DAKWAH ISLAM DAN PERANG MELAWAN TERORISME
seorang penulis barat bernama Thomas W. Lippman mengatakan, Islam merupakan salah satu agama yang paling cepat tumbuh dan paling berkembang di Amerika serikat dan eropa selama satu dasawarsa yang lalu.
Banyak masyarakat di Amerika dan barat yang akhirnya tertarik dengan islam setelah mereka mempelajari Islam langsung dari sumbernya yaitu Alquran dan sejarah hidup Nabi Muhammad saw. dan bukan dari media dan perilaku orang Islam. Ternyata orang-orang yang membenci Islam selama ini tidak pernah membaca alquran sebagai sumber utama ajaran Islam, tapi mereka termakan propaganda dari media-media mainstream yang menampilkan Islam dalam citra negatif yang dilakukan oleh Sebagian kelompok umat Islam sendiri. memang di barat sana Islam adalah agama yang paling berusaha dijatuhkan oleh media-media barat melalui propaganda-propaganda negatif.
perkembangan Islam yang begitu luas dan cepat tersebut tidak akan mungkin terjadi bila disampaikan dengan kekerasan dan pemaksaan kehendak.
Alquran mengatakan “Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu (QS. Ali Imran ayat 159).
Namun demikian ada Sebagian kecil kelompok Islam yang karena pemahaman agamanya yang sempit justru menampilkan Islam dalam wajah yang keras dalam dakwahnya. Kelompok khawarij adalah representasi kelompok dalam Islam yang memakai jalan kekerasan untuk menegakkan dakwah, namun dalam sejarahnya kelompok ini tersisih dari sejarah dan hanya diikuti sangat sedikit kaum muslimin. ini menunjukkan jalan kekerasan tidak mendapat tempat di kalangan umat islam dan bahkan mereka mengutuk tindakan kekerasan ini. Melalui perang melawan terorisme, AS dan sekutunya telah memanfaatkan dan membiayai kelompok kecil umat Islam yang berpaham Khawarij ini sebagai proxy untuk memperburuk citra Islam melalui aksi-aksi kekerasan yang mereka lakukan. Salah satu aksi kekerasan itu diantaranya adalah melalui aksi bom bunuh diri. Aksi bom bunuh diri adalah pengingat bahwa agenda kampanye perang melawan terorisme masih terus berlangsung.
Bahwa menanggapi kampanye perang melawan terorisme yang dikampanyekan Amerika Serikat pasca peristiwa peledakan Gedung WTC 9/11, John Pilger, jurnalis Australia mengatakan “hakikatnya tidak ada perang melawan terorisme, yang ada adalah perang menggunakan alasan terorisme. Terorisme dan radikalisme adalah alasan terbaik untuk memerangi umat islam. itulah maka yang menjadi korban terbesar dari perang melawan terorisme adalah umat Islam sendiri. (https://galamedia.pikiran-rakyat.com/news/pr-351711644/tanggapi-kampanye-teroris-ala-amerika-john-pilger-umat-islam-korban-terbesar-terorisme)
Pernyataan John Pilger terbukti benar. Bahwa pasca kampanye melawan terorisme yang dikampanyekan AS, maka AS melancarkan perang global melawan terorisme dan yang disasar adalah negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.
Peneliti Brown University, dengan menggunakan data PBB dan analisis ahli telah menghitung jumlah minimum kematian yang disebabkan oleh perang melawan terorisme, di Afghanistan, Pakistan, Irak, Suriah, Libya, Somalia, dan Yaman dan menyebutkan bahwa jumlah korban adalah 4,5 juta hingga 4,6 juta — angka yang terus meningkat seiring dampak konflik bergema. Dari kematian tersebut, sekitar 3,6 juta hingga 3,7 juta adalah “kematian tidak langsung” yang disebabkan oleh memburuknya kondisi ekonomi, lingkungan, psikologis dan kesehatan.
Propaganda bahwa Islam adalah agama yang menyebarkan teror adalah cara pembenci Islam untuk menjauhkan orang dari mengenal Islam. Mereka paham bahwa jika Islam ditampilkan dengan wajah garang tentu dakwah Islam sebagai rahmatan lil’alamin yang dibawa oleh pengikut Nabi Muhammad saw akan dijauhi oleh banyak manusia. Sentimen anti islam dan Islamofobia akan muncul di berbagai negara.
Alquran telah mengingatkan hal ini.
“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya (QS. As-Saff Ayat 8)
Itulah mengapa Islamofobia yang dilancarkan media-media pembenci Islam tidak membuat pengikut Islam berkurang tapi justru semakin bertambah.
Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar