MENGENAL
KHAWARIJ DAN PEMIKIRANNYA
Khawarij berasal dari akar kata
kharaja, artinya keluar. Kelompok ini dinamakan khawarij dikarenakan mereka
keluar (membelot) dari barisan Khalifah Imam Ali ra karena menolak kebijakan
politiknya karena telah menyetujui cara arbitrasi (tahkim). Arbitrase adalah
perundingan untuk menyelesaikan konflik dimana Imam Ali bin Abi Thalib
menugaskan Abu Musa Al Anshari untuk berdamai dan bermusyawarah dengan Amr bin
Ash wakil dari muawiyah guna menyelesaikan perang panjang (perang siffin)
melawan Muawiyah.
Kaum Khawarij awalnya adalah para
pengikut Imam Ali ra. yang kemudian
memisahkan diri karena menganggap
imam Ali ra telah meninggalkan hukum
Allah dan berhukum dengan hukum manusia ketika menyetujui penyelesaian perang
dengan cara arbitrase. "Mengapa harus musyawarah? Putuskan saja
dengan Alquran. Demikian pendapat kaum Khawarij saat itu.
Bagi mereka La Hukma
Ilallah, tak ada hukum kecuali hanya milik Allah, siapa yang berhukum bukan
dengan hukum Allah maka mereka telah kafir. begitulah pemikiran kaum Khawarij. Mereka
merasa sudah berpegang kepada Alquran manakala sudah mengutip sepotong ayat
yang menunjang pendapat mereka. Itulah mengapa Imam Ali ra menjawab ucapan
mereka yang selalu mengutip Alquran
dengan bersabda “kalimatu haqqin yuradu biha al Bathil - mereka
mengucapkan perkataan yang benar tapi untuk maksud batil.
Setelah memisahkan diri dengan Imam
Ali ra. kaum khawarij mendirikan komunitas tersendiri yang terpisah dan kemudian
mengangkat senjata melawan Imam Ali ra yang didukung oleh para sahabat Nabi
yang utama yang keutamaan mereka diabadikan oleh Al quran dengan sebutan As
Sabiqun Al Awwalun, orang pertama yang dijamin masuk surga. Imam Ali ra
akhirnya mereka bunuh ketika hendak menunaikan shalat subuh di Masjid.
Mereka ini sebenarnya adalah
kelompok orang yang sangat kuat
beribadah namun sangat kaku dalam
memahami teks-teks keagamaan dan pengambilan dalil darinya. Boleh jadi karena akal mereka lemah atau tidak menggunakan akal
dalam memahami keyakinan terhadap wahyu akhirnya mereka salah dalam menerapkan
ajaran agama dan keliru dalam memahami teks-teks suci Alquran. Akibatnya kaum
khawarij kerap mengkafirkan siapapun
yang tidak sependapat dengan pikirannya. Konsekuensi dari pengafiran tersebut
adalah lahirnya fatwa halal untuk
membunuh siapapun yang mereka anggap kafir.
Imam Ali ra. pernah menegur kaum
khawarij ini, “jelaskan kepadaku mengapa kalian merasa berhak memerangi kami
dan menumpahkan darah orang Islam? Demi Allah, bahkan sekiranya kalian
menyembelih ayam dengan cara seperti itu, sungguh itu merupakan persoalan
serius di mata Allah, sementara kalian melakukannya kepada manusia. Kalian
membunuh manusia yang jiwanya diharamkan oleh Allah.
KHAWARIJ
SELALU ADA PADA SETIAP JAMAN
Sebenarnya cikal bakal munculnya
kaum khawarij sudah ada sejak jaman Nabi
Muhammad saw. Ketika Nabi saw sedang
membagi rampasan perang sepulang dari penaklukkan makkah, , tiba-tiba seorang
laki-laki mendatangi Nabi saw dan berkata dengan suara keras “Hai Muhammad,
berlakulah adil ! Nabi marah dan berkata “celaka, kalau saya saja tidak adil,
lantas siapa lagi yang bisa berlaku adil. Aku dipercaya oleh Allah untuk
membawa risalah langit dan kamu tidak mempercayaiku dalam pembagian amanah ini.
namun lelaki itu tidak terima dengan penjelasan Nabi saw dan iapun pergi.
Nabi saw kemudian mengabarkan
bahwa kelak dari lelaki ini akan keluar
ditengah-tengah umatnya suatu kaum, dimana mereka adalah orang-orang yang masih
muda, tapi akal mereka bodoh, mereka berkata dengan sebaik-baiknya perkataan
manusia, kalian akan menganggap remeh
shalat kalian dibandingkan shalat mereka, mereka membaca Alquran namun tidak
melewati kerongkongan mereka, mereka akan keluar dari agama bagaikan anak panah
keluar dari busurnya (HR. Bukhari-Muslim).
Apa yang dikabarkan oleh Nabi saw
akhirnya memang terbukti. setiap jaman hingga saat ini watak dan mental warisan
gerakan khawarij selalu muncul ditengah tengah umat Islam walaupun jumlah
mereka sebenarnya minoritas. mereka berpendapat siapa yang telah melakukan dosa
besar maka dia kafir oleh karena itu
dapat diperangi dan dibunuh. mereka suka mengambil ayat yang turun untuk
orang-orang kafir, lalu menjadikannya untuk orang-orang yang beriman. itulah
mengapa Ibnu Umar menganggap mereka sebagai makhluk Allah yang paling jelek.
Rasulullah saw bahkan bersabda, “
Mereka (khawarij) adalah penghuni neraka
(HR. Ahmad). mengapa mereka disebut
penghuni neraka padahal mereka adalah kaum muslimin dan ibadah mereka sangat
kuat sehingga digambarkan tangan-tangan mereka kapalan bagaikan lutut-lutut
unta dan dahi-dahi mereka menghitam karena lama dan seringnya sujud dalam
shalat?
Karena dari dalam Islam tindakan
mereka telah memperburuk citra Islam di dunia sehingga mereka menghalangi orang
lain dari agama Allah dan menjadi
penghalang antara Allah dan para hamba-Nya. Banyak orang yang awalnya tertarik
dengan Islam kemudian menjauhi Islam karena menganggap Islam Intoleran, suka
berperang dan membunuh manusia, bukan karena mereka belajar dari ajaran Islam
tapi dari perilaku dan pemikiran kelompok khawarij ini yang memberikan
pemahaman yang keliru kepada masyarakat tentang Islam.
Karena pemikirannya yang
menyimpang dan tanpa ragu menggunakan kekerasan kepada orang Islam yang mereka
anggap kafir, maka kelompok Khawarij ini
sering dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk diadu domba dengan kelompok Umat
Islam yang lain, Mereka juga tanpa sadar diprovokasi untuk menentang atau
memberontak kepada pemerintahaan Islam yang mereka anggap kafir atau thogut. Padahal
Pemerintah Islam yang mereka anggap kafir itu melindungi kebebasan beribadah,
tidak menghalangi Umat Islam untuk menjalankan shalat berjamaah, membangun
masjid, memperingati hari-hari besar keagamaan dan tidak melakukan kezaliman
dan penindasan kepada Umat Islam.
Rasulullah saw bersabda, yang
paling aku takutkan atas kalian adalah seseorang yang telah membaca Alquran
sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap Alquran dan dia menjadi
pembela Islam, kemudian ia mendatangi tetangganya dan menuduhnya syirik. lantas
sahabat bertanya “wahai Rasulullah penuduh atau tertuduh yang lebih berhak pada
kesyirikan? beliau menjawab “si penuduh (dia yang musyrik) (HR. Bukhari)
“Mereka baik dalam berkata tapi jelek dalam
berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka tidak
menjalankannya sedikitpun.” (HR. Al-Hakim).
Perilaku khawarij
ini juga sangat paradoks, disatu sisi mereka sangat taat pada perintah dalam
Alquran dan Hadis tapi disatu sisi mereka melupakan larangannya, misalnya dalam
tarikh diceritakan, dalam perjalanan dari Kufah ke Nahrawan, seorang Khawarij
berjumpa dengan seorang Nasrani dan memuliakannya. Alasannya, karena kaum
dzimmy menurut Alquran harus dilindungi. Manakala Khawarij itu bertemu Abdullah
bin Habab, putra Habab bin Al Arrat, Muslim angkatan pertama. Karena perbedaan
pendapat dalam sebuah hadits, Abdullah dan istrinya itu dibunuh sang Khawarij.
Sementara
itu pemikiran khawarij juga merasuki teroris pelaku bom bunuh diri atas nama
jihad, yang mana mereka melakukan bom bunuh diri ditempat-tempat umum dimana
terdapat juga orang Islam, anak-anak, wanita dan orang tua, tapi mereka
melupakan sabda Nabi saw “bahwa di dalam perang pun membunuh wanita, anak-anak dan
orang tua adalah diharamkan (HR. Bukhari-Muslim)
Bahkan Alquran mengharamkan membunuh sesama
manusia tanpa hak.
“Barang siapa yang membunuh seorang manusia
bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan
dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya (QS. Al
Maidah ayat 32).
Siapa yang membunuh manusia yang tak bersalah
apakah dia kafir atau muslim maka tempatnya adalah di neraka .
“Barangsiapa yang membunuh orang kafir yang memiliki perjanjian
perlindungan (mu’ahad), maka dia tidak akan mencium wangi surga. Sungguh, wangi
surga itu tercium sejauh jarak empat puluh tahun.” (HR. Bukhari).
“ Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,
maka balasannya ialah jahanam. Ia kekal di dalamnya, Allah murka kepadanya,
mengutukinya, serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS. An-Nisa ayat 93)
Alquran dan Hadis juga mengharamkan melakukan
bunuh diri. “Dan janganlah kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah maha
menyayangi kalian (QS. An nisa ayat 29).
“ Barang siapa yang bunuh diri dengan
menggunakan suatu alat/cara di dunia, maka dia akan disiksa dengan cara itu
pada hari kiamat (HR. Bukhari-Muslim)
Mereka tahu ilmu agama tapi tidak
paham agama. Itulah mengapa Nabi saw menyebut akal mereka bodoh. Dalam dakwah
dan ceramah mereka, sering terlontar berbagai caci-maki terhadap sesama muslim
seperti ahlul bid’ah, sesat, kafir, dan sebagainya padahal ada banyak
ayat Al Qur’an yang melarang untuk bersu’uzhon (buruk sangka), mengolok-olok
sesama, mengkafirkan sesama muslim, dan membunuh sesama muslim. tapi mereka
tidak menimbang perkataan mereka dengan timbangan Alquran karena setan telah
menipu mereka dengan ibadahnya.
Mereka tidak paham bahwa mencela
orang muslim adalah kefasikan, dan memeranginya
adalah kekufuran (HR.Bukhari), melaknat seorang mukmin sama dengan
membunuhnya, dan menuduh seorang mukmin dengan kekafiran adalah sama dengan
membunuhnya (HR Bukhari), Siapa saja yang berkata kepada
saudaranya,” Hai Kafir”. Maka akan terkena salah satunya jika yang vonisnya itu
benar, dan jika tidak maka akan kembali kepada orang yang mengucapkannya (HR Bukari dan Muslim).Tidaklah
seseorang memvonis orang lain sebagai fasiq atau kafir maka akan kembali
kepadanya jika yang divonis tidak demikian (HR Bukhari).
Jadi kalau anda melihat seseorang yang walaupun
akidah dan ibadahnya bagus namun suka menuduh orang lain sesat dan suka
mengkafirkan sesama muslim maka pada pada dasarnya pemikiran khawarij ada pada
dirinya, kalau anda melihat seseorang yang menganggap dirinya paling benar tanpa salah dan
menganggap yang lain selalu salah tanpa menganggap ada kebenaran sedikitpun
maka pada pada dasarnya pemikiran khawarij ada pada dirinya. kalau anda
melihat seseorang yang begitu fanatik akan mazhab daripada fanatik
(cinta) kepada agama Islam dan kaum Muslim maka pemikiran khawarij ada pada
dirinya. Khawarij adalah perilaku ekstrem dalam beragama.
Namun walaupun khawarij adalah
sekte yang menyimpang karena telah mengkafirkan umat Islam diluar kelompoknya,
namun oleh Jamaah Ahlu sunnah wal Jamaah mereka tetap dianggap sebagai muslim.
Takkala Imam Ali ra. ditanya tentang Khawarij, beliau menjawab
“mereka saudara kita yang membangkang kepada kita. para sahabat bertanya,
apakah mereka kafir, beliau menjawab”tidak, mereka lari dari kekufuran. lalu apakah
mereka munafik, tanya mereka lagi. “tidak, orang-orang munafik tidak berzikir
menyebut nama Allah sedangkan mereka banyak berzikir menyebut-Nya. lalu kami
namakan apakah mereka? tanya mereka .” mereka adalah saudara-saudara kita yang
telah memerangi kita. Imam Ali tidak mau mengkafirkan mereka karena sifat wara
dan ketaqwaannya serta karena keluasan ilmunya.
MELURUSKAN PEMIKIRAN KHAWARIJ JAMAN
MODERN
Umar bin
Khattab pernah bertanya kepada Abdullah bin Abbas “bagaimana umat ini bisa
berselisih pendapat padahal nabi mereka satu dan kitab mereka satu? Lalu
Abdullah bin Abbas berkata “Hai Amirul mukminin, bahwasanya alquran telah
diturunkan atas kita, lalu kita membacanya, dan kita ketahui dalam hal apa ia
diturunkan. Akan tetapi sesudah kita nanti akan datang kaum yang membaca
alquran, tetapi mereka tidak mengetahui dalam hal apa ayat atau surat itu
diturunkan. maka tiap kelompok mempunyai pendapatnya sendiri, dan bila demikian
adanya tentu mereka akan saling berbeda pendapat. Dan jika mereka telah saling
berselisih maka mereka akan saling berperang.
Inilah peringatan yang pernah disampaikan oleh
Abdullah bin Abbas. Bahwa kelak akan muncul kelompok dari kaum muslimin yang
karena ketidaktahuan mereka akan makna yang melatarbelangi turunnya alquran
sehingga mereka jahil dan seenaknya menafsirkan teks alquran sesuai dengan
pendapat mereka sendiri. mereka pun menjadi sesat dan menyesatkan.
Kaum
Khawarij adalah Kelompok Umat Islam yang selalu berpegang pada teks ayat-ayat
alquran secara kaku.
Sa’id bin
Jubair berkata “ sebagian dari ayat-ayat yang mutasyabihat yang diikuti oleh
golongan Haruriyah (khawarij) ialah firman Allah swt “barang siapa tidak
menghukum menurut yang diturunkan Allah, maka mereka itu orang-orang kafir (QS.
Al Maidah ayat 44). Dan mereka merangkaikan dengan firman Allah “kemudian
orang-orang yang kafir berpaling dari Allah (QS. Al An’am ayat 1). maka bila
menurut anggapan mereka seorang imam atau pemimpin telah memutuskan hukum tanpa
kebenaran, mereka pun berkata “ Dia telah kafir, dan siapa yang kafir pasti
berpaling dari Tuhannya, dia telah musyrik. dan karena dia telah musyrik maka
dia keluar dari islam serta wajib diperangi.
Abdullah bin
Umar pernah ditanyakan pendapatnya tentang kaum Haruriyah (khawarij) ini,
beliau berkata “mereka adalah seburuk-buruk makhluk Allah, karena sesungguhnya
mereka mengambil ayat-ayat yang diturunkan untuk orang kafir, lalu mereka
terapkan atas orang-orang mukmin.
Saat ini
pemikiran khawarij tampak dihidupkan kembali oleh kelompok-kelompok intoleran
dan kelompok pelaku-pelaku terorisme dan bom bunuh diri atas nama Jihad.
Salah satu ciri
paham Intoleran adalah menganggap bahwa hanya kelompoknya saja yang paling
benar dalam pemahaman Ajaran Islam.
Mereka ingin memaksa semua manusia agar mengikuti paham Islam versi mereka.
Mereka tidak mengetahui bahwa manusia
seperti disebut di dalam Alquran tidak mungkin menjadi muslim semuanya. Mereka
tidak memahami bahwa memaksa semua
manusia menganut agama Islam justru menyalahi sunnatullah, karena Allah
berfirman “Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi
seluruhnya, Akan tetapi, apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka
menjadi orang-orang yang beriman (QS. Yunus ayat 99).
Mereka tidak
memahami bahwa Islam adalah agama rahmat atau belas kasih bagi semua umat
manusia (QS. Al Anbiya ayat 107), sehingga diutusnya Nabi Muhammad saw adalah
untuk tujuan tersebut dan bukan menebar teror, permusuhan dan kekerasan. Mereka
tidak memahami bahwa Islam memuliakan anak cucu adam (QS Al Isra ayat 70), sehingga
siapa yang membunuh seseorang bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau
bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh
semua manusia (QS. Al Maidah ayat 32), mereka tidak memahami bahwa tidak ada
paksaan dalam menganut agama islam (QS Al Baqarah ayat 256) sehingga kita tidak
boleh memaksa seluruh manusia memeluk Islam karena itu mustahil dan menyalahi
sunnatullah. Mereka tidak memahami bahwa Islam justru memerintahkan agar hidup
saling mengenal, saling menghargai, saling bekerjasama dan saling berdampingan
dengan semangat persaudaraan sesama makhluk (QS. Al Hujurat ayat 13)
Bahwa Salah
satu ciri kelompok Islam intoleran adalah menonjolkan ayat-ayat tentang Jihad dalam gerakan dakwah
mereka untuk menumbuhkan semangat militansi pengikutnya sementara ajaran Islam
sebagai rahmat bagi sekalian alam (rahmatan lil’alamin) tidak terlalu
ditonjolkan.
Atas nama
Jihad mereka sering menggunakan kekerasan terhadap pihak-pihak yang dianggap
sebagai musuh yang ingin menghancurkan Islam. Aksi bom bunuh diri sering mereka
lakukan untuk menghancurkan lawan.
Argumen yang
dijadikan sandaran adalah ayat-ayat jihad dan perang terutama misalnya “…..maka
perangilah orang-orang musyrik di mana saja kamu temui… (QS. At Taubah ayat 5).
“Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, mereka yang
tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan mereka
yang tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), yaitu orang-orang
yang telah diberikan kitab hingga mereka membayar jizyah (pajak) dengan patuh
sedang mereka dalam keadaan tunduk (QS. At Taubah ayat 29).
Dilihat dari
kutipan ayat diatas, argumen pelaku kekerasan dengan menggunakan bom bunuh diri
itu tampak benar, akan tetapi mereka umumnya tidak memahami apa konteks ayat
tersebut diturunkan (asbabun nuzul). Apakah konteks ayat tersebut berlangsung
sepanjang zaman dan seolah-olah hidup di bumi ini terus menerus berperang atau
dalam keadaan tertentu. Apakah ketika daerah dalam keadaan aman dan damai
ayat-ayat tersebut dapat dipakai.
Ali Bin Abi
Thalib mengatakan “Sesungguhnya Alquran berbicara melalui manusia”. ucapan Ali
Bin Abi Thalib ini mengisyaratkan bahwa pesan-pesan alquran hanya bisa
ditangkap dan dikembangkan oleh pikiran-pikiran manusia. semakin kaya secara
moral pembaca teks, makin kaya pula pesan teks-teks itu, sebaliknya makin
miskin secara moral para pembacanya makin buruk pula pesan-pesan teks itu.
Akibatnya makna teks kerap kali mempunyai moral yang sama dengan pembacanya.
jika pembacanya tidak toleran, penuh kebencian atau suka kekerasan maka tafsir
teksnya pun akan demikian. ini perlu ditekankan karena diantara pengaruh
kekerasan atas nama islam lahir sebagian karena cara membaca teks yang tidak
toleran yang ditulis oleh para penulis yang tidak toleran juga meskipun
mengatasnamakan kebenaran Alquran dan sunnah. jadi ketidaktoleran terjadi ada
pada pembacanya, bukan kitab sucinya.
Jadi inilah
pentingnya memahami ayat sesuai dengan konteksnya. Bagi seorang muslim
disamping perlu mengkaji pesan dari teks iapun perlu mengkaji pesan dari
konteks, sehingga makna yang dihasilkan sesuai dengan kondisi yang ada. untuk
itu seorang muslim harus selalu berupaya meningkatkan kadar pengetahuannya
karena Nabi saw memerintahkan bahwa mencari ilmu adalah kewajiban bagi stiap
muslim, laki-laki dan perempuan (HR.Ibnu Majah).
kebiasaan
mengkaji alquran tanpa memperhatikan konteks sosial dan historis dibalik
penurunan wahyu bisa menjadi kebiasaan yang berbahaya. mereka membuka alquran tanpa bantuan dan
bimbingan dari ulama yang terlatih dan berpikiran luas dalam disiplin ilmu
alquran dan disiplin ilmu Islam yang
lain. mereka menyoroti satu ayat alquran serta membacanya secara literal tanpa
melihat konteks yang ada di balik penurunan ayat tersebut. Akibat ulah kelompok
ini nama agama menjadi tercoreng.
Rasulullah
saw pernah melukiskan kaum khawarij yang selalu mengutip ayat-ayat alquran untuk
membenarkan tindakan mereka menggunakan kekerasan dan pembunuhan dengan
bersabda”mereka membaca alquran, tetapi bacaan mereka tidak melampaui
kerongkongan mereka” yakni mereka tidak menghayati ajaran alquran itu sampai ke
dalam lubuk hati mereka .
Mereka tidak
mau mendengar pendapat orang lain yang
berbeda pendapat dengan mereka karena menganggap pendapat kelompoknyalah yang
paling benar, tidak mau diajak berdiskusi dengan lapang dada. kebanyakan dari
mereka tidak mempelajari ilmu pengetahuan dari ulama-ulama yang mempunyai
pengetahuan mendalam. Rujukan mereka hanya pada ustads-ustad mereka yang mereka
anggap shaleh dari segi ritual, sedangkan terhadap ulama yang mendalam ilmunya tapi
karena bukan ulama didalam kelompoknya maka mereka tidak mau dengar. Padahal
ilmu itu terbuka ruang untuk berdialog dan bertanya jawab, menerima dan
menolak, serta menguji kebenaran paham.
seorang
penulis barat bernama Thomas W. Lippman mengatakan, Islam merupakan salah satu
agama yang paling cepat tumbuh dan paling berkembang di Amerika serikat dan
eropa. Perkembangan Islam yang begitu
luas dan cepat tidak akan mungkin terjadi bila disampaikan dengan kekerasan dan
pemaksaan kehendak.
“Maka
disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. “sekiranya
kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu (Qs.
Ali Imran ayat 159)
Oleh karena
itu musuh-musuh Islam Untuk menjauhkan
orang dari mengenal Islam maka diciptakanlah propaganda atau fitnah bahwa
Islam adalah agama kekerasan, agama yang menebarkan terror dengan tujuan
untuk menimbulkan kebencian. Kelompok
bersenjata ISIS yang pahamnya mirip-mirip dengan khawarij karena membunuh umat
Islam yang mereka anggap kafir (takfirisme) adalah salah kelompok Islam yang
mereka sokong untuk propaganda tersebut.
BAGAIMANA
MENGHADAPI KAUM KHAWARIJ INI ?
Diskusi dan dialog adalah jalan terbaik untuk meluruskan
pemahamam keagamaan karena kita tidak bisa memaksakan keyakinan. Namun
disinilah kesulitannya karena Kaum khawarij ini selalu menghindari segala
bentuk dialog dengan pihak yang berbeda pandangan dengan mereka demi
mempertahankan pandangan mereka yang ekstrem. Imam Ali ra pernah mengajak
mereka berdialog, namun ajakan dialog dengan Imam Ali ra tersebut mereka tolak,
bahkan salah seorang pemimpin khawarij berseru, “ jangan berbincang atau
berdebat dengan mereka, bersiaplah menemui Tuhanmu, bersegeralah menuju surga.
mereka menolak dialog dengan Imam Ali ra. dan lebih senang penyelesaian dengan
cara perang karena itu adalah jihad bagi mereka.
Namun walaupun sangat sulit
berdialog secara terbuka dengan mereka namun hal itu tetap bisa dilakukan,
karena tetap saja ada segolongan diantara mereka yang tetap mau berdialog. Hal ini pernah dilakukan oleh Abdullah bin
Abbas, seorang ahli fikih sekaligus sepupu Rasulullah. Pada awalnya Imam Ali ra
tidak mengijinkan Abdullah bin Abbas untuk mendatangi markas Khawarij untuk
berdialog karena mengkhawatirkan keselamatannya namun setelah menyakinkan Imam
Ali ra, Akhirnya Abdullah bin Abbas mendatangi markas kaum khawarij.
Ibnu Abbas kemudian menceritakan
kisahnya. “bahwa setelah memperoleh ijin dari Imam Ali ra. untuk berdialog
dengan kelompok khawarij itu, aku kemudian memakai jubah terbaik yang aku punya
dan aku datangi mereka di tengah siang. Aku jumpai suatu kaum yang begitu
semangat dalam beribadah. Tangan-tangan mereka kapalan bagaikan lutut-lutut
unta. Dahi-dahi mereka menghitam oleh bekas sujud. Ketika aku tiba mereka
menyambutku, “ marhaban, selamat datang wahai Ibnu Abbas.’ Sebagian dari mereka
berkata “jangan kalian berbicara dengan Ibnu Abbas. Sebagian yang lain berkata
“kita akan berbicara dengannya.
Aku bertanya kepada mereka “apa
yang membuat kalian dendam kepada sepupu dan menantu Rasulullah (maksudnya Imam
Ali ra) sekaligus pemuda pertama yang
mempercayai kenabiannya diantara para sahabat yang lain?
Mereka menjawab “kami dendam pada
Ali karena tiga alasan. Aku bertanya lagi “ apa tiga alasan itu ?
Mereka menjawab, “pertama, Ali
telah menjadikan manusia sebagai hakam (pemutus perkara) dalam urusan agama
Allah, padahal Allah sudah berfirman, “tidaklah keputusan itu kecuali kepunyaan
Allah (mereka mengutip QS surat Al-An’am ayat 57).
Aku bertanya lagi, lantas apa
alasan kedua? Mereka menjawab “Ali telah berperang tapi tidak mengambil tawanan
dari tentara yang kalah dan tidak mengambil harta rampasan perang mereka.
Sungguh jika mereka (orang yang berperang melawan Ali) kafir, harta mereka
sudah halal untuk dirampas, dan jika mereka mukmin, darah mereka diharamkan
(diperangi) bagi Ali.
Aku terus bertanya, “kemudian apa
alasan ketiga? Mereka mengatakan “Ali telah menghapus sebutan gelar Amirul
mukminim dari dirinya.
Aku bertanya pada mereka,”
bagaimana pandangan kalian, jika aku bacakan ayat Al quran dan kusampaikan
Hadist Nabi yang tidak kalian ingkari, apakah kalian akan kembali bertaubat?
Mereka menjawab “ya”. Lalu aku
katakan kepada mereka, “ adapun alasan kalian bahwa Ali mengangkat seseorang
untuk menjadi Hakim dalam urusan agama Allah, maka sebagai jawabannya Allah
berfirman “wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan
ketika kamu sedang ihram, hingga
firmannya yang berbunyi, “ yang diputuskan oleh dua orang adil di antara kalian
(QS. Al-maidah ayat 95). Dan Allah juga berfirman tentang seorang istri dan
suaminya di surat lain “ dan jika kamu takut ada persengketaan antara keduanya,
maka kirimkanlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari
keluarga perempuan".
Demi Allah aku tanyakan pada
kalian, apakah diangkatnya hakim dari manusia untuk mencegah pertumpahan darah
di antara mereka dan mendamaikan hubungan mereka, itu lebih baik atau hukum
manusia tentang darah seekor kelinci atau putusan manusia senilai seperempat
dirham terkait urusan pernikahan wanita”.
Mereka menjawab.” Demi Allah,
yang lebih pantas dan baik adalah putusan untuk mencegah pertumpahan darah dan
untuk mendamaikan perselisihan di antara mereka.
Ibnu Abbas lalu bertanya, apakah
kalian sudah memahami perkara pertama ini? Mereka menjawab “iya”.
Ibnu Abbas meneruskan, “sedangkan
alasan kedua yang kalian katakan bahwa Ali berperang, tetapi tidak mengambil
tawanan dan barang rampasan dari mereka yang diperangi Ali, maka apakah kalian
akan mengambil tawanan dari ibu-ibu kalian sendiri? Dan apakah kalian akan
menghalalkan darah mereka sebagaimana kalian halalkan darah selain mereka untuk
kalian perangi? Jika kalian menjawab iya (halal), maka sungguh kalian telah
kafir. Dan jika kalian menganggap mereka bukan ibu-ibu kalian, maka kalian
benar-benar sudah kafir dan keluar dari agama Islam. Allah berfirman “nabi itu
lebih utama dari orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istri
Nabi adalah ibu-ibu mereka (Al-Ahzab:6) kalian sedang terombang-ambing diantara
dua kesesatan. Pilihlah diantara keduanya yang kalian inginkan. Apakah kalian
sudah memahami perkara yang kedua?
Mereka menjawab “iya”.
Ibnu Abbas melanjutkan, adapun
ucapan kalian bahwa Ali telah menghapus gelar Amirul Mukminin dari dirinya,
maka aku ceritakan bahwa Nabi Muhammad pada saat perjanjian hudaibiyah
memanggil Ali untuk menulis perjanjian damai antara Nabi dan kaum kafir
quraisy. Nabi bersabda, “tulis, ini adalah perjanjian muhammad Rasulullah
(utusan Allah). Kaum kafir quraisy berkata “demi Allah, andai kami bahwa
mengakui engkau adalah utusan Allah, tentu kami tidak bakal menghalag-halangimu
dan tidak pula memerangimu. Namun tulislah muhammad bin Abdullah!. Nabi lalu
bersabda “Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar utusan Allah. Wahai Ali,
tulislah Muhammad bin Abdillah. Adapun Rasulullah lebih utama daripada Ali.
Apakah kalian juga sudah memahami perkara yang ketiga?
Mereka menjawab “demi Allah,iya.
Setelah dialog itu, sebanyak 2000
(dua ribu) orang khawarij dari mereka kembali ke jalan yang benar dan tinggal
tersisa 4000 (empat ribu) orang
Memang benar dialog tidak akan
menyelesaikan seluruh persoalan. Setelah dialog masih tersisa 4 ribu kaum
khawarij yang masih tidak percaya dan menerima. Akan tetapi langkah dialog yang
diambil Ibnu Abbas telah berhasil mengentaskan empat perlima dari kelompok
pemberontak. Artinya Ibnu Abbas meraih sukses dalam sebuah dialog hingga dapat
meluruskan pemahamam mereka yang salah.
Jadi dialog dan pengajaran Islam
yang benar adalah langkah terbaik dalam meluruskan pemahaman yang salah. Dari
sejarah kita banyak mengambil pelajaran bahwa betapa banyak harta benda hancur
dan nyawa melayang hanya gara-gara penyelesaian ditempuh dengan cara-cara
kekerasan.
Ya Allah, berilah kami
kelembutan, ilmu dan kedekatan dengan-MU. Amin.
Wallahu’alam bisshowab
Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin.
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.cc
Seingat saya juga Aceh(GAM) juga bisa berdamai dgn RI dengan dialog. Harapan saya Pemerintah Jokowi juga sering berdialog dgn kelompok Islam seperti FPI dan HTI.karena jika suatu waktu kita diperangi oleh Negara lain. Indonesia bisa bersatu satu melawan. Itu harapan saya jika tdk berkenan mohon maaf.
BalasHapus@Muhammad Ahsan Thamrin,-Assalaamu'alaikum?adakah nomor wa nya?sy ingin berbagi cerita terkait bab ini...#hamba Alloh أم حسنة
BalasHapus@Muhammad Ahsan Thamrin,-Assalaamu'alaikum?adakah nomor wa nya?sy ingin berbagi cerita terkait bab ini...#hamba Alloh أم حسنة
BalasHapus