Langsung ke konten utama

FORUM DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA

FORUM DIALOG ANTAR UMAT BERAGAMA
Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin

Sekiranya Allah tidak menahan kejahatan manusia terhadap sesamanya, pastilah akan dihancurkan sinagog-sinagog, biara-biara, gereja-gereja, dan masjid-masjid yang didalamnya disebut nama Allah. (Quran  surah Al Hajj ayat 40).

Belum lama kejadian seorang pimpinan pesantren dianiaya di Bandung, kita kembali dikejutkan dengan penyerangan gereja St.Lidwina di Yogyakarta. Terlepas dari masing-masing motif pelaku, Pemerintah seyogyanya tidak memandang hal ini sebagai kejadian biasa tetapi sebagai bahan renungan bahwa ada sesuatu yang perlu diwaspadai terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
Sejak dulu bangsa Indonesia adalah bangsa yang damai, masing-masing pemeluk antar umat beragama hidup berdampingan dengan aman dan tentram, tetapi kemudian dalam perjalanannya sering  muncul konflik yang awalnya hanya persoalan kecil kemudian menjadi membesar, berarti ada kekuatan dibelakang layar yang membakar. Analisa ini bukan tak berdasar, tidak ada peristiwa kebetulan. Dalam banyak kasus investigasi pasca konflik, selalu muncul kesimpulan ada tangan-tangan kotor yang bermain.

Jadi pemerinah perlu waspada. Permasalahannya bukan sekedar penegakan hukum tapi jauh lebih penting adalah pemahaman bagaimana cara kita memandang orang lain, cara kita memandang suatu agama. Kita semua percaya, hanya ada satu Tuhan dan karenanya hanya ada satu kebenaran untuk umat manusia, dan tidak ada yang boleh memonopoli kebenaran. Tugas untuk menanamkan pengertian ini kepada umat beragama adalah tugas masing-masing tokoh-tokoh agama.  Untuk itu saya mengharapkan adanya inisiatif dari tokoh-tokoh masing-masing agama yang tulus ikhlas untuk berkumpul dan duduk bersama membentuk sebuah wadah yang disebut forum dialog antar umat beragama.

Dialog antar umat beragama ini, kita harus memulai dari jantungnya kebenaran, bahwa tidak ada sama sekali toleransi pada penindasan, semua sama-sama menentang penindasan. Jika anda berdiri disisi kebenaran, dalam agama Islam, Nasrani, Hindu dan Budha,  anda harus di pihak tertindas yang dalam alquran disebut sebagai pihak yang terzolimi. Anda harus menentang penindasan, mengutuknya. Saya rasa inilah titik tolaknya , karena semua agama, apapun kitab sucinya mengajarkan spiritualitas yaitu cinta, kasih sayang, sabar, toleran, pemaaf, sikap bertanggung jawab, mengajarkan berbagi kebahagiaan bagi diri sendiri dan orang lain. Tidak ada yang mengajarkan penindasan ataupun terorisme.

Anda tidak bisa berdiri di sisi kebenaran namun minum teh bersama dengan si penindas, anda saling tolong menolong dengan mereka. Jika anda berdiri disisi kebenaran, anda harus di pihak tertindas yang dalam alquran disebut sebagai pihak yang terzolimi. Anda harus menentang penindasan, mengutuknya. begitulah khususnya dialog antar umat beragama. Jadi ketika terjadi pengrusakan tempat-tempat ibadah tertentu, semua langsung satu suara dengan lantang mengutuk perbuatan tersebut. Suara mereka harus paling nyaring dan media massa seharusnya memberikan porsi  pemberitaan lebih besar kepada mereka, jangan justru menjadi pengompor konflik.

Tugas utama forum dialog antar umat beragama adalah  bagaimana menanamkan pengertian kepada umat beragama bahwa kita harus  melihat perbedaan antara ajaran sebuah agama dan praktek para penganutnya. Sebagian pemeluk umat beragama sering menyimpulkan bahwa praktik umat beragama sebagai masnifestasi ajaran agama itu sendiri, padahal tidak sepenuhnya demikian. Mayoritas penganut suatu agama sebenarnya tidak mendukung sikap rekan seagamanya dalam melakukan kekerasan atas nama agama.

Di dalam Islam misalnya Sejarah Islam sangat kaya dalam mengungkapkan unsur kasih sayang dan toleransi ini. Nabi pernah berpesan kepada istrinya, siti Aisyah, hendaklah kamu bersikap lemah lembut dalam menyikapi berbagai urusan. Pesan tersebut dinyatakan Nabi terkait dengan orang yahudi yang mengumpat Nabi, yang kemudian dibalas dengan umpatan serupa oleh siti Aisyah. Nabi ingin mengatakan, bahwa seorang muslim harus menjadi teladan yang baik bagi umat-umat yang lain, terutama dalam rangka menebarkan kasih sayang dan etika publik yang luhur.

