitu,”barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya (QS. Al Maidah ayat 32) dan "Jikalau mereka cenderung kepada perdamaian, maka sambutlah kecenderungan itu, dan berserah dirilah kepada Allah (QS Al-Anfal ayat 61).
Namun demikian perlu ditekankan disini bahwa tidak semua ajaran atau petunjuk agama itu harus dikontekskan. misalnya bagaimana cara kita shalat, puasa, zakat dan Haji maka kita tetap harus berpegang sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Nabi Saw. Nabi saw bersabda, “shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat (HR. Bukhari).
Bahwa alquran adalah sebuah teks berbahasa arab yang berisi firman Allah swt. Alquran tidak bisa berbicara, dia hidup melalui para pembacanya. Kemampuan setiap orang berbeda dalam pembacaan terhadap alquran sesuai dengan keimanan, pengetahuan dan tingkat kecerdasan masing-masing individu. Sebuah teks butuh penafsiran dan tanpa konteks teks itu sulit dipahami dengan benar.
Bahwa yang memahami maksud sebenarnya dari sebuah teks dari alquran hanyalah Allah swt karena alquran berasal dari Dia. Manusia tidak bisa menggklaim mampu 100% memahami maksud Tuhan maka yang bisa dilakukan manusia hanyalah berusaha memahami maksud Tuhan tersebut melalui yang disebut dengan penafsiran. Itulah setiap penafsiran biasanya selalu diakhiri dengan kata wallahua’alam bisshowab (hanya Allah yang mengetahui yang sebenarnya)
Yang ingin kami sampaikan dari uraian terkait teks dan konteks ini adalah bahwa dalam kehidupan dunia ini selalu ada yang disebut pengulangan. Kejadian berulang ini disebut pola.
Nah kejadian pada zaman nabi atau pada setiap tempat dan zaman yang lalu akan selalu terulang Kembali pada setiap masa dan zaman itu pada saat ini dan waktu yang akan datang namun hanya konteksnya yang berbeda tapi pelajaran yang dikandungnya hampir sama. Nah konteks pada masa lalu itu ditarik Kembali untuk menemukan maknanya pada zaman sekarang. Misalnya Pada masa Nabi Luth muncul kaum homoseksual dan sekarang pada zaman modern ini muncul juga kelompok homoseksual. Pada zaman firauan dan nabi Sulaeman marak ilmu sihir dan pada zaman modern ini ilmu okultisme yang mencakup praktek ramalan, sihir dengan berbagai ritual atau ritus untuk tujuan tertentu banyak dipraktekkan Kembali justru oleh kelompok - kelompok tertentu yang tergabung dalam kelompok satanik. Jadi Ketika Allah mengazab kota Sodom dan Gomorah karena penyimpangan seksual homoseksual nya, alquran memperingatkan bahwa itu adalah sebuah peristiwa yang merupakan “tanda” (QS. Asy-Syu’ara ayat 174), maknanya bahwa Allah akan kembali dengan azab itu jika manusia kembali pada penyimpangan seksual itu .
Anda tinggal menyebutkan sekarang, Negara mana saja, kota mana saja yang penduduknya melakukan penyimpangan seksual sebagaimana yang dilakukan oleh umat Nabi Luth. Negara barat mana yang sekarang terus menerus secara aktif mempromosikan isu pernikahan antara seorang laki–laki dengan laki-laki dan seorang perempuan dengan perempuan sementara penduduknya hanya diam dan menerima praktek tersebut tanpa pernah mengutuknya. Saat ini sudah ada 34 negara yang telah melegalkan pernikahan sesama jenis ini dan tampaknya akan terus bertambah.
Apa respon alquran terhadap praktek pernikahan sesama jenis ini ?
Alquran mengatakan bahwa tidak ada suatu negeri atau kota (yang durhaka penduduknya) melainkan akan dibinasakan sebelum hari kiamat atau akan disiksa (penduduknya) dengan siksa yang sangat keras (QS. Al Isra ayat 58)
KEDUA, Alquran adalah sumber utama dan dijaga langsung oleh Allah swt sementara hadis tidak. Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk disampaikan dan diajarkan kepada umatnya, Jadi sebuah hadis hanya boleh dipakai kalau harmoni atau sejalan dengan alquran karena alquran adalah sumber utama. Hadis yang bertentangan dengan alquran maka harus dikesampingkan.
Contoh, Nabi saw bersabda “ aku diperintahkan untuk memerangi (bukan membunuh) manusia hingga mereka mengucapkan tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, dan menunaikan zakat. Jika mereka melakukan itu, mereka telah menjaga darah dan harta dariku kecuali dengan hak islam, dan hisab mereka diserahkan kepada Allah (HR. Bukhari Muslim)
Bagaimana memahami hadis diatas ?
Benarkah Nabi memaksa setiap orang agar mereka tunduk, takluk dan masuk Islam. Benarkah Islam disebarkan dengan pedang dan memaksa setiap orang masuk Islam?
Tentu tidak karena alquran mengatakan “tidak ada paksaan dalam agama (QS. Al baqarah ayat 256). Hadis yang bertentangan dengan alquran maka hadis itu harus dipinggirkan.
Menurut Ibnu Hajar dalam fathul bari bahwa “Hadis diatas muncul setelah turunnya perintah perang dalam QS.At taubah yang ditujukan kepada musyrikin. Dengan demikian konteks hadis ini dalam suasana peperangan, bukan dalam suasana normal.
KETIGA, untuk memahami alquran kita harus sering membaca alquran secara keseluruhan untuk menemukan sistem makna Ketika mempelajari suatu tema tertentu dalam alquran.
Mengapa ? karena setiap ayat berkaitan dengan ayat-ayat yang lain untuk saling menjelaskan dan memperkuat. Metodologi ini sebenarnya diajarkan Tuhan secara tidak langsung di dalam alquran, misalnya di dalam alquran Allah berfirman “Dan ingatlah ketika Allah berkata kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada adam, maka merekapun sujud kecuali iblis (QS. Al Baqarah ayat 34).
Nah Siapakah Iblis itu?
Jika kita membaca satu ayat ini saja secara terpisah dan sepotong-potong maka kita akan menyimpulkan iblis adalah golongan malaikat karena perintah sujud itu ditujukan kepada para malaikat. Tapi Alquran memerintahkan kita untuk membaca dan mempelajari keseluruhan isinya dengan benar supaya kita dapat melihat hubungan-hubungan antar sesuatu dan menyatukan semuanya menjadi sebuah kesatuan. Karena itu ketika kita pelajari bagian lain dari alquran maka kita akan dapati sifat dari malaikat adalah mereka selalu mematuhi dan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah (QS. At Tahrim ayat 6).
Jadi malaikat tidak pernah membangkang dengan perintah. Tetapi dia (Iblis) tidak patuh dan malah menolak untuk bersujud, jadi tidak mungkin dia seorang malaikat. Jadi siapa Iblis ini sebenarnya ?
Inilah yang terjadi ketika anda mempelajari keseluruhan alquran. Nah ketika anda membaca surat yang lain maka anda akan menemukan penjelasan bahwa Iblis bukanlah malaikat melainkan dia adalah dari golongan jin (QS. Al Kahfi ayat 50).
itulah kesimpulan yang anda peroleh ketika anda mempelajari alquran secara keseluruhan atau komprehensif.
Kita akan sulit memahami alquran secara utuh kalau hanya membaca potongan-potongan ayat kemudian menyimpulkannya, kita akan menjadi seperti beberapa orang buta yang ingin tahu gajah itu seperti apa. Yang pegang kakinya bilang gajah sepeti batang pohon, yang pegang ekornya bilang gajah seperti tali, yang pegang telinganya bilang gajah seperti daun. Itu yang terjadi pada kita saat ini. Ketika ditanyakan apa itu ciri orang bertaqwa ? kalau kita hanya merujuk pada awal surat Al baqarah ayat 1 sampai 5 maka kita hanya akan mengatakan bahwa orang bertaqwa itu adalah mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan shalat, berinfaq, dan menyakini akan adanya hari akhirat. Padahal kalau kita membaca keseluruhan alquran maka kita akan menemukan banyak sekali ciri-ciri orang yang bertaqwa di surat dan ayat yang lain misalnya seperti awal surat Al mukminum ayat 1-9 dan Al Imran ayat 132-135.
Demikian
Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar