PENDIDIKAN DI DALAM ISLAM
Menuntut ilmu hukumnya adalah wajib, baik bagi laki-laki maupun Perempuan. Betapa pentingnya menuntut ilmu ini maka Islam menempatkan orang yang memiliki ilmu pada tempat yang Istimewa bahkan dapat mendekatkan seseorang kepada surga. Nabi Muhammad saw mengatakan bahwa Barang siapa menempuh suatu jalan untuk menggapai ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Abu Daud, At Timridzi, Ibn Hibban, dan Al Baihaqi, dari sahabat Abu Darda ra)
Di dalam Islam ilmu itu ada yang menjadi fardhu ain dan fadhu kifayah. Ilmu fardhu ain adalah wajib dipelajari oleh setiap muslim seperti ilmu agama agar bisa beribadah dan mengenal Allah sedangkan ilmu fardhu kifayah adalah kewajiban kelompok di dalam Masyarakat seperti ilmu-ilmu kedokteran, kelautan, tehnik, komputer dan sebagainya. Tidak ada perbedaan antara “ilmu agama” dengan “ilmu umum” karena semua ilmu berasal dari Allah. Ilmu agama tidak lebih utama daripada ilmu Sejarah, fisika atau matematika selama semuanya bermanfaat dan diniatkan kepada Allah.
Agar berhasil dalam menuntut ilmu, maka seorang Muslim harus ikhlas, dan senantiasa berdoa. Salah satu doa yang diajarkan Allah adalah “Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan dan karuniakanlah aku rezeki pemahaman (QS. Thaha ayat 114).
Nabi Muhammad saw juga mengajarkan doa dalam menuntut ilmu yaitu “Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik serta amal yang diterima. (HR. Ibn Majjah dari shahabiyah Ummu Salamah ra).
Dalam menuntut ilmu seorang muslim harus bersungguh-sungguh dengan penuh komitmen dan sabar (QS. al-Ankabut ayat 69) karena perjalanan menuntut ilmu akan menemukan banyak hambatan dan kesukaran seperti rasa malas.
Selanjutnya sesudah memperoleh ilmu maka seorang muslim harus mengamalkan dan menyebarkan ilmunya. Ilmu yang tidak diamalkan maka ilmunya tidak memberikan manfaat. Orang yang berilmu juga tidak boleh meninggalkan amar maruf nahi mungkar artinya Dia harus mengajak kepada kebaikan, dan apabila ada kemungkaran di dalam Masyarakat maka dia harus menegur dan mengingatkannya.
Nabi Muhammad saw bersabda “Hendaklah kamu menjalankan amar ma’ruf dan nahi munkar atau Allah akan memberikan kekuasaan atasmu kepada orang-orang jahat diantara kamu, dan kemudian orang-orang yang baik diantara kamu berdoa, lalu tidak dikabulkan doa mereka itu.(HR al-Bazzar dan at-Thabrani).
Jadi hakekat mencari ilmu di dalam Islam adalah agar menjadi taqwa dimana ilmunya itu membuatnya semakin dekat dan takut (khasyyah) kepada Allah (QS. Fathir ayat 28).
Namun Pendidikan yang datang dari barat mengubah orientasi orang dalam mencari ilmu. Ilmu dipelajari bukan lagi untuk ibadah kepada Tuhan tapi ditujukan untuk kehidupan duniawi semata. Ini karena Pendidikan yang datang dari barat dengan paham sekularismenya memisahkan antara ilmu agama dan ilmu umum.
Selama ini karena pemikiran sekularisme para siswa (murid) terkotak-kotak dalam mempelajari ilmu yaitu kalau mau belajar ilmu agama maka masuk ke pesantren atau Lembaga Pendidikan Islam sedangkan kalau belajar ilmu-ilmu umum maka belajar di sekolah umum.
Banyak negara didunia termasuk pemerintah kita dalam pengembangan ilmu cenderung mengikuti barat yaitu membagi ilmu dalam ‘Natural Sciences’ (lmu-ilmu alam) dan ‘Social Sciences’ (ilmu-ilmu sosial/humaniora). Inilah yang diajarkan dalam kurikulum sekolah kita selama ini.
Padahal ilmu di barat bermasalah dari segi epistemologi. Sains di Barat itu tidak melibatkan Tuhan karena menurut asumsi mereka yang tidak bisa dibuktikan secara empiris bukanlah sains. ilmu itu baru dikatakan ilmiah kalau bisa dibuktikan melalui pengamatan atau panca Indera.
contoh Salah satu ilmuwan di barat yang menjadi rujukan terkait asal usul manusia adalah Charles Darwin. Charles Robert Darwin dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species menyatakan bahwa Tuhan tidak berperan dalam penciptaan. Makhluk hidup dapat hidup dan bertahan karena faktor adaptasi pada lingkungan. Menurut Darwin manusia itu ‘muncul’ (evolved) dengan sendirinya dari proses seleksi alam. Manusia awalnya adalah seekor kera yang kemudian evolusi menjadi manusia modern saat ini. walaupun teori Darwin ini secara ilmiah tidak bisa dibuktikan kebenarannya namun tidak sedikit ahli biologi dan Masyarakat mempercayainya. Padahal teori Darwin ini lebih bersifat Ðzann atau sangkaan. sangkaan itu menurut alquran tidak bisa menggantikan kebenaran. (QS. an-Najm ayat 28).
Bahwa menurut para saintis barat bahwa alam semesta ini terbentuk dengan sendirinya dan akan terus menerus ada. Gambaran ini jelas memantulkan pandangan materialistis yang menafikan kewujudan Tuhan.
Inilah ketika ilmu pengetahuan terpisah dari keimanan (wahyu). Ketika ilmu pengetahuan terpisah dari keimanan maka jadilah anak didik kehilangan karakter dan spiritual mereka. Karena Tuhan dan alam gaib tidak bisa dibuktikan secara empiris maka ujungnya mereka juga akhirnya meragukan keberadaan Tuhan dan alam gaib.
Salah satu problematika utama pendidikan di Indonesia saat ini adalah masalah kurikulum. kurikulum adalah panduan untuk mengarahkan jenis siswa/mahasiswa macam apakah yang diinginkan untuk dibentuk pemikirannya. Apa saja ilmu (Pelajaran) yang perlu diajarkan kepada mahasiswa dan referensi buku apa saja yang perlu mereka baca dan pelajari. Betapa pentingnya kurikulum ini maka membuat perencanaannya sangatlah penting. Salah Menyusun kurikulum maka sama saja dengan kegagalan dalam Pendidikan. Kurikulum yang sekuler akan membuat pikiran para siswa juga akan menjadi sekuler, sebaliknya kurikulum yang menyeimbangkan ilmu agama dan ilmu umum (iman dan Iptek) akan menghasilkan manusia seutuhnya (insan kamil) artinya manusia yang memiliki keseimbangan antara kedewasaan intelektual, spiritual dan moral. prestasi akademis bukan satu-satunya factor keberhasilan dalam Pendidikan tapi juga adalah proses penanaman keimanan dan akhlak.
Saat ini karena sekolah umum dari SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi tidak pernah diajarkan lagi ilmu agama maka banyak kaum muslim yang sangat minim pengetahuan keislamannya. Bisa dibayangkan jika seorang siswa tidak mendapatkan sentuhan agama sama sekali disekolahnya, sementara di rumahnya juga tidak mendapatkan bekal ilmu agama maka yang terjadi adalah generasi yang jauh dari nilai-nilai agama Islam dan bahkan suatu saat bisa membenci agamanya sendiri.
Bahwa oleh karena itu pemerintah seyogyanya memasukkan Kembali kurikulum Pelajaran agama di semua tingkatan sekolah dan perguruan Tinggi. Pancasila telah menyatakan bahwa negara adalah berdasarkan kepada Ketuhanan yang maha esa dimana artinya bahwa Indonesia yang penduduknya mayoritas adalah Muslim maka seyogyanya kurikulumnya pendidikannya memasukkan Pelajaran agama Islam. namun untuk sekolah yang anak didiknya Kristen, hindu, budha dan lainnya maka mereka juga mendapatkan pendidikan agama sesuai agamanya masing-masing.
Pendidikan yang seimbang antara agama dan Iptek membuat peserta didik diharapkan memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Ini bisa dilakukan dalam bentuk menanamkan kemampuan berkomunikasi (dialog, diskusi, debat), leadership, bekerja sama, kratifitas, kejujuran dan sebagainya.
Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar