PEMBICARAAN SEPUTAR RAMADHAN
Nabi Muhammad saw bersabda, bahwa “Allah berfirman :
“ Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya” (HR. Bukhari-Muslim)
-----------------------------------------
Selamat datang ramadhan
Bulan ramadhan adalah bulan dimana kaum muslimin di manapun dia berada di wajibkan untuk berpuasa. “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS. Al Baqarah ayat 183)
Allah memanggil anda yang mengaku beriman untuk berpuasa. Tidak ada pilihan lain anda harus berpuasa. Anda harus tunduk dan patuh kepadaNya. Tapi dia maha penyayang, tentu ada pengecualian dimana anda boleh tidak berpuasa jika sedang bepergian dan akan sangat berat bagi anda untuk berpuasa, tapi anda harus menggantinya di lain waktu ketika perjalanan anda selesai , jika anda sakit maka anda dapat menggantinya ketika kesehatan anda sudah pulih, dan jika anda secara permanen lumpuh/tidak sanggup berpuasa maka anda harus memberikan tebusan/fidyah yaitu memberi makan seorang miskin setiap harinya.
Bahwa kaum muslimin diwajibkan berpuasa karena puasa ini juga diwajibkan atas umat sebelum mereka. siapa mereka itu? salah satunya adalah kepada kaum yang Allah menurunkan kitab taurat kepadanya, yaitu kaum yahudi yang sekarang ada di madinah.
Saat baru tiba di Madinah Nabi dan kaum muslimin berpuasa bersama dengan orang-orang yahudi pada hari-hari yang telah ditentukan bagi kaum yahudi berpuasa sesuai dengan hukum pada kitab taurat yaitu berpuasa tidak makan dan minum sejak terbenamnya matahari sampai terbenam matahari berikutnya, semalamam dan sampai hari berikutnya. Selama berpuasa mereka juga dilarang bercampur dengan Istrinya.
Mengapa Nabi saw dan kaum muslimin berpuasa mengikuti hukum puasa dalam kitab taurat ?
Allah ingin agar kaum Yahudi yang ada di Madinah berpikir, mengapa Muhammad dan kaum muslimin berpuasa mengikuti hukum dalam kitab taurat, oh tentunya dia membawa agama yang sama sebagaimana yang diturunkan kepada Ibrahim dan Musa, Muhammad ini tentu seorang nabinya Tuhan karena dia mengikuti Taurat.
Tapi mata hati mereka buta karena ditutupi oleh kesombongannya. mereka tetap tidak mengakui Muhammad sebagai Nabi setelah diberi kesempatan beberapa waktu untuk berpikir, maka Allah kemudian menurunkan wahyu alquran kepada Muhammad saw yang mewajibkan puasa pada bulan ramadhan (QS. Al Baqarah ayat 185).
kaum muslim tidak lagi mengikuti hukum puasa orang yahudi dalam kitab taurat tapi mengikuti hukum puasa dalam Alquran yaitu “makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam yaitu fajr (QS. Al Baqarah ayat 187). sekarang hukum puasa adalah dimulai dari fajar dan berakhir pada saat matahari tenggelam, diwajibkan setiap hari selama satu bulan penuh.
Dan sekarang kaum muslimin diperbolehkan juga pada malam hari bulan ramadhan untuk berhubungan seks dengan istri mereka. “telah dihalalkan bagi kamu pada malam hari puasa untuk bercampur dengan istrimu. (QS. Al Baqarah ayat 187).
Mengapa Allah mengganti hukumnya, dulu tidak boleh sekarang boleh, dulu haram sekarang halal, dulu kaum muslim mengacu pada kitab taurat tidak boleh berhubungan seks dengan istri mereka pada malam hari pada saat berpuasa, sekarang diperbolehkan ?
Allah maha bijaksana. saat siang mendekati malam, saat lelaki mendekati wanita ada kesenangan, ada energi listrik di udara, dan saat siang akhirnya menemui malam, matahari akan jatuh ke pelukan malam seperti bola api jatuh. Ada waktu untuk istirahat dan tidur. Ada waktu untuk cinta. Dan saat siang masuk dalam pelukan malam, perhatikan apa yang terjadi. ini adalah kekuatan hasrat antara lelaki dan perempuan
Allah mengetahui apa yang kamu pikirkan kaum muslimin. Allah mengetahui engkau tidak bisa menahan nafsumu ketika berdekatan dengan istrimu pada malam hari, oleh karena itu Allah mengetahui apa yang kamu lakukan secara diam-diam ketika kamu berpuasa pada malam harinya, karena itu Allah mengampuni kamu, memaafkan kamu tanpa kamu harus mengakui apa yang telah kamu lakukan. Maka sekarang campurilah istri-istri kalian Pada malam hari di bulan Ramadhan.
Hukum baru ini membuat seluruh kaum muslimin penduduk madinah tersenyum karena hukum baru dalam alquran ini lebih baik daripada hukum puasa yang ada dalam taurat.
Hukum baru ini juga membuat kaum muslimin menjadi umat yang baru dimana sebelumnya mereka dengan yahudi membentuk satu umat. Kaum muslim dulu shalat menghadap ke yeruselem sama dengan yahudi, kaum muslim berpuasa dengan hukum puasa yang sama dengan umat yahudi dalam kitab taurat, dan sekarang kaum muslim adalah umat yang baru dan mereka (yahudi) tidak menyukainya ……… sampai sekarang.
PUASA DARI KEJUJURAN MENUJU TAQWA (1)
“Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS. Al Baqarah ayat 183).
Bulan Ramadhan kembali datang mengunjungi kita. di bulan ini Allah swt mewajibkan kita berpuasa selama sebulan penuh. Mengapa Allah swt mewajibkan kita berpuasa? Allah swt. mewajibkan berpuasa untuk mendidik kita agar menjadi orang yang bertaqwa. Tidak ada yang tahu ketika anda berpuasa, tidak ada juga yang tahu kalau anda tidak berpuasa, yang mengetahui anda berpuasa atau tidak hanyalah diri anda sendiri dan Allah swt. Jadi ketika anda berpuasa dimana anda menahan diri untuk tidak makan dan minum serta berhubungan suami istri sejak fajar hingga terbenamnya matahari, berarti ada kesadaran yang mendalam dalam diri anda bahwa Allah melihat anda. Anda tidak mau berpura-pura sedang berpuasa dihadapan manusia karena Allah melihat anda. Anda takut tidak berbuat jujur di hadapanNya. Jadi kejujuran yang tertanam di dalam diri anda itulah proses menjadi taqwa “Dan Dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan (QS. Al Hadid ayat 4).
Puasa dalam bahasa Arab disebut shawm atau shiyam artinya menahan diri. kenapa anda dilatih untuk menahan diri? karena kelemahan manusia yang terbesar adalah ketidaksanggupan menahan diri. Anda tidak sanggup menahan diri dari dorongan seks sehingga anda perturutkan dorongan itu walaupun ketempat yang haram, anda tidak sanggup menahan diri dari melampiaskan kemarahan kepada orang lain sehingga keluar perkataan kotor dan menyakitkan dari lidah anda.
Rasulullah SAW bersabda “siapa saja yang tidak bisa meninggalkan perkataan dan perbuatan kotor, maka Allah tidak membutuhkan puasanya walaupun orang itu meninggalkan makan dan minum (HR Bukhari).
peringatan Rasulullah tersebut kini menyadarkan anda bahwa Ketika anda tidak mampu menahan diri, maka Allah tidak akan menerima puasa anda. maka kini anda mulai berhati-hati, anda tidak ingin puasa anda sia-sia. Anda tidak ingin perjuangan anda menahan lapar dan haus menjadi tidak bernilai. Anda mulai waspada dan hati.
Kewaspadaan dan kehati-hatian anda untuk meninggalkan larangan Allah itulah Taqwa. kini anda telah memetik buah dari puasa. puasa awalnya adalah kejujuran anda untuk tidak makan dan minum serta berhubungan seks dari waktu fajar hingga terbenamnya matahari dan ujungnya adalah kehati-hatian dari melanggar larangan Allah yang membatalkan puasa anda.
Umar Bin Khattab pernah bertanya kepada Ubay Bin Ka’ab, “ Wahai Ubay, apa makna taqwa?” Ubay yang ditanya justru balik bertanya. “Wahai Umar, pernahkah engkau berjalan melewati jalan yang penuh duri? Umar menjawab “tentu saja pernah.” Apa yang engkau lakukan saat itu, wahai Umar? Lanjut Ubay bertanya. “tentu saja aku akan berjalan hati-hati,” jawab Umar. Ubay lantas berkata,” itulah hakikat taqwa.” ya taqwa adalah anda semakin berhati-hati jangan sampai kaki anda menginjak duri-duri larangan Allah SWT.
Ketika anda telah bertaqwa maka anda berusaha melaksanakan perintah Allah dan anda takut melanggar laranganNya, karena anda sadar bahwa semua amal perbuatan akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat nanti. Anda sadar bahwa hidup berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya.
Kita berdoa mudah-mudahan kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang bertaqwa. Amiin Ya Robbal’alamin.
“ Ya Allah berilah aku Hikmah, masukkanlah aku kedalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur kata yang baik untuk generasi kemudian dan masukkanlah aku ke dalam surgaMu”
PUASA ADALAH PERJALANAN MENUJU ALLAH (2)
Kita bersyukur Allah mengaruniakan Ramadhan kepada kita umat Islam. Ramadhan menyatukan keluarga kita dan menyatukan umat islam secara keseluruhan. Alangkah baiknya apabila bulan ini semua umat islam menjadikan ramadhan sebagai momentum untuk mengokohkan tali persaudaraan sesama muslim, bukan saja dengan memberikan sedekah tapi senyuman juga merupakan sedekah.
Banyak dari mereka yang dluar sana yang cemburu sekaligus heran melihat umat Islam punya ramadhan. Mereka cemburu karena tahu manfaat dari puasa bagi kesehatan jasmani Tapi mereka juga heran ramadhan membuat seluruh dunia Islam bangun. Mereka terkejut, kita semua umat Islam tiba-tiba berpuasa dengan tidak makan dan minum serta melupakan kesenangan bersama istri sewaktu berpuasa tapi walaupun demikian semua umat Islam bergembira. Mereka disuruh melaparkan diri dan menjauhi kesenangan tapi mereka bergembira, Orang macam apakah orang Islam ini ?
Mereka lebih heran lagi apabila ramadhan akan berakhir seharusnya semua orang Islam bergembira karena mereka bisa bebas kembali, bebas makan dan minum dan bersenang-senang dengan istri mereka, tapi mengapa justru mereka menangis, menangis meninggalkan ramadhan. manusia jenis apakah orang islam ini ?
Mereka tidak tahu, Inilah Iman. Hanya orang beriman yang bisa memahami ini semua, mereka yang tidak beriman tidak akan bisa mengerti.
“wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa…. Ini adalah panggilan Iman. Yang tidak memiliki Iman tidak akan mendatangi panggilan ini. Iman tidak di jual di pasar, di supermarket atau di bursa saham.
Iman hanya bisa di miliki oleh orang yang mau menengok ke atas langit. Barulah Tuhan yang di langit sana memberikan Iman itu. Tuhan itu adalah Allah swt. Dia tidak punya anak dan tidak diperanakkan. Tuhan yang diatas sana akan murka apabila anda mengatakan bahwa dia punya anak dan bahwa dia adalah Bapa.
Allah memanggil anda yang punya Iman agar berpuasa supaya bertakwa…. tapi anda tidak akan bisa menjadi orang yang bertaqwa kalau anda berpuasa hanya sekedar tidak makan dan minum tapi anda juga harus berhenti melakukan dosa dan mulai hidup untuk Allah.
APA YANG HARUS KITA LAKUKAN PADA BULAN RAMADHAN INI
Allah menentukan bulan ramadhan sebagai bulan puasa karena pada bulan tersebut Alquran diturunkan secara bertahap sampai selesai. Jadi ketika kita berpuasa di bulan ramadhan Allah mengajak atau mengingatkan kita untuk kembali pada alquran. Membaca, mempelajari dan berusaha memahami isinya.
Alquran ini adalah sebuah kitab, sebuah buku yang tidak ada keraguan di dalamnya (QS. Al Baqarah ayat 2). petunjuk bagi manusia yang mau mengambil petunjuk darinya. siapa yang mau mengambil petunjuk darinya maka tidak akan pernah tersesat, siapa yang berhujjah dengan alquran maka kebenaran keluar dari lisannya.
Ketika membaca alquran kita harus menggerakkan mulut kita sehingga suara kita dapat mengeluarkan lantunan dari ayat-ayat alquran sehingga terdengar oleh telinga kita. Kita membaca alquran dari awal hingga akhir dibulan ramadhan.
Seorang sahabat mendatangi Rasulullah saw dan berkata “berapa lama waktu yang sebaiknya kami butuhkan dalam menamatkan alquran (membaca dari awal hingga akhir)
Rasulullah menjawab “bacalah Alquran dari awal hingga akhir (hingga tamat) dalam satu bulan (hijriah) sebanyak satu kali.
Yang menjadi pertanyaan saat ini adalah adakah kita telah membiasakan diri kita untuk menamatkan alquran minimal 1 bulan sekali terutama pada bulan ramadhan ? kalau anda sampai saat ini tidak pernah membuka alquran dan membacanya maka kasihanilah diri anda, karena anda tidak pernah menikmati kebahagiaan dalam membaca alquran.
Lalu mengapa kita harus selalu membaca alquran ?
Pertama karena alquran berisi petunjuk dan penjelas segala sesuatu (QS. An nahl ayat 89).
Bagaimana kita memperoleh petunjuk yang benar dalam menjalani hidup sebagai seorang muslim apabila kita tidak pernah membaca alquran, bagaimana kita bisa menemukan jawaban atas peristiwa-peristiwa aneh yang terjadi di dunia ini kalau kita tidak mempelajari alquran.
Kedua, membaca alquran menjadi obat (syifa) bagi penyakit baik jasmani maupun rohani (QS. Al Isra ayat 82).
Baru-baru ini di media sosial beredar tulisan Nasrullah, penulis buku magnet rejeki, yang membagikan pengalamannya dalam menangani pasien dalam pengawasan (PDP) karena Covid 19, dimana dengan menggunakan terapi alquran yaitu semua pasien diminta dengan ikhlas agar selalu membaca alquran dan hasilnya ? atas kuasa Allah, lebih dari 95% pasien PDP yang ditanganinya berhasil sembuh dan pulang kembali ke rumah.
Ketiga membaca alquran akan mendapatkan pahala.
Nabi saw bersabda,”siapa yang membaca satu huruf dari alquran maka baginya sepuluh pahala (HR. Tirmidzi)
Keempat, anda akan mendapatkan ketenangan hati, karena membaca alquran adalah dzikir yang paling utama (QS. Ar Ra’du ayat 28)
Kelima, dan ini yang paling utama, bacalah alquran dalam shalat anda, terutama dalam melaksanakan shalat tarawih (shalat tahajjud).
Nabi saw bersabda,”amalan puasa dan membaca alquran akan memberi syafaat bagi seorang hamba di hari kiamat. puasa berkata : wahai Rabb, akan telah menahannya dari makan dan syahwat di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya. Dan alquran berkata : aku menahannya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafaat kepadanya, maka keduanyapun diizinkan memberi syafaat (HR. Ahmad)
Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang dimudahkan hatinya untuk selalu mau membaca alquran. Amiin.
KENAPA NU DAN MUHAMMADIYAH SERING BERBEDA DALAM MENENTUKAN AWAL PUASA DAN IDUL FITRI (3)
Al-Qur’an berulang kali menegaskan tentang urgensi waktu, dan kalender merupakan sarana untuk penandaan unit waktu.
“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami), lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang, agar kamu (dapat) mencari karunia dari Tuhanmu, dan agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas (QS. Al-Isra ayat 12)
--------------------
Seperti tahun-tahun sebelumnya, puasa tahun ini dipastikan akan kembali berbeda diantara kaum muslimin di Indonesia.
Muhammadiyah telah mengumumkan puasa 1 ramadhan jatuh pada hari senin tanggal 11 Maret 2024, sementara Nahdlatul ulama (NU) masih menunggu keputusan sidang isbat dari pemerintah. Metode yang digunakan pemerintah dalam sidang isbat nantinya diambil dari informasi awal berdasarkan hasil hisab atau perhitungan secara astronomis. Hasil hisab tersebut kemudian akan dikonfirmasi lagi lewat hasil lapangan melalui mekanisme pemantauan (rukyatul) hilal.
Nah tulisan ini mencoba sedikit membahas mengapa sering terjadi perbedaan pendapat dikalangan kaum muslimin dalam menentukan awal puasa dan hari raya idul Fitri (lebaran).
Bahwa selama ini ada dua sistem kalender atau penanggalan yang dipakai oleh banyak negara di dunia dalam menentukan waktu yaitu sistem penanggalan yang didasarkan pada Matahari (Solar System), dan sistem penanggalan yang didasarkan pada Bulan (Lunar System),
Sistem penanggalan berdasarkan Matahari (Solar System) adalah penanggalan atau kalender yang didasarkan atas perjalanan bumi mengelilingi matahari dalam satu putaran atau 360 derajat, ini menempuh waktu kurang lebih 365 hari 5 jam 48 menit 2,8 detik. Contoh dari sistem kalender ini ialah kalender Masehi/ penanggalan Syamsiah, sedangkan Lunar System ialah kalender yang didasarkan pada perjalanan bulan atas bumi dan sistem ini dipakai oleh kalender Hijriah atau kalender Kamariah (Hijrah Nabi Muhammad saw).
Di dalam kalender bulan maka pergantian hari berdasarkan penampakan fase bulan awal alias hilal yang mana ini yang dipakai oleh kalender hijri/kalender Islam, termasuk dalam menentukan kapan waktu puasa (1 Ramadhan) dan kapan idul fitri (1 Syawal). Jadi Hilal adalah fase penampakan cahaya bulan baru artinya apabila hilal terlihat maka menandakan tanggal 1 bulan baru hijriah dimulai.
Setelah hilal maka dengan berjalannya hari-hari maka cahaya bulan (moon) ini makin hari makin penuh. Setelah penuh menjadi full moon (purnama). Bulan purnama ini adalah pertengahan bulan hijriah (tanggal 15). Setelah full moon maka semakin lama semakin habis. Ini yang disebut bulan tua. Habis fase bulannya muncul lagi bulan baru dan seterusnya
NAH SEKARANG KENAPA NAHDLATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH SERING BERBEDA PENDAPAT DALAM MENENTUKAN AWAL PUASA DAN IDUL FITRI (LEBARAN) ?
Hal ini karena perbedaan metode dalam menentukan bulan baru itu kapan.
Muhammadiyah menggunakan perhitungan (hisab) sedangkan Nahdlatul ulama memakai metode rukyatul hilal.
Rukyatul hilal adalah melakukan pengamatan ketampakan hilal atau Bulan sabit saat Matahari terbenam (biasanya dilakukan menjelang awal bulan atau tanggal 29 hijriah, Nah apabila hilal/bulan sabit tampak/terlihat maka besoknya bulan baru tapi apabila kita tidak melihat hilal/bulan, maka kita harus menyempurnakan puasa Ramadan genap selama 30 hari
(hal ini karena hari didalam penanggalan hijriah adalah 29 atau 30 hari).
Pada zaman Nabi saw metode penentuan awal bulan adalah dengan menggunakan metode rukyatul hilal ini.
Nabi saw bersabda: “Berpuasalah kamu ketika melihat hilal dan beridulfitrilah ketika melihat hilal pula; jika Bulan terhalang oleh awan terhadapmu, maka genapkanlah bilangan bulan Syakban tiga puluh hari.” [HR. al-Bukhari dan Muslim]
Nabi saw bersabda: “Janganlah kamu berpuasa sebelum melihat hilal dan janganlah kamu beridulfitri sebelum melihat hilal; jika Bulan terhalang oleh awan terhadapmu, maka estimasikanlah.” [HR. al-Bukhari dan Muslim]
penggunaan rukyat di zaman Nabi saw itu tidak bermasalah karena umat Islam di zaman itu hanya berada di Jazirah Arab saja. Islam belum tersebar di luar kawasan itu.
Namun setelah Islam meluas ke berbagai kawasan di sebelah barat dan timur serta utara (pada abad pertama Hijriah Islam sudah sampai di Spanyol dan di kepulauan Nusantara), maka rukyat mulai menimbulkan masalah. Persoalannya adalah bahwa rukyat itu terbatas liputannya di atas muka Bumi.
Rukyat pada saat visibilitas pertama tidak mengkaver seluruh muka Bumi. Ia hanya bisa terjadi pada bagian muka Bumi tertentu saja, sehingga timbul masalah dengan bagian lain muka Bumi. Hilal mungkin terlihat di Mekah, tetapi tidak terlihat di Kawasan timur seperti Indonesia. Atau hilal mungkin terlihat di Maroko, namun tidak terlihat di Mekah. Jadi ini menimbulkan persoalan terkait penentuan bulan-bulan ibadah.
Bahwa kemudian dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, muncul gagasan dari para ulama mengenai perhitungan dengan menggunakan hisab sebagai metode penentuan awal bulan kamariah, termasuk bulan-bulan ibadah. Dan metode hisab ini kemudian banyak dipakai oleh kaum muslimin berbagai negara.
Metode hisab dapat diartikan dengan perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi Bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah
Nah terkait metode rukyatul hilal dan hisab, maka tentunya system ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Di dalam system hisab Karena sifatnya perhitungan maka Kita dapat simpulkan bahwa kelemahan metode hisab terletak saat menggunakan alat hitung yang tidak sempurna sehingga hasilnya dapat berbeda dengan ahli hisab yang lainnya. Sementara dengan memakai metode rukyatul hilal yaitu melihat langsung hilalnya dengan mata telanjang atau teropong maka Kendala dengan metode rukyatul hilal ini adalah apabila ada polusi, asap, atau cuaca yang buruk maka bisa menutupi pandangan kita terhadap hilal. Sehingga boleh jadi Hilal sudah muncul namun tidak terlihat oleh mata maupun dengan teropong.
Jadi kesimpulannya menentukan ibadah seperti awal ramadhan dan lebaran baik system rukyat ataupun hisab keduanya bisa dilakukan, asal dilakukan dengan penglihatan yang baik dan dan pengetahuan/akal yang baik.
PERLUNYA KALENDER ISLAM TUNGGAL
Seringnya kaum muslimin berbeda dalam menentukan kapan awal puasa dan lebaran serta hari-hari ibadah lainnya disebabkan oleh karena mereka belum memiliki kalender tunggal yang berlaku secara nasional maupun global.
Kaum muslimin di seluruh duniah sudah mencoba beberapa kali mengagas untuk memiliki kalender Islam tunggal dan terpadu yang menyatukan sistem pengorganisasian waktu di seluruh dunia. Namun disebabkan berbagai faktor internal dan eksternal masing-masing pihak, kesefahaman dan kesepakatan internasional ini belum dapat terwujud sampai saat ini.
Padahal adanya penyatuan kalender Hijriyah internasional akan mampu menyatukan dan mempererat ukhuwah Islamiyah antara umat Islam di berbagai negara. Nantinya dengan kalender tunggal ini akan memunculkan satu hari dan satu tanggal di seluruh dunia.
Dengan penyatuan penanggalan dan kalender Islam bukan hanya untuk menyamakan waktu beribadah, terutama penetapan awal Ramadhan, waktu shalat Idul Fitri dan Idul Adha, tapi juga menyangkut soal penghitungan zakat yang belum terbayarkan.
Bayangkan tanpa penyatuan kalender Islam secara internasional maka ini yang sering terjadi. Indonesia itu 4 jam lebih cepat waktunya daripada arab Saudi namun anehnya sering kejadian arab Saudi sudah idul fitri sementara Indonesia belum idul fitri ( lebaran).
Wallahu’alam
PUASA MENEMUKAN KEMBALI HATI ANDA (4)
“wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (Al Baqarah ayat 183)
Setiap tahun ketika memasuki bulan Ramadhan Umat Islam diperintahkan Allah swt selama sebulan penuh untuk melaksanakan puasa. Sebagai orang yang beriman, tidak ada pilihan lain anda harus patuh pada perintahNya. Anda harus berpuasa dimana anda tidak boleh makan, minum dan berhubungan seks dengan Istri anda sejak waktu fajar hingga matahari terbenam. Tentu ada pengecualian dimana anda boleh tidak berpuasa jika anda sedang bepergian dan atau anda sedang sakit, namun ketika perjalanan anda telah selesai atau kesehatan anda sudah pulih kembali, maka anda harus menggantinya di hari lain sebanyak jumlah hari yang anda tinggalkan tidak berpuasa. Adapun yang kondisi badannya menjadikan ia mengalami kesulitan berat bila berpuasa, baik karena usia lanjut atau penyakit yang diduga tidak akan sembuh lagi atau pekerjaan berat yang mesti dan harus dilakukannya sehingga bila ia tinggalkan menyulitkan diri atau keluarga yang ditanggungnya, maka jika ia tidak berpuasa wajib membayar fidyah yaitu memberi makan seorang miskin setiap hari ia tidak berpuasa.
Lalu apa yang membuat anda rela berpuasa menahan lapar dan haus di siang hari ? toh anda bisa saja makan dan minum dan tidak ada yang melihat anda kalau anda membatalkan puasa, tapi kenapa anda tidak melakukannya? Karena Anda berpuasa untuk Allah. Itulah pesan yang hendak disampaikan kepada anda bahwa jika anda bisa berpuasa untuk Allah kenapa anda tidak bisa hidup untuk Allah. Allah swt. berfirman “katakanlah, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah karena Allah , Tuhan seluruh alam. jadi puasa yang anda lakukan adalah pendidikan bagi anda untuk mengikhlaskan seluruh hidup anda untukNya.
Puasa adalah pelatihan untuk menyehatkan kembali jasmani dan rohani anda. Ada orang-orang non muslim yang iri dengan umat Islam karena adanya bulan puasa ramadhan , karena mereka mengerti manfaatnya bagi kesehatan jasmani. tapi yang lebih penting dari itu adalah dengan puasa, rohani anda kembali diarahkan pada Allah. mungkin selama sebelas bulan anda sibuk mengejar dunia sehingga anda melupakan sisi spiritual anda. hati anda sakit yang membuat anda malas beribadah. anda lebih senang memperturutkan hawa nafsu.
Nah dibulan Ramadhan ini hati anda disehatkan kembali dengan berpuasa, melaksanakan shalat tarawih atau tahajud, mengeluarkan sedekah, dan menjauhi segala bentuk perbuatan dosa dan maksiat.
Di dalam bulan Ramadhan salah satu amalan yang dianjurkan untuk anda lakukan adalah membaca dan mempelajari Alquran. Ketika anda terus membaca dan mengkaji Alquran dan kemudian Allah swt. menerima bacaan Alquran anda maka Allah akan memberikan nur/cahaya di dalam hati anda. Dengan cahaya di dalam hati anda maka anda akan melihat dan memahami realitas dunia dimana anda hidup hari ini. Anda akan memahami peristiwa yang sedang terjadi di dunia ini dengan wawasan intuitif spiritual anda. Di dunia saat ini dimana berita dan informasi datang seperti hujan maka banyak kebohongan besar yang dibungkus dengan kebenaran sementara kebenaran yang sebenarnya disembunyikan. dengan cahaya di dalam hati anda maka anda akan dapat mendeteksi kebohongan dan menilai kebenaran itu. Oleh karena itu biasakan terus membaca Alquran dan mohonlah kepada Allah agar dia berkenan memberikan cahayaNya ke dalam hati anda.
Ketika anda berpuasa, anda juga dianjurkan diakhir bulan ramadhan untuk melakukan itikaf tinggal dimasjid merenung. Dulu sebelum diangkat sebagai Nabi, Muhammad saw biasa pergi ke gua digunung untuk menyendiri dan merenung disana. Ketika anda pergi ketempat-tempat sepi, menyendiri berarti anda menarik diri anda dari urusan dunia. ada filosofi dan rasionalitas dibelakangnya dimana ketika anda menarik diri dari dunia, tabir yang menutupi hati anda dan tabir yang menutupi mata anda akan mulai lepas dan anda akan mulai melihat dunia dengan perspektif berbeda. Anda tidak lagi terpesona dengan dunia bahkan mungkin dunia dalam pandangan anda terlihat jelek. selama ini anda memandang dunia sangat cantik tapi sekarang anda melihatnya jelek berarti kecantikan dunia ini adalah tipuan dan ketika anda menyadari itu anda mulai berhati-hati dengannya. kenapa? karena hati anda telah melihat dimana sebelumnya buta. Anda dibutakan oleh materialisme sehingga hidup anda hanya untuk dunia saja. sekarang hati anda bisa melihat bahwa ada kehidupan yang sebenarnya setelah anda meninggalkan dunia ini. Dan kehidupan itu adalah kehidupan yang sebenarnya dimana menentukan apakah anda akan bahagia selamanya atau kesengsaraan yang akan anda terima.
Kita berlindung kepada Allah swt mudah-mudahan kita semua termasuk kedalam golongan orang-orang yang berbahagia di dalam surgaNya.
PUASA DAN PROSES PENSUCIAN DIRI (5)
“ Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS. Al Baqarah ayat 183).
Allah swt. memerintahkan anda berpuasa supaya anda kembali kepadaNya, Kembali mengingat bahwa anda berasal dariNya, “puasa untukku dan aku sendiri yang akan membalasnya. Allah meminta anda untuk berpuasa supaya anda mengingat kembali siapa diri anda. Selama 11 bulan boleh jadi anda banyak melupakan Dia. Anda sibuk memburu harta sehingga jiwa anda kering. Selama bulan ramadhan ini Dia meminta anda untuk berpuasa tidak makan dan minum serta berhubungan seks dari waktu fajar sampai matahari terbenam. apa maknanya? Dia ingin membersihkan tubuh fisik anda dari racun-racun makanan yang terus menerus anda masukkan kedalamnya supaya kembali sehat, tapi ini bukan esensi puasa yang sebenarnya. Esensi puasa yang sebenarnya adalah anda menahan hawa nafsu supaya jiwa anda kembali tenang dan damai . Ya ketenangan ini yang banyak dicari manusia, mereka mendatangi gunung, lembah dan sungai serta tempat-tempat lainnya di dunia ini untuk mencari ketenangan. mereka mencari ketenangan dan kedamaian karena jiwa mereka gelisah, tersesat tidak tahu jalan pulang.
Anda memiliki tubuh fisik namun anda juga mempunyai apa yang disebut dengan Nafs atau jiwa (QS As Syams : 7). Nafs atau jiwa itulah diri anda yang sebenarnya. Tubuh fisik anda adalah kendaraan jiwa anda. Tubuh fisik yang anda gunakan mencari harta, makan, rekreasi dan anda perindah suatu saat nanti akan membusuk dimakan ulat. Tapi Nafs/Jiwa anda akan tetap abadi. Nafs/jiwa inilah yang kelak akan berdiri di hadapan Allah swt di hari perhitungan untuk di adili. untuk itu mari kita sejenak berdoa semoga Allah swt menutupi dan mengampuni dosa-dosa kita, mengasihani jiwa kita pada hari pembalasan itu.
Maka dari itu apabila anda hanya berpuasa tidak makan dan minum serta dari berhubungan suami stri sementara anda tidak menahan diri dari hawa nafsu, dimana anda terus menindas dan menyakiti hati manusia, anda masih suka menipu dan lain sebagainya maka puasa anda sia-sia. Nabi saw mengatakan “banyak orang yang berpuasa tapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali lapar dan haus”.
Maka dari itulah anda diperintahkan Allah berpuasa karena dia ingin mensucikan jiwa anda kembali “beruntunglah orang-orang yang mensucikan diri (QS. Al a’la ayat 14). Allah maha suci dan hanya jiwa yang suci yang bisa kembali kepadaNya. Dengan berpuasa menahan hawa nafsu dari makan, minum, berhubungan seks, tidak menyakiti hati orang, menahan lidah anda untuk lebih banyak diam, maka jiwa anda mulai mendekat kepadaNya. Nafs/Jiwa anda yang selama 11 bulan ini menyuruh kepada kejahatan (QS. Yusuf ayat 53) mulai menjalani proses tazkiah/pensucian yang mana setelah proses itu seluruh tindak kejahatan yang pernah anda lakukan terefleksikan kembali ke diri anda. Refleksi/perenungan itu menimbulkan penyesalan.
Ya ketika anda mulai menyesali semua dosa-dosa yang pernah anda lakukan. kemaksiatan yang pernah anda lakukan melahirkan rasa hina dan penyesalan dalam diri anda. Anda bermunajat kepadaNya “Ya Allah sungguh ketika aku bermaksiat kepadaMu, aku tak bermaksiat kepadaMu karena kecongkakanku kepadaMu, akan tetapi karena aku memiliki kelemahan yang telah ditetapkan padaku maka ampuni aku, aku bertobat kepadaMu.
Ketika penyesalan itu datang, anda mulai banyak beristighfar, anda mulai banyak beribadah, anda mulai bangun malam sholat tarawih/tahajud, sholat Duha, berzikir, bersedekah, dan amalan ibadah lainnya hingga nafs/jiwa anda kembali tenang (Al qiyamah ayat 2). Jiwa anda tenang karena sudah tahu jalan pulang, kini tidak gelisah lagi.
Dan ketika anda bisa istiqomah beribadah kepadaNya, dan Allah kemudian ridho dengan perjalanan anda mendekatkan diri kepadaNya, maka ketika anda kemudian meninggalkan dunia ini maka Allah swt. akan menyambut anda dengan ungkapan “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada TuhanMu dengan hati yang ridha dan diridhaiNya, maka masuklah kedalam golongan hamba-hambaKu, dan masuklah kedalam surga-KU (QS. AL Fajr ayat 27-30).
ANTARA QIYAMUL LAIL, SHALAT TAHAJJUD, SHALAT TARAWIH, DAN SHALAT WITIR. (6)
“ Dan pada sebagian malam lakukanlah shalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji (QS. Al Isra ayat 79).
Pada bulan ramadhan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan dilaksanakan umat Islam adalah melaksanakan shalat tarawih. Anda bisa melaksanakannya sendiri dirumah atau berjamaah di masjid. mengenai jumlah rakaat shalat tarawih dalam prakteknya di kalangan umat Islam tidak semua seragam. Hal ini karena sebagian ulama memiliki pandangan yang berbeda. Namun hal ini tidak perlu mengurangi esensi beribadah shalat malam di bulan ramadhan.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, beliau biasa melaksanakan shalat tarawih sebanyak delapan rakaat, kadang dilakukan dalam dalam dua salam atau empat salam. kemudian dilanjutkan dengan shalat witir sebanyak tiga rakaat. kadang dengan sekali tasyahud dan sekali salam pada rakaat ketiga. begitu pula kadang dikerjakan dengan lima kali salam tarawih dan satu rakaat witir.
Dalam sebuah hadist, dari Ibnu Umar ra bahwa ia berkata, ada seseorang yang bertanya pada Nabi Muhammad SAW tentang Sholat Malam, lalu Nabi Muhammad SAW bersabda “Sholat Malam (tahajjud) itu 2 rakaat 2 rakaat. Jika salah seorang dari kalian khawatir akan masuk waktu subuh, maka hendaklah ia tunaikan Sholat Witir 1 rakaat sebagai penutup bagi sholat yang sudah dilakukan sebelumnya (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi Sholat tahajjud dikerjakan 2 rakaat, 2 rakaat dan seterusnya artinya anda bisa melakukan shalat tahajjud berapapun rakaat yang anda inginkan, lalu kemudian ditutup dengan witir supaya ganjil.
namun terkait dengan jumlah rakaat yang biasa dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, Istri beliau Aisyah ra mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat lail (malam) di dalam bulan ramadhan maupun diluar ramadhan tidak pernah lebih dari 11 rakaat. beliau memulai dengan mengerjakan 4 rakaat, kamu tidak usah menanyakan bagaimana baik dan panjangnya shalat beliau. setelah itu beliau kembali mengerjakan 4 rakaat, kamu tidak usah menanyakan bagaimana baik dan panjangnya shalat beliau. kemudian beliau shalat tiga rakaat. Aisyah berkata, lalu aku bertanya,”wahai Rasulullah, apakah anda tidur sebelum witir?, beliau menjawab, “wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku memang tidur namun hatiku tidak (HR. Bukhari dan Muslim).
Tetapi jika kita membaca mengenai praktek shalat malam (tahajjud) yang dilakukan oleh para salafus saleh (generasi awal islam) yaitu para sahabat, tabiin dan tabit tabiin, maka kita akan menemukan bahwa mereka sholat malam (tahajjud) ada yang melakukannya dengan 11 rakaat, ada yang 13 rakaat, ada yang 19 rakaat. ada yang 23 rakaat, dan ada yang 36 rakaat dan bahkan juga sampai 39 rakaat . Namun banyak tabiin melakukan shalat malam (tarawih) di bulan ramadahan dengan 20 rakaat , bahkan ada yang melakukanya 36 rakaat.
Jadi berkenaan dengan shalat malam (tahajjud), maka anda dapat melakukannya dengan berapapun rakaat yang anda mau yaitu, 8 rakaat, 10 rakaat, 20 rakaat, 36 rakaat tidaklah masalah dan kemudian ditutup dengan witir (shalat ganjil), namun apabila anda mengikuti sunnah yang biasa dilakukan oleh Rasulullah maka beliau biasa melakukannya 11 rakaat. tapi sekali lagi anda boleh melakukannya berapapun rakaat yang anda mau kemudian ditutup dengan witir.
lalu mana yang lebih baik, jika seseorang melakukan 8 rakaat dalam waktu 1 jam dan 20 rakaat dalam waktu 1,5 jam? jawabannya adalah lebih lama lebih baik. jika kita melakukannya shalat malam 8 rakaat dengan 20 rakaat dengan lama yang sama maka 8 rakaat lebih baik. tetapi jika kita shalat malam 8 rakaat 1 jam sementara 20 rakaat 1,5 jam maka shalat malam dengan 20 rakaat dengan 1,5 jam adalah lebih baik.
Rasulullah memang biasa melakukan shalat malam dengan 11 rakaat karena beliau melakukan shalat malam dengan lama pada tiap rakaat. Beliau melaksanakan dengan berdiri sangat lama dan bacaan quran yang panjang, sehingga shalat malam beliau bisa berlangsung selama 4,5 jam atau lebih. Rasulullah bisa demikian lama shalat karena kekusyuan dan kenikmatan beliau di dalam membaca alquran.
Apakah ada perbedaan antara Qiyamul lail, Shalat tahajjud, shalat tarawih, dan shalat witir?
Banyak umat Islam yang belum bisa membedakan antara Qiyamul lail, Shalat tahajjud, shalat tarawih, dan shalat witir. sebagian mengatakan bahwa shalat tarawih hanya dikerjakan di bulan ramadhan sedangkan diluar ramadhan tidak ada tarawih, sementara shalat tahajjud hanya dikerjakan sesudah tidur dan sebagainya.
Padahal Qiyamul lail, Shalat tahajjud, shalat tarawih, dan shalat witir semuanya dikerjakan pada malam hari sesudah shalat isya.
Allah SWT. memerintahkan Umat Islam untuk mengisi malam hari dengan melaksanakan shalat. “Dan pada sebagian malam lakukanlah shalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji (QS. Al Isra ayat 79).
Pada sebagian malam lakukanlah shalat tahajjud artinya anda bisa melaksanakan shalat tahajjud pada awal malam, pertengahan malam atau diakhir malam sampai masuk waktu fajar. kapan malam hari untuk melaksanakan shalat tersebut yaitu sesudah shalat Isya. kalau sesudah shalat Isya maka shalat malam itu dilaksanakan di awal malam.
shalat malam digunakan istilah qiyamul lail yang secara bahasa berdiri di waktu malam, artinya shalat di malam hari berdirinya mendominasi atau lama berdirinya. Oleh karena itu disebut qiyamul lail. sedangkan tahajjud secara bahasa artinya tidak tidur. Jadi apabila anda berdiri pada malam hari untuk shalat dan orang lain pada tidur maka disebut shalat tahajjud.
Jadi ketika anda shalat dimalam hari entah itu diawal malam, tengah malam atau diakhir malam maka disebut tahajjud. tahajjud karena anda tidak tidur untuk shalat . jadi tahajjud bukan di akhir malam saja sesudah bangun tidur. Rasulullah dan para sahabat diakhir bulan ramadhan mereka semuanya mengisi malamnya dengan ibadah dengan tidak tidur.
Jadi kalau anda mengartikan bahwa shalat tahajud harus tidur terlebih dahulu maka sama dengan anda mengatakan bahwa Rasulullah dan para sahabat yang berjaga semalam penuh dengan shalat di awal malam sampai akhir malam menjelang sahur berarti tidak tahajjud. jadi tahajjud tidak ada kaitannya dengan tidur, tahajjud adalah anda tidak tidur dimana anda melaksanakan shalat malam, apakah di awal malam, tengah malam atau akhir malam.
Lalu mengenai tarawih, karena anda melaksanakan shalat malam tidak ada kesibukan sama sekali, dimana anda shalatnya santai, rileks, dan rehat maka itu artinya tarawih. jadi tarawih itu artinya shalat dengan santai, rileks. jadi kalau anda shalat malam dengan terburu-buru maka itu bukan tarawih.
jadi kesimpulannya adalah melakukan shalat malam dengan berdiri lama disebut qiyamul lail, lalu karena anda shalat dan tidak tidur maka disebut tahajjud, dan shalat tahajjud itu dilaksanakan dengan santai dan rileks maka disebut tarawih, jumlahnya berapa rakaat? terserah anda bisa melakukannya 11 rakaat, 13 rakaat, atau 23 rakaat namun yang penting ganjil atau witir. kapan shalat witirnya (ganjilnya), anda bisa lakukan shalat witir di awal malam, tengah malam atau akhir malam.
Jadi di bulan ramadhan ini apabila anda sudah shalat qiyamul lail atau shalat tahajjud atau shalat tarawih 11 rakaat dimasjid atau 23 rakaat dimasjid, maka apabila anda mau shalat lagi di rumah, silahkan. itu lebih baik bagi anda. tapi jangan witir lagi, karena anda sudah witir.
Dulu para salafus saleh banyak yang melaksanakan shalat malam lebih dari 11 rakaat atau lebih dari 23 rakaat.
Wallahu a’lam
Komentar
Posting Komentar