Langsung ke konten utama

INILAH CARA PANDANG SAYA DALAM MELIHAT AGAMA-AGAMA(sebuah solusi persatuan antar umat beragama)

INILAH CARA PANDANG SAYA DALAM MELIHAT AGAMA-AGAMA
(sebuah solusi persatuan antar umat beragama)

Menurut pandangan yang saya yakini, di dunia ini ada dua golongan manusia yang tidak akan pernah bertemu dalam persaudaraan dan pertemanan yaitu golongan orang-orang yang beriman dan golongan yang tidak beriman. Ciri orang yang beriman adalah percaya kepada Allah, percaya kepada hari akhir dan karena itu mereka berbuat kebajikan. Sementara  orang-orang yang tidak beriman maka mereka tidak percaya kepada Allah, dan mengingkari hari akhir (kebangkitan). Karena orang yang tidak beriman ini memutus hubungan dengan Allah dan hari akhir maka di dalam diri mereka tidak ada lagi rasa takut kepada Tuhan. Mereka tanpa rasa bersalah akan menjadi penindas, dan terus menerus melakukan dosa-dosa besar. 

Di dunia ini golongan orang-orang yang tidak beriman itu akan terus memusuhi orang-orang yang beriman. 
“Dan mereka menyiksa orang-orang mukmin itu hanya karena (orang-orang mukmin itu) beriman kepada Allah Yang Maha perkasa, Maha Terpuji (Al Buruj ayat 8).

Orang-orang yahudi, Kristen, Islam, Hindu, Budha, Konghucu yang beriman akan membela kebenaran. Mereka bersatu melawan penindasan.  Tapi orang - orang yang mengaku beragama tapi mereka melakukan dan mendukung penindasan maka pada dasarnya mereka tidak lagi mengenali kebenaran. Mereka mengalami kebutaan spiritual karena dzikir (mengingat) Allah terlepas dari hati mereka. Mereka punya mata tapi tidak melihat (karena mata hati mereka buta), mereka punya telinga tapi tidak mendengar (karena telinga spiritual mereka tuli), mereka punya hati tapi tidak memahami (karena hati nurani mereka telah tertutup). Mereka seperti hewan ternak bahkan jauh lebih sesat lagi.

Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat (QS.Albaqarah ayat 7).

------------------- 

Kita semua manusia yang mendiami planet bumi ini  adalah hasil ciptaan Allah. 
Allah menciptakan semua manusia dari segumpal tanah. Kemudian dia meniupkan ruhNya sehingga manusia hidup (QS. Al Mu’min ayat 67 dan QS. As Sajdah ayat 7-10). 
Manusia pertama yang diciptakan Allah adalah Adam dan Hawa. Maka ayah dan ibu kita hakikatnya adalah sama. Jadi seorang manusia apapun agamanya, darimanapun negaranya maka pada dasarnya bersaudara. Kita tidak pernah memilih orang tua kita, dimana kita dilahirkan, jadi warga Negara apa kita. Karena sesungguhnya yang memilih kita lahir dan tinggal dimana adalah yang menciptakan kita Allah swt. 

Untuk memperkenalkan diriNya kepada manusia bahwa Dialah yang menciptakan mereka dan bagaimana etika menjalani hidup di dunia, maka Allah swt pada setiap masa dan tempat memilih salah seorang diantara manusia sebagai utusanNya. Menurut Nabi Muhammad saw ada 124.000 Nabi yang pernah diutus ke dunia ini namun di dalam alquran hanya disebutkan 25 Nabi dan Rasul.

Menurut alquran semua Nabi dan rasul yang diutus oleh Allah swt yaitu sejak Nabi Nuh as sampai dengan Nabi Muhammad saw membawa agama Islam. Islam artinya selamat. Orang yang mengikuti Islam disebut muslim. Menjadi muslim artinya menjadi pasrah (berserah diri) atau patuh pada perintah Tuhan. Sebagaimana firman Tuhan kepada Ibrahim “tunduk patuhlah” Ibrahim menjawab, aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam (QS. Al baqarah ayat 131).
Dan Nabi Ibrahim mewasiatkan (ucapan) itu kepada anak-anaknya, demikian pula Yakub. “wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini untukmu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim (QS. Al baqarah ayat 132).

Jadi semua agama yang dibawa oleh para Nabi dan rasul utusan Allah adalah Islam. Agama yang dibawa oleh Nabi Musa (moses), Nabi Daud (David), Nabi sulaeman (Solomon), Nabi Yusuf (Yosep), Nabi Isa as (Yesus) kepada bangsa bani Israel adalah Islam, Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw kepada bangsa arab adalah Islam dan pengikut semua Nabi-nabi utusan Allah tersebut disebut orang ‘muslim’. Di negeri-negeri lain pada zaman dan tempat juga diutus kepada mereka para Nabi yang mengajarkan keimanan kepada Tuhan dan hidup penuh dengan kebajikan (QS. Yunus ayat 47).

Saat ini di dunia ada banyak agama-agama. Alquran mengatakan Nabi Ibrahim as adalah bapak para Nabi. Dari keturunannya lahir Nabi-Nabi seperti Nabi Ishak, Nabi yakub as, Nabi yusuf as, Nabi Daud as, Nabi Sulaeman dan Nabi Musa as yang kemudian melahirkan agama yahudi, Nabi Isa melahirkan agama Kristen dan Nabi Ismail melalui keturunannya yaitu Nabi Muhammad saw melahirkan agama Islam. Bahwa salah satu tanda bahwa agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw ini saling terhubung dengan Nabi-nabi yang lain adalah bahwa masjid aqsa (kuil/masjid sulaeman) yang dibangun oleh Nabi dari Bani Israel adalah Masjid yang menjadi Kiblat pertama umat Islam. Ini sebenarnya untuk mengkonfirmasi kepada komunitas yahudi yang ada di Madinah saat itu bahwa Nabi Muhammad saw adalah Nabi yang sama dengan Nabi-nabi yang pernah diutus Tuhan kepada bani Israel, karena faktanya dia shalat menghadap ke tanah suci yeruselem dimana kuil/masjid sulaeman berada.

Bahwa konsekuensi karena semua Nabi dan rasul yang diutus oleh Allah swt yaitu sejak Nabi Nuh as sampai dengan Nabi Muhammad saw membawa agama Islam maka Alquran mengatakan bahwa hanya ada satu agama yang benar dan diridhai Allah yaitu agama Islam (QS. Al imran ayat 19, 85). 

Agama Islam mengajarkan tauhid yang murni dimana Allah menyatakan bahwa Dia tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. (QS. An Nisa ayat 48). Oleh karena itu Semua Nabi utusan Tuhan sejak Nabi Nuh as sampai Nabi Muhammad saw tersebut mengajarkan ketundukan kepada Tuhan dengan seruan yaitu “sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu apapun (QS.An Nisa ayat 36). 

Bahwa Kata muslim dan juga Islam yang digunakan dalam alquran sebenarnya bukan untuk merujuk pada agama yang terlembagakan sebagaimana yang dinamakan agama Islam saat ini, tapi merupakan jalan hidup yang menandakan sikap tunduk kepada kehendak Tuhan. Semua agama yang dibawa oleh para Nabi dan rasul utusan Tuhan adalah islam. Penyebutan alquran bahwa agama disisi Allah adalah Islam meliputi semua millah/ajaran yang dibawa oleh para Nabi utusan Allah tersebut.
Itulah makanya agama menurut pandangan Allah swt hanyalah Islam. selain Islam tidak diterimanya (QS. Al Imran ayat 19, 85). 

Jadi Islam bermula dari Nabi Nuh dan berakhir dengan kerasulan Muhammad saw. Pendapat selama ini yang menyebut Islam berawal dari Nabi Muhammad saw dan berakhir pada Nabi Muhammad saw menurut alquran tidaklah benar. Yang benar adalah Islam berawal dari Nabi Nuh dan berkembang sampai Nabi Muhammad saw.

Banyak yang salah dalam memahami bahwa pengikut Nabi Musa, pengikut Nabi Isa as (Yesus) bukanlah Islam. Pemahaman seperti ini perlu diluruskan kembali. Konsekuensi dari kesalahpahaman ini maka kita akan mengatakan bahwa surga hanya untuk pengikut Nabi Muhammad saw dan orang-orang diluar pengikut Nabi Muhammad saw adalah masuk neraka, mengapa ? karena agama mereka tidak akan diterima oleh Tuhan, karena agama yang diterima oleh Tuhan hanyalah Islam (QS. Al Imran ayat 85). 

pendapat seperti ini adalah senada dengan perkataan yahudi dan Nasrani yang mengatakan bahwa surga hanya untuk golongan mereka saja. Klaim yahudi dan Nasrani ini dibantah oleh alquran. Bahwa menurut alquran, surga adalah tempat setiap orang yang menyerahkan diri (aslama) kepada Allah dan berbuat kebajikan (QS.Al Baqarah ayat 111,112).

Menurut alquran, orang dianggap Islam adalah apabila dia beriman kepada Allah dan hari akhir. Apabila penerimaan itu dipadu dengan ihsan dan amal saleh, pelakunya disebut muslim, baik orang itu berasal dari pengikut Nabi Muhammad saw (orang-orang beriman), pengikut musa (orang-orang yahudi) atau para penolong Nabi isa (Nasara) atau dari millah sabi’in. (QS. Al Baqarah ayat 62, 112,128, QS. Fussilat ayat 33, QS. Al Anbiya ayat 108, QS. Yunus ayat 90, QS. An Nisa ayat 125 dan QS. Al maidah ayat 44)

Para Nabi dan rasul serta pengikutnya sebelum Nabi Muhammad saw semuanya dipanggil dengan sebutan muslim. Nabi Ibrahim, Yaqub, Yusuf, Nuh, Lut, tukang sihir firaun (pengikut Nabi Musa), hawariyyun (sahabat-sahabat setia Nabi isa) di dalam alquran termasuk orang-orang muslim (QS. Al Imran ayat 67, 52. QS. Al Baqarah ayat 132, QS. Yusuf ayat 101), QS. Al A’raf ayat 126, QS. Yunus ayat 72,73,90, QS. Az Zariyat ayat 35,36).
Jadi sebutan kaum muslimin tidak terbatas hanya mereka pengikut Nabi Muhammad saw.

Sebutan muslim pada masa nabi Nuh as adalah mereka yang percaya pada Allah, hari akhir (kebangkitan) dan beramal shaleh. Mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir dengan mengikuti millah Ibrahim disebut Hanif. Orang yang percaya pada Nabi Musa menjadi orang yahudi, yang percaya pada Nabi Isa as menjadi Nasrani. sementara mereka yang percaya dan menjadi pengikut Nabi Muhammad saw oleh alquran disebut kaum beriman dan dipanggil dengan sebutan mukmin. 

Jadi mukmin adalah muslim yang mengikuti Nabi Muhammad saw dan risalahnya. Di dalam alquran mereka dipanggil dengan sebutan orang-orang yang beriman. Orang yang beriman adalah mereka yang percaya kepada Allah dan hari akhir (Islam). shalat, zakat, puasa Ramadhan, dan haji ke baitullah adalah ritual yang dibebankan kepada orang mukmin artinya hanya diperuntukkan kepada pengikut Nabi Muhammad saw. (QS. Al Baqarah ayat 110,183, QS. An Nisa ayat 103, QS An Nur ayat 56)

Jadi kesimpulannya “Islam adalah percaya (beriman) kepada Allah dan hari akhir. Apabila penerimaan itu dipadu dengan ihsan dan amal saleh, pelakunya disebut muslim, apakah dia Nasrani, yahudi ataupun sabi’in (QS. Al Baqarah ayat 62). sementara Muslim yang beriman dan mengikuti Nabi Muhammad saw dan risalahnya disebut muslim sekaligus mukmin. 

Lalu apakah lawan dari Islam ? 
Di dalam alquran lawan dari Islam adalah Ajram. Pelakunya disebut mujrimun. Dengan demikian Lawan dari muslimun adalah mujrimun (QS. Al Qalam ayat 35.36)

Mujrimun adalah para pendosa. Mereka adalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, dan mengingkari hari akhir (kebangkitan). Mereka memutus hubungan dengan Allah dan hari akhir. Mereka yang tidak percaya kepada Allah dan hari akhir maka tidak ada rasa takut di dalam diri mereka kepada Tuhan. Mereka tanpa rasa bersalah akan menjadi penindas, dan terus menerus tanpa rasa takut melakukan dosa-dosa besar. Mereka sebenarnya adalah orang-orang atheis yang tidak percaya kepada Allah dan hari kebangkitan. Dengan demikian mereka bukan Islam dan Allah tidak akan menerima mereka (QS. Al Imran ayat 85). 

Mereka akan dibangkitkan dari kubur setelah tiupan sangkakala kedua. Dengan mata kepalanya sendiri mereka akan menyaksikan apa yang selama ini mereka sangkal keberadannya tentang hari kebangkitan (QS. As Sajdah ayat 12). Bagi mereka tidak diperlukan lagi tanya jawab, hisab, perhitungan amal perbuatan. Mereka langsung dihela sesuai dengan tanda yang melekat pada muka mereka untuk digiring kedalam neraka yang selama ini tidak mereka Yakini (QS. Ar Rahman ayat 41,42,43).

Ketika penghuni surga (golongan kanan) bertanya kepada mujrimun (para pendosa) ini, apa yang memasukkan kalian ke neraka saqar ? mereka menjawab,”kami memutus hubungan dengan Allah, tidak mengakui adanya hari akhir, tidak berperilaku yang bermanfaat bagi manusia, tetapi kami berperilaku buruk dan merusak (QS. Al Muddassir ayat 39-46).

Di dalam alquran kaum mujrimun (para pendosa) di dunia ini dicirikan dengan sifat-sifat seperti pertama, mereka menertawakan dan menghina orang-orang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir (QS. Al Mutafifin ayat 29). Umumnya mereka menghina kaum muslim sebagai orang-orang yang mereka anggap miskin dan bodoh. 

Kedua, karena mereka tidak percaya akan eksistensi Allah dan tidak percaya akan adanya hari kebangkitan untuk mempertanggungjawabkan amal perbuatan, maka mereka terus menerus melakukan dosa dan kejahatan dan tidak mau bertobat dari dosanya. Mereka akhirnya menyesal dan diakhirat nanti mereka menginginkan kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi muslim (QS. Al hijr ayat 2). 

Begitulah “sungguh rugi orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah, dan mereka tidak mendapat petunjuk (QS. Yunus ayat 45)

Jadi di dunia ini menurut pandangan yang saya yakini hanya ada dua golongan yang tidak akan pernah bertemu dalam persaudaraan dan pertemanan yaitu golongan orang-orang yang beriman dan golongan yang tidak beriman. Golongan orang-orang yang tidak beriman akan terus memusuhi orang-orang yang beriman. 

Kita kembali ke topik. 
Kalau semua agama yang diturunkan oleh Tuhan kepada para Nabi dan rasul adalah Islam Lalu mengapa kemudian ada banyak agama-agama yang disebut Yahudi, Kristen, Islam, hindu, budha, konghucu, dan sebagainya ?
Identitas nama-nama agama itu sebenarnya muncul belakangan setelah para Nabi-Nabi dan Rasul utusan Tuhan itu telah selesai menjalankan misinya. Para tokoh-tokoh penganut agama itulah yang kemudian memberikan nama identitas keyakinan mereka masing-masing.

Saat Nabi Isa diutus kepada bani Israel, ada sebagian yang menolak Nabi Isa sebagai Almasih dan mereka yang menolak Nabi isa sebagai Al masih ini kemudian mendirikan komunitas sendiri dengan nama agama yahudi. Kata "Yahudi" diambil menurut salah satu marga dari dua belas leluhur suku Israel yang paling banyak keturunannya, yakni yehuda. Yehuda ini adalah salah satu dari 12 putera Nabi Yakub atau Israel. Mereka tetap berpegang kepada kitab taurat (perjanjian lama) yang pernah diturunkan kepada Nabi Musa (Moses).

Sementara Sebagian bani Israel yang menerima Nabi Isa as (yesus) sebagai Al masih kemudian juga mendirikan komunitas agama sendiri yang disebut nasrani atau Kristen. Sebutan "Nasrani" diterapkan pada pengikut ajaran-ajaran Yesus Kristus yang diambil dari kata Nazaret, dikarenakan Yesus berasal dari kota Nazaret maka pengikutnya dinamakan Nasrani. Mereka juga disebut Kristen artinya ialah agama Kristus.

Begitu pula dengan agama-agama lain yang boleh jadi Namanya merujuk pada nama-nama pembawa ajaran agama tersebut atau mengambil nama dari intisari ajaran agama itu sendiri.

Kalau kita lihat ajaran semua agama maka pada hakikatnya sebenarnya mengajarkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa dan meyebutkan Tuhan Yang Maha Esa dengan sebutan yang berbeda-beda. Namun kemudian dalam perkembangannya memiliki jalan hidup dan syariat yang berbeda-beda dalam penyembahan kepada Tuhan.

Saat ini ada 8,05 miliar populasi Manusia di dunia ini. Mereka memiliki agama dan keyakinan yang berbeda-beda. Ini adalah sunnatullah, ini adalah takkdir Tuhan. Mereka lahir dari orang tua yang berbeda-beda agama dan keyakinan dan tentunya mereka kemudian akan mengikuti agama kedua orang tuanya. Diantara mereka ada mempelajari dan mengamalkan ajaran agamanya dan tidak sedikit pula yang mereka tidak peduli dengan agamanya. Itulah yang membuat penghayatan dan pengalaman dalam beragama berbeda-beda.

Bahwa tentunya semua pemeluk agama hampir pasti menganggap bahwa agamanya adalah yang paling benar dan selamat. Persepsi demikian adalah hal lumrah karena setiap orang tentu menyakini bahwa agamanya adalah sebuah kebenaran sebagaimana saya dan anda juga menyakini bahwa agama kitalah yang paling benar. Namun demikian keyakinan bahwa agama kita adalah yang paling benar bukan berarti kita harus mengkafirkan semua pemeluk agama lain dan menganggap mereka semua akan celaka di akhirat nanti. Bahwa kalau kita berpikir demikian maka sama saja kita memposisikan diri sebagai Tuhan yang berhak mengadili orang lain.

Bahwa selama ini masing-masing pemeluk agama mengklaim sebagai umat pilihan. orang yahudi, Kristen dan Islam selalu mengklaim sebagai umat pilihan. Orang yahudi mengklaim sebagai umat pilihan karena mereka adalah anak keturunan Ibrahim melalui putranya Ishak dan cucunya Yakub yang dikenal dengan sebutan Israel. Orang Kristen berargumen bahwa janji tersebut telah diubah dalam perjanjian baru dan merekalah pewarisnya melalui keimanan mereka terhadap anak tuhan, yaitu Yesus sang juru selamat. Sementara orang Islam menyatakan bahwa bukan hanya pergantian wahyu sebagaimana klaim kristen tapi lebih dari itu yaitu karena alquran menyeru mereka untuk kembali kepada bentuk monoteisme yang murni, yaitu kepada keaslian agama Ibrahim. Yahudi dan Kristen dianggap telah menyimpang dari ajaran monoteisme Ibrahim karena mereka telah melakukan kemusrikan melalui doktrin trinitas Kristen dan klaim yahudi bahwa uzair adalah anak Tuhan, (QS. At Taubah ayat 30)

Ketika Nabi Muhammad saw berada di Madinah setelah hijrah dari Mekkah, beberapa orang yahudi bertanya kepada Nabi saw tentang agamanya. ketika Nabi saw menjawab bahwa ia mengikuti agama Ibrahim, mereka menolak klaimnya dengan alasan Ibrahim adalah seorang yahudi dan mereka mengatakan bahwa taurat (perjanjian lama) berkisah tentang Ibrahim. 

Dalam situasi itu turunlah ayat alquran yang mengatakan bahwa Ibrahim bukan seorang yahudi dan bukan seorang Kristen, akan tetapi seorang yang hanif dan muslim (berserah diri) (QS al Imran ayat 65-67).

Nah pertanyaan sekarang adalah apakah Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw itu menggantikan semua agama yang sudah pernah ada seperti yahudi dan Kristen dan dengan demikian semua orang Kristen dan yahudi supaya dapat selamat maka mereka harus meninggalkan agamanya dan mengikuti syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw?

Sebagian muslim mendukung argumen ini dengan ayat “barang siapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima daripadanya, dan diakhirat termasuk orang yang rugi (QS Al Imran ayat 85). Ibnu katsir mengatakan, setelah Nabi Muhammad saw diutus maka tidak ada agama lain kecuali Islam yang akan diterima Tuhan. 

Benarkah keselamatan hanya khusus bagi mereka yang mengikuti syariat Nabi Muhammad saw? 
Kalau kita memahami bahwa agama Islam adalah agama baru yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw sementara Nabi- nabi lain bukan membawa agama Islam maka kita akan berpandangan demikian. Tapi kalau kita melihat kepada alquran maka Alquran tidak pernah menyatakan dirinya menggantikan kitab suci Kristen dan yahudi. Alquran hanya mewajibkan mereka beriman kepada alquran dan kenabian Muhammad saw yang membenarkan kitab yang ada pada mereka (QS. An Nisa ayat 47). 

Sementara di sisi lain Alquran menunjukkan beberapa bentuk penyimpangan dalam kitab suci mereka dan berusaha mengembalikan mereka kepada monoteisme murni sebagaimana agama Ibrahim. Menurut alquran kebanyakan orang yahudi dan Kristen telah kehilangan esensi ajaran Ibrahim yang sebenarnya karena mereka telah memalsu dan mengubah wahyu Tuhan dalam kitab suci mereka (QS. Al Baqarah ayat 79). 

Oleh karena itu Alquran memperingatkan diantaranya kepada orang Kristen agar tidak melampaui batas dalam beragama dan mengatakan“Al Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam, dan ruh dari-Nya. Dan beriman lah kamu kepada Allah dan rasul-rasulnya dan janganlah kamu mengatakan “Tuhan itu tiga” berhentilah dari ucapan itu. Hal itu lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang maha esa, maha suci Allah dari mempunyai anak (QS. An nisa ayat 171).

Bahwa Nabi Muhammad saw saat berinteraksi dengan orang-orang yahudi dan Kristen selalu mengajak mereka untuk kembali ke hakikat agama Ibrahim yang murni yaitu ketundukan (Islam) di hadapan Tuhan dan pengabdian yang tulus kepadanya tanpa kemusyrikan. Nabi tidak meminta atau memaksa mereka meninggalkan agama mereka. Islam adalah satu-satunya din yang diridhai Tuhan dan didakwakan semua Nabi. Umat Nabi musa tidak diharuskan mengikuti agama Nabi Isa (yesus), dan umat Nabi Isa juga tidak wajib mengikuti agama Nabi Muhammad saw. Disini para pengikut seorang nabi hanya diwajibkan mengimani kenabian para Nabi berikutnya tetapi tidak wajib mengikuti syariatnya. Bahwa setiap agama yang dibawa oleh para Nabi memiliki syariat tersendiri “untuk tiap umat diantara kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang (QS. Al Maidah ayat 48). 

Itulah yang dilakukan oleh Najazi, raja habasyah penganut Kristen yang mengimani kenabian Muhammad saw tanpa menjadi seorang pengikuti Muhammad saw dalam arti menjalankan syariatnya. Pada saat Nabi Muhammad saw mendengar berita bahwa raja Najazi meninggal dunia maka beliau dan sahabatnya melakukan shalat gaib untuk mendoakannya. Nabi Muhammad saw menganggap bahwa raja Najazi adalah saudaranya dalam seiman.

Jadi Nabi-nabi yang diutus oleh Tuhan pada setiap zaman dan tempat adalah untuk mengingatkan Kembali manusia kepada kepada monoteisme murni yaitu penyembahan hanya semata-mata kepada Tuhan dan hidup penuh dengan kebajikan.

Lalu mengapa alquran menganggap sebagian kaum yahudi dan nasrani kafir ?
karena mereka tidak mau mengimani’ ayat dalam kitab mereka yang memberitakan akan diturunkannya Muhammad sebagai Nabi. Mereka tidak mau mengimani nabi Muhammad saw karena ‘kedengkian’ atau egoisme dalam diri mereka yang merasa sebagai umat yang paling benar, ‘umat pilihan’ (QS. Ali Imran ayat 19).

Jadi tidaklah benar bahwa bani Israel penganut agama yahudi dan nasrani adalah kafir apabila mereka tidak mengikuti syariat Nabi Muhammad saw seperti shalat dan sebagainya. Bahwa yang benar adalah mereka hanya wajib untuk beriman kepada Nabi Muhammad saw sebagai rasul Allah dan mereka Bani Israel penganut agama Yahudi maupun Nasrani akan gugur keimanannya jika tidak ‘mengimani’ nabi Muhammad sebagai utusan Allah swt. 

Sebagaimana kita umat Islam, bukankah kita juga wajib ‘mengimani’ adanya Nabi lain dan kitab-kitabnya (Shuhuf Ibrahim, taurat,Injil,Zabur), tapi bukan berarti kita harus menjadi pengikutnya (menjalankan syariatnya). 
Bahwa sebagian ahli kitab yahudi dan nasrani mengingkari Muhammad saw sebagai Nabi Allah maka Kitapun akan dalam posisi yang sama jika mengingkari adanya Nabi lain.

Mungkin banyak diantara pembaca yang belum bisa memahami argumen diatas dan tetap memegang pendapat bahwa semua agama diluar agama Islam yang tidak mengikuti syariat Nabi Muhammad saw sebagai kafir dan semuanya akan masuk neraka.
Kalau demikian pendapat kita lalu mengapa alquran menyebut bahwa akan ada orang-orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin juga akan selamat jika mereka beriman (kepada Allah dan hari akhirat) dan beramal saleh (lihat QS. Al-Baqarah ayat 62, QS. Al-Maidah ayat 69, QS. Al-Hajj ayat 17).

Mungkin banyak diantara kita yang tetap memegang pendapat bahwa Muhammad adalah Nabi terakhir maka konsekuensinya seluruh manusia harus menjadi pengikut Muhammad saw, atau bahwa agama yang diterima hanya yang dibawa Muhammad saw.

Kalau demikian pendapat kita maka sama saja dengan kita memaksakan bahwa semua manusia harus menjadi satu umat saja yaitu umat Islam, kalau demikian pendapat kita maka itu sama saja bertentangan dengan alquran yang mengatakan “
“Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan. (QS. An-Nahl ayat 93, QS. Al-Maidah ayat 48).

Jadi tidak mungkin semua orang mengikuti syariat Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw, karena ada juga ahli kitab yang tetap berpegang kepada syariat mereka masing-masing.

Mungkin banyak juga diantara kita yang menganggap bahwa nasrani semuanya adalah sesat karena mereka mengimani Isa sebagai anak Tuhan (QS. Maryam ayat 88–93 dan (QS. Yunus ayat 68)
Kalau demikian pendapat kita lalu mengapa Allah juga menjamin masih akan ada orang-orang Nasrani yang tetap lurus dan menjalankan syariat nabi-nabi sebelumnya sampai kiamat dan nanti akan menjadi pengikut Nabi Isa (QS. An-Nisaa ayat 159, QS. Ali Imran ayat 55). Bukankah tidak sedikit penganut Nasrani yang sampai saat ini tidak mengakui yesus sebagai Tuhan tapi hanya sebagai Nabi dan rasul saja.

Jadi sampai disini kita berkesimpulan bahwa kita tidak bisa menyatukan semua umat manusia dalam identitas agama yang sama dengan kita karena hal ini bertentangan dengan sunnatullah (QS. An-Nahl ayat 93, QS. Al-Maidah ayat 48).

Maka karena adanya perbedaan agama dan keyakinan itulah maka ajaran Islam memberikan panduan yaitu

Pertama, Islam mengajarkan pentingnya toleransi terhadap ritual dan tata cara peribadatan agama lain. Alquran menegaskan pentingnya toleransi tersebut dengan berpesan kepada penganutnya untuk mengatakan “aku tidak menyembah apa yang kamu sembah dan kamu tidak menyembah apa yang aku sembah. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku” (QS. Al Kafirun).

Seorang muslim akan menyatakan dirinya bangga dengan keyakinannya sebagai penganut agama Islam. Ia akan menyatakan “Saya dan anda tinggal di muka bumi ini untuk hidup dengan damai. saya menghormati orang lain yang berbeda agama dengan saya dan hidup bersama dengannya”. 

Saya mempersilahkan dia untuk menyembah apapun yang dia sembah, dan menyakini apa pun yang dia ingin yakini. Oleh karena itu Jangan memaksaku untuk mengikuti agama kalian dan saya pun tidak akan pernah memaksa kalian mengikuti agamaku, karena sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat (QS. Al Baqarah ayat 256). 

Bahwa walaupun tidak ada paksaan dalam beragama, tentunya ini bukan berarti bahwa pemeluk agama tidak boleh berdakwah mengajak orang lain untuk mengikuti agama dan keyakinannya Karena bagaimanapun juga masing-masing penganut agama memiliki kewajiban untuk menyampaikan keyakinan mereka kepada seluruh dunia. 

Lalu apa yang harus dilakukan ?
Yang harus dilakukan adalah melakukan dialog yang tenang dan lembut, didalamnya masing-masing pihak menyampaikan penjelasan tentang keyakinannya dengan tenang dan gamblang. Setelah itu, hendaklah kita biarkan manusia untuk memilih apa saja yang mereka inginkan. Karena tidak ada orang yang berhak memaksa dan mendikte orang lain.

Allah SWT berfirman “serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantalah mereka dengan cara yang lebih baik (QS. An Nahl ayat 125). “Dan janganlah kalian mendebat dengan Ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik (Al-Ankabut-46).

Di sini, Allah swt. bukan hanya menuntut agar perdebatan dilakukan dengan “baik” tetapi menuntut agar perdebatan dilakukan dengan cara yang “paling baik” artinya setiap kali anda menemukan cara yang lebih lembut dan lebih halus dalam berdialog, hendaklah itu anda lakukan. Kita harus meninggalkan konflik dan benturan.

Tugas seorang muslim hanyalah menyampaikan kebenaran, persoalan apakah orang lain mau menerima atau tidak itu bukan urusan dia.”Barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir" (QS. Al Kahfi ayat 29)

Kedua, Agama Islam tidak mengajarkan untuk melakukan agresi, menyerang penganut agama lain apalagi melakukan terorisme. Bahkan jangankan menyerang agama lain yang tidak menyerang terlebih dahulu, mencerca agama lain saja dilarang “ Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. (QS AL An’am ayat 108)
Islam diturunkan adalah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam (QS. Al Anbiya ayat 107). 
Nabi saw berpesan “sayangilah apa yang ada dibumi niscaya yang dilangit akan menyangimu (HR. Thabrani)

PERSATUAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN
Kita semua percaya bahwa pada hakekatnya hanya ada satu Tuhan dan karenanya hanya ada satu kebenaran untuk umat manusia. Pada saat Israel melakukan penindasan di Palestina ada Kristen yang mengutuk Israel dan ada yahudi yang mengutuk Israel yang menindas. Mereka adalah teman dan sekutu kita dalam kebenaran karena tidak ada kebenaran di dalam penindasan. Setiap umat beragama yang berpihak kepada kebenaran dan mengutuk penindasan pada dasarnya telah menghadirkan Tuhan melalui agamanya. Semua agama dipersatukan oleh 3 (tiga) hal ini yaitu percaya kepada Tuhan, percaya kepada hari kemudian dan tindakan penuh kebaikan dalam hidup. Semua umat beragama yang percaya kepada Tuhan menyakini bahwa semua perbuatan manusia baik atau buruk akan dipertanggungjawabkan dihadapan Tuhan di Pengadilan akhirat Nanti.

Semua agama apa itu Islam, Nasrani, hindu ataupun budha adalah mengajarkan cinta kasih dan Kedamaian sebagai wujud penyembahan kepada Tuhan. Tapi saat ini agama sering dikorupsi dimana sebagian ajaran agama itu telah diselewengkan. Baju agama sering digunakan untuk kepentingan politik dan ekonomi untuk menutupi wajah yang sebenarnya. Dalam sejarahnya konflik dan peperangan yang banyak terjadi atas nama agama itu sebenarnya lebih banyak digerakkan oleh ambisi politik dan ekonomi para penguasa untuk memperluas wilayah dan penguasaan atas kekayaan.

Agama tidak pernah mengajarkan untuk menumpahkan darah dan peperangan kecuali ajaran agama itu memerintahkannya sendiri seperti menghukum mati pelaku kejahatan tertentu untuk menegakkan hukum agama atau terpaksa berperang demi untuk melepaskan diri dari penindasan atau membebaskan pihak yang tertindas dimana pihak yang tertindas itu meminta tolong.

Ini adalah pengantar sederhana dalam memahami ajaran agama. Tugas untuk menanamkan pengertian ini kepada umat beragama adalah tugas masing-masing tokoh agama. Saya mengharapkan adanya inisiatif bersama dari tokoh masing-masing agama yang tulus untuk berkumpul dan duduk bersama membentuk sebuah wadah yang disebut forum kesepahaman antar umat beragama. 

Dalam forum ini mereka berkumpul untuk saling mendengarkan, untuk membuka saling pengertian satu sama lain. Nabi Isa as atau yesus mengatakan “dengarkan wahai bani Israel, wahai umat manusia, tidak ada cinta tanpa bisa mendengarkan saudaramu, jika kamu belajar mendengarkan saudaramu setelah itu kamu bisa bilang kamu mencintainya , jika kamu tidak pernah mendengarkannya jangan mengaku mencintainya , karena cinta tanpa mau mendengar adalah cinta palsu.

Kita berharap dengan adanya forum kesepahaman antar tokoh-tokoh agama ini dapat menyebarkan kehidupan beragama yang lebih damai, toleran, dan penuh saling pengertian. ketika pimpinan masing-masing agama bisa saling pengertian dengan penuh kejujuran maka mereka bisa membawa umatnya untuk bersikap lebih dewasa dalam menyikapi suatu peristiwa. 

kesepahaman antar tokoh agama ini, kita harus memulai dari jantungnya kebenaran, bahwa semua agama sama-sama menentang penindasan dan oleh karena itu tidak ada sama sekali toleransi kepada penindasan. Jika anda berdiri disisi kebenaran dalam agama Islam, Nasrani, Hindu dan Budha maka anda harus di pihak tertindas yang dalam alquran disebut sebagai pihak yang terzolimi. Jika ada orang Islam yang melakukan kezaliman maka anda harus menentang kezaliman itu dan mengutuknya walaupun dia orang islam. Jika ada orang Kristen, hindu atau budha yang melakukan penindasan maka anda harus menentang dan mengutuknya apapun itu agamanya.

Jadi inilah titik tolaknya, Forum kesepahaman antara agama berangkat dari ajaran agama itu sendiri untuk membela kebenaran dan keadilan. Anda tidak bisa berdiri di sisi kebenaran namun minum teh bersama dengan si penindas, bahkan anda saling tolong menolong dengan mereka. Anda harus berdiri disisi kebenaran, anda harus berada di pihak tertindas yang dalam alquran disebut sebagai pihak yang terzolimi. 

Agama Islam sendiri mengajarkan umatnya untuk berlaku adil dan bahkan lebih jauh mengatakan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk tidak berlaku adil, berlaku adil lah karena adil itu lebih dekat dengan taqwa (QS. Al Maidah ayat 8)

Saya rasa di dalam ajaran agama lain tentunya mengajarkan hal yang sama tentang keadilan.
Konflik dan gesekan kadang memang sering terjadi di kalangan antar umat beragama namun  semua permasalahan akan dapat diselesaikan dengan hati yang tulus dan dengan pendekatan spiritual.
Wallahu’alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN

ARTIKEL  TP4D PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin. Salah satu permasalahan bagi Kementerian/Lembaga/SKPD/Institusi (K/L/D/I) yang sedang melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang menggunakan kontrak tahun tunggal adalah seluruh pekerjaan tersebut  harus sudah diselesaikan sebelum akhir tahun anggaran. Namun disinilah permasalahan yang sering terjadi yaitu banyak pekerjaan pengadaan barang dan jasa yang ternyata tidak atau belum selesai sedang kontrak pelaksanaan pekerjaan telah berakhir. Terhadap permasalahan tersebut banyak PPK yang bimbang atau ragu dalam mengambil keputusan. Ada beberapa kemungkinan yang dilakukan oleh PPK  terhadap pekerjaan yang diperkirakan tidak akan selesai sampai dengan akhir tahun anggaran yaitu : 1.     PPK memutuskan kontrak secara sepihak dan penyedia barang/jasa dianggap lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya. Atas sisa pekerjaa

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN Mari kita mulai dari Yeruselem. Yeruselem adalah kota suci. Dari sana Alquran  menceritakan banyak sekali kisah dari  Nabi Musa as, Nabi Dawud as dan putranya Nabi Sulaiman as, Nabi  Zakaria as, Nabi Yahya as dan dan Nabi Isa as.  Bangsa Bani Israel mencapai puncak kejayaannya  pada jaman Nabi Daud as dan Nabi Sulaeman as yang pemerintahannya berpusat di Yeruselem. Pada pada tahun 586 SM, kota Jerussalem diserang dan dihancurkan pertama kali oleh Raja  Nebuchadnezzar  dari Babylonia. Semua orang yahudi di bawa ke babylonia untuk dijadikan budak. Namun pada saat babylonia ditaklukan oleh Raja Cyrus dari Persia, orang-orang Yahudi tersebut dikembalikan kembali ke Jerussalem. Bangsa Yahudi yakin berdasarkan kitab suci mereka bahwa kelak Allah swt akan mengembalikan kembali bangsa Yahudi  ke Yeruselem  dan akan menurunkan  Messiah atau Al Masih yang akan mengembalikan kejayaan mereka untuk memerintah dunia dari Yeruselem

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin Salah satu perbedaan antara hukum Tuhan dengan Hukum buatan manusia adalah pada kepastian hukumnya. Hukum Tuhan tidak pernah berubah oleh zaman dan tidak ada kontradiksi atau pertentangan didalamnya , ini berbeda dengan hukum buatan manusia yang sering terjadi konflik norma di dalamnya, sehingga membuka ruang manusia untuk menafsirkannya sesuka hati dan sesuai dengan kepentingan. Di dalam hukum Tuhan, kita tidak boleh menafsirkan ayat secara serampangan dan bebas, tapi ada petunjuk metodologi yang harus dipatuhi supaya kita tidak salah dalam mengambil kesimpulan atas suatu makna. Di dalam alquran misalnya  kita tidak boleh mengambil satu ayat secara terpisah dan kemudian menyimpulkannya. Tapi ambillah semua ayat yang berkaitan dengan topik dan pelajari semua secara bersamaan  untuk mendapatkan makna yang menyeluruh. Makna yang harmonis, karena tidak ada sedikitpun kontradiksi dalam alquran. Misalnya di dalam Alquran