Kita berharap kedepan agar forum  tokoh lintas agama ini memainkan perannya lebih strategis yaitu menjadi penjaga moral umat. Mereka  berkumpul bersama untuk menyatukan pendapat akan nilai-nilai moral . mereka harus berdiri bersama mengkritik pemerintah apabila  mengambil kebijakan yang mengkhianati nilai-nilai moral agama. Saya rasa ini tidak sulit karena semua agama pada prinsipnya menyerukan nilai moralitas dan menentang penindasan manusia atas manusia yang lain.

Kita berharap dengan adanya forum dialog antar umat beragama yang di isi oleh tokoh-tokoh agama yang ikhlas dapat menyebarkan pemahaman yang lebih damai, toleran, penuh saling pengertian, karena ketika pimpinannya damai yang dibawah pun akan damai, sehingga masing-masing umat beragama akan lebih dewasa dalam menyikapi suatu peristiwa. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN

ARTIKEL  TP4D PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin. Salah satu permasalahan bagi Kementerian/Lembaga/SKPD/Institusi (K/L/D/I) yang sedang melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang menggunakan kontrak tahun tunggal adalah seluruh pekerjaan tersebut  harus sudah diselesaikan sebelum akhir tahun anggaran. Namun disinilah permasalahan yang sering terjadi yaitu banyak pekerjaan pengadaan barang dan jasa yang ternyata tidak atau belum selesai sedang kontrak pelaksanaan pekerjaan telah berakhir. Terhadap permasalahan tersebut banyak PPK yang bimbang atau ragu dalam mengambil keputusan. Ada beberapa kemungkinan yang dilakukan oleh PPK  terhadap pekerjaan yang diperkirakan tidak akan selesai sampai dengan akhir tahun anggaran yaitu : 1.     PPK memutuskan kontrak secara sepihak dan penyedia barang/jasa dianggap lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya. Atas sisa pekerjaa

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN Mari kita mulai dari Yeruselem. Yeruselem adalah kota suci. Dari sana Alquran  menceritakan banyak sekali kisah dari  Nabi Musa as, Nabi Dawud as dan putranya Nabi Sulaiman as, Nabi  Zakaria as, Nabi Yahya as dan dan Nabi Isa as.  Bangsa Bani Israel mencapai puncak kejayaannya  pada jaman Nabi Daud as dan Nabi Sulaeman as yang pemerintahannya berpusat di Yeruselem. Pada pada tahun 586 SM, kota Jerussalem diserang dan dihancurkan pertama kali oleh Raja  Nebuchadnezzar  dari Babylonia. Semua orang yahudi di bawa ke babylonia untuk dijadikan budak. Namun pada saat babylonia ditaklukan oleh Raja Cyrus dari Persia, orang-orang Yahudi tersebut dikembalikan kembali ke Jerussalem. Bangsa Yahudi yakin berdasarkan kitab suci mereka bahwa kelak Allah swt akan mengembalikan kembali bangsa Yahudi  ke Yeruselem  dan akan menurunkan  Messiah atau Al Masih yang akan mengembalikan kejayaan mereka untuk memerintah dunia dari Yeruselem

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin Salah satu perbedaan antara hukum Tuhan dengan Hukum buatan manusia adalah pada kepastian hukumnya. Hukum Tuhan tidak pernah berubah oleh zaman dan tidak ada kontradiksi atau pertentangan didalamnya , ini berbeda dengan hukum buatan manusia yang sering terjadi konflik norma di dalamnya, sehingga membuka ruang manusia untuk menafsirkannya sesuka hati dan sesuai dengan kepentingan. Di dalam hukum Tuhan, kita tidak boleh menafsirkan ayat secara serampangan dan bebas, tapi ada petunjuk metodologi yang harus dipatuhi supaya kita tidak salah dalam mengambil kesimpulan atas suatu makna. Di dalam alquran misalnya  kita tidak boleh mengambil satu ayat secara terpisah dan kemudian menyimpulkannya. Tapi ambillah semua ayat yang berkaitan dengan topik dan pelajari semua secara bersamaan  untuk mendapatkan makna yang menyeluruh. Makna yang harmonis, karena tidak ada sedikitpun kontradiksi dalam alquran. Misalnya di dalam Alquran