Langsung ke konten utama

QIYAMUL LAIL, SHALAT TAHAJJUD, SHALAT TARAWIH, DAN SHALAT WITIR.


QIYAMUL LAIL, SHALAT TAHAJJUD, SHALAT TARAWIH, DAN SHALAT WITIR.

“ Dan pada sebagian malam lakukanlah shalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji (QS. Al Isra ayat 79).
Pada bulan ramadhan salah satu amalan sunnah yang dianjurkan dilaksanakan umat Islam adalah melaksanakan shalat tarawih. Anda bisa melaksanakannya sendiri dirumah atau berjamaah di masjid. mengenai jumlah rakaat shalat tarawih dalam prakteknya di kalangan umat Islam tidak semua seragam. Hal ini karena sebagian ulama memiliki pandangan yang berbeda. Namun hal ini tidak perlu mengurangi esensi beribadah shalat malam di bulan ramadhan.

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, beliau biasa melaksanakan shalat tarawih sebanyak delapan rakaat, kadang dilakukan dalam dua salam atau empat salam. kemudian dilanjutkan dengan shalat witir sebanyak tiga rakaat. kadang dengan sekali tasyahud dan sekali salam pada rakaat ketiga. begitu pula kadang dikerjakan dengan lima kali salam tarawih dan satu rakaat witir.
Dalam sebuah hadist, dari Ibnu Umar ra bahwa ia berkata, ada seseorang yang bertanya pada Nabi Muhammad SAW tentang Sholat Malam, lalu Nabi Muhammad SAW bersabda “Sholat Malam (tahajjud) itu 2 rakaat 2 rakaat. Jika salah seorang dari kalian khawatir akan masuk waktu subuh, maka hendaklah ia tunaikan Sholat Witir 1 rakaat sebagai penutup bagi sholat yang sudah dilakukan sebelumnya (HR. Bukhari dan Muslim).

Jadi Sholat tahajjud dikerjakan 2 rakaat, 2 rakaat dan seterusnya artinya anda bisa melakukan shalat tahajjud berapapun rakaat yang anda inginkan, lalu kemudian ditutup dengan witir supaya ganjil. namun terkait dengan jumlah rakaat yang biasa dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, Istri beliau Aisyah ra mengatakan bahwa Rasulullah SAW mengerjakan shalat lail (malam) di dalam bulan ramadhan maupun diluar ramadhan tidak pernah lebih dari 11 rakaat. beliau memulai dengan mengerjakan 4 rakaat, kamu tidak usah menanyakan bagaimana baik dan panjangnya shalat beliau. setelah itu beliau kembali mengerjakan 4 rakaat, kamu tidak usah menanyakan bagaimana baik dan panjangnya shalat beliau. kemudian beliau shalat tiga rakaat.  Aisyah berkata, lalu aku bertanya,”wahai Rasulullah, apakah anda tidur sebelum witir?, beliau menjawab, “wahai Aisyah, sesungguhnya kedua mataku memang  tidur namun hatiku tidak (HR. Bukhari dan Muslim).

Tetapi jika kita membaca mengenai praktek shalat malam (tahajjud) yang dilakukan oleh para salafus saleh (generasi awal islam) yaitu para sahabat, tabiin dan tabit tabiin, maka kita akan menemukan bahwa mereka sholat malam (tahajjud) ada yang melakukannya dengan  11 rakaat, ada yang 13 rakaat, ada yang 19 rakaat. ada yang 23 rakaat, dan ada yang 36 rakaat dan bahkan juga sampai 39 rakaat . Namun banyak tabiin melakukan shalat malam (tarawih) di bulan ramadahan dengan 20 rakaat , bahkan ada yang melakukanya 36 rakaat.
Jadi berkenaan dengan shalat malam (tahajjud), maka anda dapat melakukannya dengan berapapun rakaat yang anda mau yaitu, 8 rakaat, 10 rakaat, 20 rakaat, 36 rakaat  tidaklah masalah dan kemudian ditutup dengan witir (shalat ganjil), namun apabila anda mengikuti sunnah yang biasa dilakukan oleh Rasulullah maka beliau biasa melakukannya 11 rakaat. tapi sekali lagi anda boleh melakukannya berapapun rakaat yang anda mau kemudian ditutup dengan witir.

lalu mana yang lebih baik, jika seseorang melakukan 8 rakaat dalam waktu 1 jam dan 20 rakaat dalam waktu 1,5 jam?  jawabannya adalah lebih lama lebih baik. jika kita melakukannya  shalat malam 8 rakaat dengan 20 rakaat dengan  lama yang sama maka 8 rakaat lebih baik. tetapi jika kita  shalat malam 8 rakaat 1 jam sementara 20 rakaat 1,5 jam maka shalat malam dengan 20 rakaat dengan 1,5 jam adalah lebih baik.

Rasulullah memang biasa melakukan shalat malam dengan 11 rakaat karena beliau melakukan shalat malam dengan lama pada tiap rakaat. Beliau melaksanakan  dengan berdiri sangat lama dan bacaan quran  yang panjang, sehingga shalat malam beliau bisa berlangsung selama 4,5 jam atau lebih. Rasulullah bisa demikian lama shalat karena kekusyuan dan kenikmatan beliau di dalam membaca alquran.

Apakah ada perbedaan antara Qiyamul lail, Shalat tahajjud, shalat tarawih, dan shalat witir?
Banyak umat Islam yang membedakan antara Qiyamul lail, Shalat tahajjud, shalat tarawih, dan shalat witir. sebagian mengatakan bahwa shalat tarawih hanya dikerjakan di bulan ramadhan sedangkan diluar ramadhan tidak ada tarawih, sementara shalat tahajjud hanya dikerjakan sesudah tidur dan sebagainya.
Padahal Qiyamul lail, Shalat tahajjud, shalat tarawih, dan shalat witir semuanya dikerjakan pada malam hari sesudah shalat isya.

Allah SWT. memerintahkan Umat Islam untuk mengisi malam hari dengan melaksanakan shalat. “Dan pada sebagian malam lakukanlah shalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji (QS. Al Isra ayat 79).
Pada sebagian malam lakukanlah shalat tahajjud artinya anda bisa melaksanakan shalat tahajjud pada awal malam, pertengahan malam atau diakhir malam sampai masuk waktu fajar. kapan malam hari untuk melaksanakan shalat tersebut yaitu sesudah shalat Isya. kalau sesudah shalat Isya maka shalat malam itu dilaksanakan di awal malam.

shalat malam digunakan istilah qiyamul lail yang secara bahasa berdiri di waktu malam, artinya shalat di malam hari berdirinya mendominasi atau lama berdirinya. Oleh karena itu disebut qiyamul lail. sedangkan tahajjud secara bahasa artinya tidak tidur.  Jadi apabila anda berdiri pada malam hari untuk shalat dan orang lain pada tidur maka disebut shalat tahajjud.  Jadi ketika anda shalat dimalam hari entah itu diawal malam, tengah malam atau diakhir malam maka disebut tahajjud. tahajjud karena anda tidak tidur untuk shalat . jadi tahajjud bukan di akhir malam saja sesudah bangun tidur. Rasulullah dan para sahabat diakhir bulan ramadhan mereka semuanya mengisi malamnya dengan ibadah dengan tidak tidur. Jadi kalau anda mengartikan bahwa shalat tahajud harus tidur terlebih dahulu maka sama dengan anda mengatakan bahwa Rasulullah dan para sahabat yang berjaga semalam penuh dengan shalat di awal malam sampai akhir malam menjelang sahur berarti tidak tahajjud. jadi tahajjud tidak ada kaitannya dengan tidur, tahajjud adalah anda tidak tidur dimana anda melaksanakan shalat malam, apakah di awal malam, tengah malam atau akhir malam.
Lalu mengenai tarawih, karena anda melaksanakan shalat malam tidak ada kesibukan sama sekali, dimana anda shalatnya santai, rileks, dan rehat maka itu artinya tarawih. jadi tarawih itu artinya shalat dengan santai, rileks. jadi kalau anda shalat malam dengan terburu-buru maka itu bukan tarawih.

jadi kesimpulannya adalah melakukan shalat malam dengan berdiri lama disebut qiyamul lail, lalu karena anda shalat dan tidak tidur maka disebut tahajjud, dan shalat tahajjud itu dilaksanakan dengan santai dan rileks maka disebut tarawih, jumlahnya berapa rakaat? terserah anda bisa melakukannya 11 rakaat, 13 rakaat, atau 23 rakaat namun yang penting ganjil atau witir. kapan shalat witirnya (ganjilnya), anda bisa lakukan shalat witir di awal malam, tengah malam atau akhir malam.

Jadi di bulan ramadhan ini apabila anda sudah shalat qiyamul lail atau shalat tahajjud atau shalat tarawih 11 rakaat dimasjid atau 23 rakaat dimasjid, maka apabila anda mau shalat lagi di rumah, silahkan. itu lebih baik bagi anda. tapi jangan witir lagi, karena anda sudah witir.  Dulu para salafus saleh banyak yang melaksanakan shalat malam lebih dari 11 rakaat atau lebih dari 23 rakaat.

Wallahu’alam bisshowab
Oleh :  Muhammad Ahsan Thamrin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN

ARTIKEL  TP4D PEKERJAAN DI AKHIR TAHUN BELUM SELESAI, HARUSKAH PUTUS KONTRAK, SEBUAH SOLUSI AKHIR TAHUN ANGGARAN Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin. Salah satu permasalahan bagi Kementerian/Lembaga/SKPD/Institusi (K/L/D/I) yang sedang melaksanakan kegiatan pengadaan barang dan jasa yang menggunakan kontrak tahun tunggal adalah seluruh pekerjaan tersebut  harus sudah diselesaikan sebelum akhir tahun anggaran. Namun disinilah permasalahan yang sering terjadi yaitu banyak pekerjaan pengadaan barang dan jasa yang ternyata tidak atau belum selesai sedang kontrak pelaksanaan pekerjaan telah berakhir. Terhadap permasalahan tersebut banyak PPK yang bimbang atau ragu dalam mengambil keputusan. Ada beberapa kemungkinan yang dilakukan oleh PPK  terhadap pekerjaan yang diperkirakan tidak akan selesai sampai dengan akhir tahun anggaran yaitu : 1.     PPK memutuskan kontrak secara sepihak dan penyedia barang/jasa dianggap lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya. Atas sisa pekerjaa

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN

BAGAIMANA MEMAHAMI FITNAH DAJJAL DAN NUBUAT AKHIR ZAMAN Mari kita mulai dari Yeruselem. Yeruselem adalah kota suci. Dari sana Alquran  menceritakan banyak sekali kisah dari  Nabi Musa as, Nabi Dawud as dan putranya Nabi Sulaiman as, Nabi  Zakaria as, Nabi Yahya as dan dan Nabi Isa as.  Bangsa Bani Israel mencapai puncak kejayaannya  pada jaman Nabi Daud as dan Nabi Sulaeman as yang pemerintahannya berpusat di Yeruselem. Pada pada tahun 586 SM, kota Jerussalem diserang dan dihancurkan pertama kali oleh Raja  Nebuchadnezzar  dari Babylonia. Semua orang yahudi di bawa ke babylonia untuk dijadikan budak. Namun pada saat babylonia ditaklukan oleh Raja Cyrus dari Persia, orang-orang Yahudi tersebut dikembalikan kembali ke Jerussalem. Bangsa Yahudi yakin berdasarkan kitab suci mereka bahwa kelak Allah swt akan mengembalikan kembali bangsa Yahudi  ke Yeruselem  dan akan menurunkan  Messiah atau Al Masih yang akan mengembalikan kejayaan mereka untuk memerintah dunia dari Yeruselem

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA

HUKUM TUHAN DAN HUKUM MANUSIA Oleh : Muhammad Ahsan Thamrin Salah satu perbedaan antara hukum Tuhan dengan Hukum buatan manusia adalah pada kepastian hukumnya. Hukum Tuhan tidak pernah berubah oleh zaman dan tidak ada kontradiksi atau pertentangan didalamnya , ini berbeda dengan hukum buatan manusia yang sering terjadi konflik norma di dalamnya, sehingga membuka ruang manusia untuk menafsirkannya sesuka hati dan sesuai dengan kepentingan. Di dalam hukum Tuhan, kita tidak boleh menafsirkan ayat secara serampangan dan bebas, tapi ada petunjuk metodologi yang harus dipatuhi supaya kita tidak salah dalam mengambil kesimpulan atas suatu makna. Di dalam alquran misalnya  kita tidak boleh mengambil satu ayat secara terpisah dan kemudian menyimpulkannya. Tapi ambillah semua ayat yang berkaitan dengan topik dan pelajari semua secara bersamaan  untuk mendapatkan makna yang menyeluruh. Makna yang harmonis, karena tidak ada sedikitpun kontradiksi dalam alquran. Misalnya di dalam Alquran