PENTINGNYA AKAL DALAM ISLAM (1)
Demi kekuasaan dan keagunganKu, tidaklah pernah aku menciptakan makhluk yang lebih kuhargai dari engkau. Karena engkaulah aku mengambil dan memberi dan karena engkaulah aku menurunkan pahala dan menjatuhkan hukuman (hadis qudsi dimana Tuhan bersabda kepada akal)
--------
Menurut Islam, manusia adalah makhluk Tuhan yang diberikan kelebihan dari makhluk-makhluk lain ciptaanNya. ketinggian dan kelebihan manusia dari makhluk lain itu terletak pada akal yang dianugerahkan Tuhan kepadanya. karena itulah ayat yang pertama diturunkan kepada nabi Muhammad saw adalah perintah untuk membaca (QS. Al alaq).
Dengan membaca dan maka Akal manusia dapat mewujudkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akal hanya akan bermanfaat kalau difungsikan untuk berpikir. Karena itulah banyak ayat alquran yang memerintahkan manusia agar menggunakan akalnya untuk berpikir (QS.Al-An'am ayat 50, QS. Ali Imran ayat 190-191, QS. An-Nahl ayat 44, QS. Al Ankabut ayat 20, dan QS. Al Hajj ayat 46).
Nabi Muhammad saw bahkan banyak mendorong supaya umat manusia mencari ilmu pengetahuan diantaranya beliau bersabda,”carilah ilmu pengetahuan mulai dari ayunan sampai ke liang lahat, carilah ilmu pengetahuan walau sampai ke negeri cina dan seorang alim (berilmu) tujuh puluh kali lebih tinggi derajatnya daripada seorang abid (yang banyak beribadah).
Bahwa dengan akal itu pula maka Tuhan memberikan manusia kebebasan untuk menentukan kehendaknya sendiri (free will) dan kebebasan dalam mewujudkan perbuatan sendiri (free act) (QS. 40 ayat 41).
Kebebasan yang diberikan itu adalah kebebasan untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan. Karena manusia diberi kebebasan untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan maka manusia mempunyai tanggung jawab moral atas segala perbuatannya. Tanggung moral itu adalah berupa sanksi yaitu surga bagi yang berbuat baik dan neraka bagi manusia yang berbuat jahat.
Bahwa meskipun posisi akal begitu tinggi namun akal yang digunakan untuk berpikir itu bisa benar dan bisa juga salah. Hal ini karena kemampuan akal manusia terbatas. Akal tidak bisa menjangkau hal-hal gaib seperti Tuhan, malaikat, jin, surga, neraka dan sebagainya maka dari itu Allah menurunkan wahyu (kitab suci) bersanding dengan akal sebagai bimbingan untuk manusia.
BAGAIMANA KALAU ADA PERTENTANGAN ANTARA AKAL DAN TEKS ALQURAN (WAHYU) ?
Di barat, akal atau pikiran manusia diatas segala-galanya karena pengaruh paham rasionalisme yang mereka anut. Dengan paham rasionalisme itu mereka terkadang menyingkirkan wahyu apabila wahyu agama dianggap bertentangan dengan akal. Ilmu pengetahuan bagi mereka adalah yang bisa diterima oleh akal artinya bisa dibuktikan secara empiris melalui metode ilmiah. Karena Tuhan tidak bisa dibuktikan secara ilmiah maka rasionalisme dibarat terkadang melahirkan manusia-manusia yang tidak percaya kepada Tuhan (ateisme) dan hari akhir dan karena itu mereka mengingkari wujud dan kemahaesaan Tuhan.
Islam berbeda dengan Barat. Alquran yang merupakan kitab suci Islam memang memberikan kedudukan yang tinggi kepada akal tapi akal atau rasionalisme haruslah tunduk dan menyesuaikan diri dengan kebenaran wahyu Karena wahyu yang berasal dari Tuhan adalah memiliki kebenaran mutlak.
Bahwa pendapat akal yang benar dan wahyu tidak mesti ada pertentangan. Memang di dalam alquran ada beberapa teks alquran yang dianggap bertentangan dengan akal. Tetapi harus dipahami bahwa teks alquran tidak selamanya diambil harfiahnya. Teks ayat disamping harfiah juga mengandung arti metaforis atau sebagaimana kata filosof dan sufi, teks alquran mengandung arti lahir dan arti batin.
Misal teks alquran mengatakan bahwa Tuhan mempunyai tangan dan kursi. Tetapi akal berpendapat bahwa tidak tidak mungkin Tuhan mempunyai tangan dan kursi, karena Tuhan tidak berbentuk jasmani sebagai manusia. Dengan demikian arti lafzhi dari teks alquran tersebut mengambil arti metaforis yaitu kata tangan dan kursi yang terkandung dalam alquran adalah mengandung makna kekuatan atau kekuasaan. Tuhan memang tidak mempunyai tangan dan kaki tetapi Tuhan mempunyai kekuasaan. Jadi pertentangan antara akal yang benar dan wahyu sebenarnya tidak ada.
Akal dan wahyu mempunyai peranan penting dalam Islam. wahyu berupa alquran yang diturunkan kepada manusia mempunyai ajaran-ajaran dasar yang selain jumlahnya tidak banyak juga hanya memberi ketentuan-ketentuan dalam garis besar. Penafsiran dan cara pelaksanaan serta perincian-perincian ajaran dasar itu diserahkan kepada akal manusia untuk menentukannya. Alquran misalnya tidak menjelaskan secara rinci sistem ketatanegaraan, sistem perekonomian, sistem keuangan, sistem hidup kemasyarakatan, Perindustrian, pertanian, dan sebagainya yang harus dilaksanakan umat islam. semua itu termasuk soal keduniaan umat yang diserahkan Tuhan kepada akal manusia untuk mengaturnya.
Bahwa yang diberikan Tuhan dalam alquran adalah dasar-dasar atau patokan-patokan dan diatas dasar-dasar dan patokan-patokan inilah umat islam mengatur hidup kemasyarakatan termasuk dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ayat alquran yang berbunyi “hari ini aku sempurnakan bagimu agamamu (QS Al maidah ayat 3), bukanlah berarti bahwa alquran mengandung segala-galanya dan menjelaskan segala-galanya namun dimaksud adalah menyempurnakan agama yaitu hukum, ajaran atau dasar agama, halal serta haram dan sebagainya.
HUKUM ALAM (SUNNATULLAH)
Bahwa selanjutnya disamping menurunkan wahyu berupa alquran maka Tuhan juga menciptakan hukum alam (sunnatullah). Bahwa hukum alam ini wujud bukan ada dengan begitu saja sebagaimana paham naturalisme dalam filsafat barat tetapi Hukum alam ini diciptakan Tuhan .
Menurut Islam tiap benda materi mempunyai natur nya masing-masing. Ini disebut hukum alam (sunnatullah). Ketika diciptakan alam, Tuhan sekaligus telah menentukan hukum-hukum yang harus dipatuhi alam dalam peredaran dan perkembangannya (QS. 41 ayat 11).
Bahwa dengan hukum alam (sunnatullah) ciptaan Tuhan itu maka dengan sendirinya manusia juga tidak terlepas dari hukum alam ciptaan Tuhan ini. kemiskinan ada hukum alamnya, demikian juga dengan kekayaan dan seterusnya. Kalau seseorang mengikuti hukum alam kemiskinan, ia akan menjadi miskin. Tetapi kalau sebaliknya ia memilih hukum alam kekayaan, ia akan menjadi kaya. Hukum alam ciptaan Tuhan itu tidak ada hubungannya dengan agama dan keyakinan seseorang. Hukum alam tidak pandang agama. orang bukan islam yang mengikuti hukum alam kekayaan akan kaya dan orang islam yang mengikuti hukum alam kemiskinan menjadi miskin.
Hukum alam ciptaan Tuhan ini tidak berubah-ubah. Alquran surat Al Ahzab ayat 62 mengatakan “sekali-kali tidak akan kamu jumpai perubahan dalam hukum alam (sunnah Allah)
Dengan mengetahui hukum alam ini melalui ilmu pengetahuan yang telah dipelajarinya maka manusia dapat memperkirakan apa yang akan terjadi di alam sekitarnya. Kapan waktunya musim hujan dan kapan waktunya musim kemarau. Dengan melalui hukum alam ini manusia dapat Menyusun rencana masa depannya dalam hidup di dunia. kalau rencana disusun dengan baik dan dilakukan dengan sungguh-sungguh maka manusia sampai kepada yang ditujunya begitu pula sebaliknya. Bukankah masa depan hidup manusia di dunia ini dan bahkan di akhirat tergantung pada usaha manusia itu sendiri.
Allah swt berfirman “Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu umat sebelum umat itu sendiri mengubah keadaannya (QS. 13 ayat 11)
Begitu pula antara akal yang benar dan wahyu tidak mungkin terjadi pertentangan, maka Karena wahyu dan hukum alam juga berasal dari Allah maka keduanya tidak mungkin bertentangan. Bertindak sesuai hukum alam berarti bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan pemikiran seperti ini maka seharusnya fatalisme (pasrah pada Nasib) haruslah ditinggalkan oleh umat Islam. tawakal berserah diri kepada Tuhan hanya dilakukan setelah segala usaha dan ikhtiar telah dilakukan. Bukan bersandar kepada Nasib dan perjalanan waktu.
Bahwa umat islam pada abad-abad pertama dalam Sejarah islam karena memahami betapa pentingnya akal dalam memahami wahyu dan hukum alam (sunnatullah) ini maka mereka sangat serius dalam belajar mencari ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka bahkan belajar filsafat dan ilmu-ilmu pengetahuan Yunani klasik yang mereka jumpai di suriah, mesir, Mesopotamia dan Persia. Untuk membaca buku-buku filsafat dan ilmu pengetahuan yang ditulis dalam Bahasa Yunani itu mereka memakai tenaga-tenaga penerjemah dari agama lain terutama Kristen dan yahudi. Kerjasama dengan orang-orang bukan islam diterima baik untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Ulama-ulama islam zaman klasik bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani klasik, tapi juga mengembangkannya sendiri. Maka lahirlah ilmuwan-ilmuwan islam yang ahli dalam astronomi, matematika, kedokteran, optika, geografi, ilmu hewan dan sebagainya. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa itu, umat islam menjadi adikuasa dunia.. ..
Lalu bagaimana awalnya Islam menjadi adikuasa dunia akan dibahas pada tulisan selanjutnya…..
Wallahu'alam
Komentar
Posting Komentar