MENGAPA MEREKA MARAH
(Tugas seorang cendekiawan)
Di dunia ini akan selalu muncul orang atau kelompok yang disebut cendekiawan. Cendekiawan atau intelektual adalah mereka yang senantiasa berpikir dan menggunakan ketajaman pikirannya untuk mengkaji, menganalisis, dan merumuskan segala persoalan baik itu masalah politik, ekonomi, sosial maupun budaya.
Mereka adalah orang yang selalu membaca dan kritis dengan lingkungannya. mereka biasanya peka dengan adanya ketidakadilan, ketimpangan, penindasan, atau adanya penegakan hukum yang tajam kebawah tapi tumpul diatas. kepedulian mereka biasanya ditumpahkan dalam bentuk kritik baik secara lisan maupun tulisan.
Yang sering menjadi sasaran kritik cendekiawan adalah kekuasaan yang berkolaborasi dengan pengusaha. Orang sekarang menyebutnya dengan oligarki. antara cendekiawan sejati, politisi dan pengusaha memang sering terjadi benturan. cendekiawan tujuan utamanya adalah mencari kebenaran. Politisi tujuan utamanya adalah mencari kekuasaan dan pengusaha adalah mencari keuntungan. Itulah makanya yang sering menjadi menjadi sasaran kritik cendekiawan adalah politisi (pejabat) dan pengusaha yang sering mengorbankan hak-hak rakyat demi kepentingan mereka sendiri.
Di Indonesia sendiri banyak cendekiawan yang sering mengkritik Politisi (pejabat) yang duduk di pemerintahan maupun pengusaha yang dianggap hanya memikirkan dirinya sendiri. diantara mereka bahkan karena merasa kritiknya tidak didengar pemerintah kemudian menjadi frustrasi dan marah sehingga tak jarang melontarkan kalimat yang dianggap makian dan hinaan.
Mereka mengkritik pemerintah karena dianggap tidak lagi menjalankan amanat konstitusi yang melindungi seluruh rakyat Indonesia karena faktanya pemerintah dianggap lebih melindungi kepentingan korporasi besar. Mereka mengkritik pemerintah karena biaya Pendidikan semakin mahal dan tidak terjangkau padahal amanat konstitusi adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, Mereka mengkritik pemerintah karena penduduk miskin semakin bertambah sementara yang kaya semakin bertambah kaya padahal amanat konstitusi adalah untuk mewujudkan kesejahteraan umum.
Mereka menpertanyakan mengapa hampir 70 % tanah-tanah di Indonesia sekarang hanya dikuasai oleh segelintir penduduk yang umumnya mereka adalah non pribumi, mulai dari pertambangan, perkebunan, dan kehutanan. Padahal orang-orang pribumi inilah yang paling banyak berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.
Mereka mempertanyakan mengapa Kekayaan orang-orang terkaya pemilik korporasi-korporasi besar itu terus meningkat sementara mereka kaya dari hasil keringat para buruh yang gajinya terus dibuat kecil. pendapatan kekayaan para pengusaha itu terus melonjak beratus kali lipat sementara pendapatan atau gaji para buruh tidak boleh naik lebih dari 10 % . itulah yang membuat para buruh sampai meninggal pun tidak akan pernah hidup berkecukupan
Mereka mempertanyakan dan bahkan marah dengan kebijakan pemerintah baru-baru ini karena ada 3,3 juta Ha lahan perkebunan kelapa sawit ilegal yang berdiri di Kawasan hutan milik para pengusaha besar bakal diputihkan. Maksudnya lahan sawit ilegal yang sudah terlanjur dibuka dan berjalan itu akan dibuat legal supaya mereka bayar pajak sehingga taat hukum.
(https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230626124431-92-966622/luhut-sebut-pemerintah-terpaksa-akan-memutihkan-33-juta-hektare-lahan )
Kebijakan pemutihan lahan illegal ini dikritik karena menandakan pemerintah lemah dalam penegakan hukum Ketika berhadapan dengan korporasi besar. Coba kalau rakyat yang membuka Kawasan hutan bakalan diproses hukum. Bukankah kekayaan alam dan tanah seharusnya bisa memberikan kesejahteraan kepada seluruh rakyat Indonesia.
Kita bangsa Indonesia selalu memerlukan cendekiawan yang berani menyuarakan kebenaran dan mengkritik kemungkaran. Kitab suci bahkan memerintahkan agar ada diantara kelompok manusia yang melakukan pekerjaan untuk mengajak kepada kebaikan dan melarang kepada kemungkaran (QS. Al imran ayat 103).
Di suatu wilayah Ketika kemungkaran dan ketidakadilan dibiarkan dan tidak ada lagi yang berani menyuarakan kebenaran maka itu tanda siksa dan azab Tuhan akan turun kepada mereka (Nabi Muhammad saw)
Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar