MENJAWAB BERBAGAI TUDINGAN TERHADAP ISLAM
Bahwa setiap pemeluk agama tentu menganggap agamanya yang paling sempurna. Bagi seorang Kristen mereka akan mengatakan bahwa keselamatan hanya ada dalam yesus. Bagi seorang yahudi, mereka akan bilang bahwa mereka adalah umat pilihan Tuhan. bagi seorang budhis atau hindu, mereka punya cara sendiri dalam memahami kebenaran. Bagi seorang muslim tentu islam adalah agama yang paling sempurna karena di dalam alquran sudah ditegaskan “pada hari ini telah kusempurnakan untukmu agamamu dan telah ku cukupkan nikmatku bagimu serta telah kuridhoi islam sebagai agamamu (QS. Al maidah ayat 3).
Islam adalah agama yang paling sempurna karena Islam adalah penyempurna dari ajaran seluruh Nabi-Nabi sebelumnya sejak Nabi Adam as, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa as (moses), Nabi Isa as (Yesus) sampai dengan Nabi Muhammad saw. Nabi Muhammad saw bersabda,” Perumpamaan aku dengan Nabi sebelumku ialah seperti seorang lelaki yang membangun sebuah bangunan kemudian ia memperindah dan mempercantik bangunan tersebut kecuali satu tempat batu bata di salah satu sudutnya. Akulah batu bata itu dan aku adalah penutup para nabi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kesempurnaan Islam itu karena sebagai agama penutup yang diturunkan Allah kepada manusia maka agama Islam mencakup semua aspek kehidupan. Islam punya konsep tauhid yang sangat kuat - tidak ada bentuk Tuhan lain selain Allah. Islam punya sistem hukum yang menyeluruh dari ibadah, sosial, ekonomi dan politik. Islam mengatur keseimbangan antara dunia dan akhirat - tidak sekedar spiritual tetapi juga membangun Masyarakat dan peradaban. Islam bersifat universal - bisa diterapkan di berbagai bangsa dan budaya, tidak terbatas pada etnis tertentu.
Namun dalam perjalanan sejarahnya sebagai agama terbesar kedua yang dipeluk oleh penduduk dunia, Islam sering disalahpahami oleh banyak penduduk dunia lainnya terutama pada Masyarakat barat yang melihat Islam melalui pemberitaan media, yang seringkali menyoroti sisi negatifnya saja. Media Barat sering memfokuskan pada berita tentang kekerasan, terorisme, dan isu-isu kontroversial dalam Islam, yang menyebabkan pandangan yang tidak seimbang dan salah kaprah tentang agama Islam ini.
Bahwa adanya tuduhan dan kesalahpahaman tersebut adalah hal yang lumrah karena ketidaktahuan terhadap ajaran Islam. sejak kehadirannya di Jazirah arabia, Islam dengan alquran sebagai kitab sucinya dan Nabi pembawanya sudah mendapatkan berbagai serangan, hujatan, tuduhan dan kesalahpahaman serta Upaya-upaya distortif dari Masyarakat setempat. Hal ini dicatat dalam Sejarah dan direkam dalam alquran. Nabi Muhammad saw sendiri sebelum menerima wahyu berupa alquran beliau dijuluki al-amin (orang yang terpercaya), namun Ketika mendeklarasikan kenabiannya, beliau bukan saja tidak diterima dan dimusuhi tetapi mendapat sebutan sebagai al-majnun - orang gila (QS. Al hijr ayat 6).
Ada beberapa pandangan-pandangan liberal yang kemudian menjadi isu-isu global yang berusaha menyerang dan menyudutkan Islam, diantaranya Islam adalah agama teroris, hukum Islam sangat kejam seperti adanya hukum potong tangan bagi pencuri, Nabinya memiliki istri yang banyak sampai sembilan tapi pengikutnya dibatasi hanya maksimal sampai empat istri, Nabi Muhammad menikahi anak dibawah umur dan hal-hal negatif lainnya.
Bahwa untuk menjawab berbagai tuduhan dan kesalahpahaman terhadap Islam tersebut, maka dibawah ini kami sampaikan beberapa jawaban dan argumentasi untuk menjelaskan bahwa apa yang dituduhkan terhadap Islam sebenarnya adalah tidak benar sama sekali.
ISLAM ADALAH AGAMA TERORIS ?
Pernyataan ini jelas keliru dan penuh propaganda. Islam sebagai agama tidak pernah mengajarkan terorisme bahkan dalam alquran pembunuhan satu nyawa tanpa alasan yang sah sama seperti membunuh seluruh manusia. “barang siapa membunuh seorang manusia, bukan karena (orang itu) membunuh orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia (QS. Al maidah ayat 32).
Justru islam adalah agama yang memberi rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil’alamin) bukan hanya untuk muslim tapi untuk semua makhluk (QS. Al anbiya ayat 107).
Jadi kalau ada yang melakukan aksi teror dan mengatasnamakan islam, itu bukan ajaran islam tapi ulah oknum. Banyak factor yang mempengaruhi mulai dari politik, ketidakadilan atau propaganda pihak tertentu. Analoginya, ada orang Kristen membunuh orang lain, apakah Kristen jadi agama pembunuh ? tentu tidak. Ada biksu di myammar membantai muslim Rohingnya, apakah Budha jadi agama kejam? tentu tidak. Jadi jangan salahkan Islam karena perbuatan oknum yang menyimpang.
HUKUM ISLAM ITU KEJAM KARENA ADA HUKUM POTONG TANGAN ?
Memang benar dalam islam ada hukum potong tangan bagi pencuri (QS. Al maidah ayat 38) tetapi ada banyak syarat hukum ini diterapkan yaitu hanya berlaku untuk pencurian besar (bukan mencuri karena kelaparan). Untuk menerapkannya pun ada banyak pertimbangan lain sebelum eksekusi misalnya apakah negara sudah menjamin kesejahteraan rakyatnya. Dan disamping itu ada pilihan taubat dan pengampunan sebelum hukum dijatuhkan. Faktanya di negara-negara yang menerapkan hukum ini dengan benar, angka kriminalitas sangat rendah contohnya arab Saudi yang menerapkan Sebagian hukum Islam, tetapi jarang ada orang yang benar-benar dipotong tangannya karena hukuman potong tangan bersifat pencegahan. Hukum islam memang tegas tapi adil dan punya syarat ketat agar tidak disalahgunakan.
Bahwa Kalau hukum islam diterapkan dengan benar maka efeknya adalah keadilan dan keamanan bukan kekejaman. Jadi kalau ada yang bilang Islam agama teroris atau hukum islam kejam, itu bisa jadi karena kurang paham atau hanya melihat dari perspektif propaganda, tetapi kalau dipelajari lebih dalam, islam justru membawa keadilan dan kedamaian. jika orang melihat perilaku umat muslim secara menyeluruh saat ini dan bukan kepada ajarannya, maka penilaian orang terhadap islam bisa jadi kurang simpatik. Tapi Jika kita menilai suatu agama hanya dari perilaku Sebagian pemeluknya, maka tidak ada agama yang benar karena setiap komunitas pasti punya orang-orang yang menyimpang. Contoh jika ada dokter malpraktek apakah semua dokter itu buruk, jika ada polisi buruk, apakah semua polisi itu korup. Tentu tidak. Fakta bahwa banyak umat muslim saat ini masih tertinggal dalam berbagai aspek bukanlah bukti bahwa islam salah, tetapi lebih ke bagaimana memahami dan menjalankan ajarannya.
Islam tetap agama yang benar karena pertama, sumber ajaran Islam tidak pernah berubah. Alquran dan hadis masih sama seperti 1400 tahun yang lalu. Kedua, Sejarah membuktikan keunggulan Islam dimana Islam pernah memimpin dunia dalam ilmu pengetahuan, filsafat dan peradaban (era keemasan Islam). ketiga aturan islam tetap relevan. Prinsip-prinsip islam seperti kejujuran, keadilan dan keseimbangan masih menjadi standar global dan banyak non muslim yang setelah mempelajari ajaran Islam mereka akhirnya masuk Islam. Jadi jika islam benar-benar agama yang buruk, mengapa masih ada ribuan orang setiap tahun yang memeluk islam setelah mempelajari Islam termasuk ilmuwan dan cendekiawan. Tentu karena mereka tertarik dan menyakini akan kebenaran ajaran Islam.
Lalu ada yang bertanya jika Islam agama yang benar tapi mengapa banyak muslim yang hidupnya terbelakang ?
ini karena kurangnya pemahaman yang benar terhadap islam, terpengaruh budaya dan politik yang menjauh dari ajaran islam. ditambah konflik, kemiskinan dan kolonialisme yang menghambat perkembangan mereka. Bahwa Jika umat Islam Kembali memahami dan menerapkan ajaran islam dengan benar maka mereka akan bangkit seperti dulu. Jadi Islam tidak bisa dinilai hanya dari perlaku Sebagian pemeluknya tetapi dari ajarannya yang konsisten, relevan dan terbukti membawa peradaban besar. Masalah umat islam saat ini bukan karena islam salah, tetapi karena mereka belum sepenuhnya menjalankan islam dengan benar.
MENGENAI POLIGAMI DALAM ISLAM
Bahwa dalam diskusi sekitar poligami dalam Islam, kaum liberal sering menyudutkan Nabi Muhammad saw yang beristri Sembilan tetapi untuk pengikutnya hanya dibatasi maksimal empat.
Sebagian orang melihat bahwa Nabi Muhammad saw menikahi lebih dari empat istri sebagai inkonsistensi aturan islam namun jika ditelusuri lebih jauh ada alasan-alasan khusus yang menjelaskan perbedaan ini yaitu pertama, Nabi beristri lebih dari empat orang istri karena perintah dan izin khusus dari Allah. Dalam alquran surat Al Ahzab ayat 50, Allah memberikan izin khusus bagi Nabi Muhammad saw untuk menikahi lebih dari empat istri ini adalah pengecualian dan bukan aturan umum untuk umat islam.
Kedua, pernikahan yang dilakukan Nabi Muhammad saw bukanlah karena dorongan hawa nafsu. Mayoritas pernikahan Nabi terjadi setelah usianya 50 tahun. Jika tujuannya hanya untuk kesenangan maka tentu beliau akan menikah di usia muda. Beliau sendiri pertama kali menikah dengan Khadijah Ketika berusia 25 tahun dan selama itu beliau tidak pernah poligami sampai Khadijah meninggal. Beliau baru menikah lagi 2 tahun setelah Khadijah meninggal dunia pada saat usia beliau 52 tahun.
Ketiga, pernikahan demi kepentingan sosial dan politik. Banyak pernikahan Nabi dilakukan untuk menguatkan ikatan sosial, melindungi janda sahabat dan mempererat hubungan antar suku. Contohnya zaudah binti Zama’ah adalah janda sahabat yang dinikahi Nabi karena butuh perlindungan. Juwariyah binti al Harits, dengan Nabi menikahinya maka membuat sukunya masuk islam. Lalu ummu habibah adalah putri seorang pemimpin quraisy yang memusuhi Islam, maka dengan menikahinya membuat hati mereka tunduk pada Islam. Jadi Nabi Muhammad berpoligami adalah dengan tujuan mulia, seperti menolong janda dan anak yatim, serta untuk proses Islamisasi.
Bahwa oleh alquran seluruh istri-istri Nabi tersebut disebut “ummul mukminim” (Ibu kaum mukmin). Allah melarang umat Islam menikahi mereka setelah nabi wafat (QS. Al ahzab ayat 53).
MENGAPA UMAT ISLAM DIBATASI 4 ISTRI ?
Sejarah poligami telah ada sejak lama, bahkan sebelum Islam. Praktik ini sudah menjadi bagian dari berbagai peradaban kuno seperti Tiongkok, India, dan beberapa bagian Eropa Barat. Hampir semua Poligami muncul dalam konteks kebutuhan masyarakat, seperti menjaga ketertiban sosial dan memenuhi kebutuhan ekonomi di tengah kondisi peperangan atau kesuksesan pertanian Bahkan dalam sejarahnya banyak Nabi-Nabi yang melakukan poligami. Banyak raja-raja yang memiliki banyak istri dan selir. Islam sendiri datang ditengah Masyarakat arab yang bebas menikah tanpa batas. Maka dari itu Poligami dibatasi maksimal empat istri dengan syarat-syarat tertentu, seperti kemampuan untuk berlaku adil terhadap semua istri dan memenuhi kebutuhan mereka (QS An nisa ayat 3).
ini adalah pembatasan di bandingkan praktek sebelumnya. Di zaman modern ini kritik terhadap poligami banyak dilakukan oleh aktivis feminisme. Mereka menganggap bahwa poligami memperkuat ketimpangan gender (laki-laki memiliki otoritas lebih besar dan perempuan memiliki status yang lebih rendah), memperburuk posisi perempuan (ketidakadilan dalam pembagian sumber daya, kasih sayang, dan perhatian dari suami, perasaan cemburu, dan stress) dan menciptakan lingkungan yang tidak adil bagi perempuan dalam pernikahan (menciptakan lingkungan di mana kekerasan terhadap perempuan lebih mudah terjadi (karena perempuan mungkin bergantung pada laki-laki secara ekonomi dan sosial).
Kesalahpahaman ini karena mengabaikan fakta sejarah dan kekurangpahaman terhadap ajaran Islam. Ajaran Islam telah mengangkat posisi Perempuan dengan mengakui hak-hak mereka setara dengan laki-laki dan mengatakan yang paling mulia diantara Wanita dan laki-laki adalah yang paling bertaqwa (QS. Al hujurat ayat 13). Itulah dalam poligami diatur di dalam Islam bahwa seorang suami harus memperlakukan semua istrinya dengan baik. Jika seorang suami tidak bisa berbuat adil maka sebaiknya tidak melakukan poligami dan dianjurkan cukup satu istri saja karena dikhawatirkan dapat berlaku zalim.
NABI MUHAMMAD MENIKAHI ANAK DI BAWAH UMUR.
Bahwa Nabi Muhammad saw menikahi anak dibawah umur (konon dalam hadis, Nabi menikahi Aisyah saat berusia 6 tahun) dijadikan bahan kritik. Untuk membahas ini secara obyektif kita harus melihatnya dalam konteks Sejarah, budaya dan hukum pada masanya.
Pertama, usia pernikahan di masa lalu dan masa sekarang. Standar usia menikah berbeda di tiap zaman dan tempat. Dalam Sejarah menikah di usia muda adalah hal umum dan diterima secara sosial bahkan diluar dunia islam. di eropa abad pertengahan, gadis-gadis bangsawan sering dinikahkan diusia 12-14 tahun. Di yahudi dan Kristen awal, hukum pernikahan juga membolehkan pernikahan diusia muda. Jadi menyalahkan peristiwa di masa lalu dengan standar modern adalah kesalahan logika.
Pernikahan Nabi Muhammad saw dan Aisyah, fakta atau distorsi ?.
Riwayat yang menyebut Nabi Muhammad saw menikahi Aisyah di usia 6 tahun dan tinggal serumah di usia 9 tahun datang dari hadis bukhari. Namun ada pendapat dari beberapa sejahrawan islam yang menyebutkan Aisyah mungkin lebih tua dari yang umum diketahui berdasarkan perhitungan historis lainnya (kami sendiri berdasarkan literatur sejarah menyakini Nabi Muhammad menikahi Aisyah Ketika berumur 19 tahun).
Namun poin pentingnya adalah walaupun usia Aisyah masih dibawah umur berdasarkan hadis Bukhari tersebut, tapi pernikahan tersebut dilakukan atas persetujuan wali (Abu Bakar) dan Aisyah sendiri. Tidak ada bukti bahwa Aisyah merasa tertekan atau menyesal, justru ia menjadi salah satu ulama besar Islam. Ajaran Islam sendiri tidak mewajibkan pernikahan dini, usia menikah selalu disesuaikan dengan norma sosial, kedewasaan fisik dan kesiapan individu dalam menjalankan rumah tangga.
Dalam islam tidak ada paksaan menikah. Standar usia menikah berubah mengikuti perkembangan zaman dan budaya. Jadi menilai Sejarah dengan standar modern bisa menimbulkan bias. pernikahan Nabi Muhammad saw dan Aisyah tidak bisa disamakan dengan praktek pelecehan atau eksploitasi. Jika islam benar-benar mengajarkan hal yang salah maka mengapa peradaban islam justru melahirkan ilmuwan, filsuf, dan pemikir besar yang membawa kemajuan dunia.
ISLAM AGAMA PERANG YANG DISEBARKAN DENGAN PEDANG
Ada tudingan miring yang sering dilontarkan oleh kalangan di barat bahwa Islam adalah agama yang disebarkan dengan pedang. Islam disebarkan dengan kekerasan dan pemaksaan dimana bangsa yang ditaklukkan diberi pilihan untuk pindah agama atau mati. Tudingan ini adalah tidak benar karena Sejarah menunjukkan bahwa Islam lebih banyak menyebar melalui perdagangan, dakwah, dan interaksi budaya, bukan dengan kekerasan dan pemaksaan. Pernikahan antar budaya juga turut memfasilitasi penyebaran Islam.
Bahwa meskipun dalam prakteknya beberapa pemimpin pasukan Islam menaklukkan daerah dan penduduknya dengan perang tapi itu bukanlah cara utama Islam menyebar. Faktanya Non-Muslim di wilayah kekhalifahan Islam yang telah ditaklukkan seringkali tidak dipaksa untuk menjadi Muslim dan mereka tetap mendapatkan perlindungan hukum dan kebebasan beragama. Hal ini karena alquran mengajarkan bahwa “tidak ada paksaan dalam beragama (QS. Al Baqarah ayat 256).
Jadi perang yang dilakukan dalam Islam bukanlah untuk memaksakan agama tapi karena alasan teritorial dan politik. Penduduk non muslim seperti yahudi dan Kristen tetap bisa hidup damai dalam wilayah Islam seperti di spanyol dan timur tengah
Islam sendiri masuk ke Indonesia tidak melalui penaklukkan militer tapi dengan pendekatan damai, adaptif terhadap budaya lokal, serta toleransi terhadap keberagaman. Dengan cara tersebut Islam dianut oleh mayoritas Masyarakat Indonesia.
Bahwa memang betul dalam sejarahnya Islam sering berperang tapi Islam tidak mengajarkan perang sebagai tujuan utama. Perang dalam Islam selalu dikaitkan dengan syarat tertentu yaitu perang (jihad) hanya diperbolehkan sebagai pertahanan diri, membalas dan melawan kezaliman, melindungi orang yang tertindas dan teraniaya sebagai bagian dari menegakkan keadilan (QS. Al Hajj ayat 39, QS. Al Baqarah ayat 190).
Inilah Perang yang yang pernah dipimpin Nabi Muhammad saw dimana dilakukan untuk mempertahankan diri dari agresi quraisy dan sekutunya yang selama bertahun-tahun melakukan penganiayaan, pengasingan dan pemboikotan terhadap mereka.
Islam juga tidak pernah mewajibkan umatnya untuk terus berperang. Apabila dalam peperangan pihak musuh yang menginginkan perdamaian, maka umat Islam diwajibkan untuk mengikuti keinginan tersebut "Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui (QS. Al-Anfal ayat 61).
UMAT ISLAM DULU DAN SEKARANG, MENGAPA SEKARANG TERLIHAT LEMAH?
Dulu Islam sempat berjaya dan menjadi adikuasa dunia tapi kenyataan hari ini umat islam tidak berdaya baik secara politik, militer, ekonomi dan budaya. Jika dulu islam berjaya selama + 7 abad (650-1250 M) yang mempengaruhi sebagian besar dunia dengan kemajuan pesat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan, lalu mengapa sekarang Islam tampak lemah?
Penyebab utamanya bukan ajaran islam tetapi kondisi umatnya sendiri. Perpecahan diantara negara-negara muslim, kurangnya kemajuan dalam sains dan teknologi dibandingkan dengan barat, ketergantungan ekonomi pada pihak luar, dan pemahaman yang dangkal tentang agama. islam tidak mengajarkan untuk membanggakan masa lalu tapi justru islam mendorong inovasi, kerja keras dan kejayaan intelektual.
Sejarah membuktikan bahwa islam pernah memimpin dalam bidang sains, kedokteran, matematika, filsafat saat eropa masih dalam abad kegelapan. saat ini walaupun masih banyak individu muslim yang tetap berjaya di berbagai bidang keilmuan, tetapi tidak dibawah bendera negara islam yang kuat.
Lalu apakah Islam akan bangkit lagi?
Bangkitnya islam tidak bergantung pada perang tetapi pada ilmu, persatuan dan kemajuan teknologi. Jika umat islam Kembali memahami islam dengan benar dan mempraktekkannya maka mereka bisa Kembali kuat. Kekuatan sejati bukan hanya di medan perang, tetapi di Pendidikan, ekonomi, dan ilmu pengetahuan.
Bahwa ada anggapan lemahnya kekuatan Islam karena di dalam internal umat islam sendiri sering terjadi konflik karena begitu banyaknya faham/aliran di dalam islam ?
Memang sejarah mencatat ada banyak perpecahan dalam tubuh umat Islam karena berbagai factor kepentingan. tetapi ini bukan bukti bahwa islam itu sendiri mengajarkan konflik. Umat islam justru dianjurkan untuk bersatu “ Dan berpeganglah kamu semuanya pada tali agama Allah dan janganlah kamu bercerai berai (QS. Al Imran ayat 103).
Tetapi realita di lapangan karena perbedaan penafsiran dalam memahami ajaran-ajaran Islam di dalam alquran dan hadis maka Islam punya banyak madzhab dan pandangan yang kadang bertentangan, ada kelompok yang lebih keras, radikal dan ada yang lebih moderat, ada yang pro status quo dan ada yang ingin perubahan. Factor politik, ekonomi dan budaya sering memperparah perbedaan ini. Factor kepentingan politik, beberapa kelompok menggunakan agama untuk kepentingan mereka sendiri. Factor Sejarah sejak dulu umat Islam sering berdebat tentang tafsir dan fiqh. Bukti nyata yaitu perpecahan setelah wafatnya Nabi Muhammad saw tentang siapa yang berhak menggantikan beliau sebagai pemimpin kaum muslimin. Perpecahan ini membuat islam terpecah menjadi dua golongan besar dalam islam yaitu Islam suni dan Islam syiah. Kemudian ada konflik antar madzhab atau organisasi islam tertentu. Jadi bukan islam yang menciptakan konflik tapi umatnya yang belum bisa menyatukan visi atas dasar ukhuwah Islamiyah.
Bahwa terlepas dari adanya konflik di dalam internal umat Islam tapi dari sisi positifnya bisa diambil hikmahnya bahwa islam adalah agama yang terbuka untuk diskusi dan perbedaan pendapat. Bukankah perdebatan dalam islam sudah ada sejak jaman Nabi dan para sahabat. Banyaknya madzhab dan aliran menunjukkan bahwa islam tidak kaku tapi justru fleksibel dalam menghadapi zaman.
Bahwa kalau kita menengok kepada agama lain maka hal serupa juga terjadi. Kristen memiliki banyak denominasi (ada katolik, protestan, ortodoks dll). Yahudi juga terbagi dalam berbagai sekte. Hindu dan budha pun memiliki banyak cabang pemikiran. Jadi Perbedaan bukan kelemahan tetapi bukti bahwa islam itu hidup dan dinamis. Sekarang Islam tergantung pada umatnya, apakah mereka ingin berpegang teguh pada esensi islam atau hanya untuk mempertahankan ego masing-masing.
BAHWA AGAMA YANG MENGUTAMAKAN DOGMA TERMASUK ISLAM ADALAH PENGHAMBAT KEMAJUAN
Ada pendapat yang memandang agama hanyalah penghambat kemajuan termasuk Islam terutama dalam konteks modernisasi dan Pembangunan, benarkah anggapan demikian ?
Bahwa beberapa negara yang menjauh dari islam secara politik memang terlihat lebih maju misalnya Turki (era Ataturk) yang menjauhkan islam dari politik dan mengadopsi sistem sekuler. Cina menekan agama dan lebih focus pada sains dan teknologi. Di eropa barat banyak yang mengurangi pengaruh agama dalam pemerintahan. Tetapi tidak semua negara maju meninggalkan agama. banyak negara-negara maju tetap memegang nilai-nilai agama, jepang walau tidak beragama dalam bentuk formal tetap menjaga tradisi spiritualnya. Jadi anggapan bahwa agama adalah penghambat kemajuan hanyalah sekedar asumsi yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
Bahwa jika islam adalah penghambat kemajuan, maka tentunya era keemasan islam tidak akan pernah ada. fakta Sejarah membuktikan bahwa islam pernah menjadi pusat peradaban dunia. sejak zaman bani umayah dan bani Abasiyah ilmu pengetahuan berkembang pesat. Banyak Ilmuwan muslim dari ibnu sina, al khawarismi, al farabi dan lainnya yang menjadi pionir dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Islam mengangkat rasionalitas dan inovasi bukan menghambatnya.
Tapi mengapa islam sekarang terlihat tertinggal?
Sekali lagi Ini bukan karena ajaran Islam tapi karena kondisi sebagian umat Islam sendiri yang mengalami kemunduran. Kemunduran yang disebabkan banyak factor seperti politik, ekonomi, Kolonialisme dan konflik internal di dalam tubuh umat islam.
Tetapi tentunya tidak semua negara muslim selalu ketinggalan. Ada banyak negara mayoritas muslim yang tetap berkembang. UEA, Qatar dan arab Saudi negara islam yang maju secara ekonomi. Turki walau Kembali ke akar islam tetap menjadi negara industry maju. Malaysia dan Indonesia tetap berkembang walau berbasis islam. Jadi bukan Islam yang menghambat tapi bagaimana Islam dipahami dan diterapkan dalam kebijakan negara. Jadi menghilangkan agama (islam) tidak otomatis membuat negara lebih maju. Islam bukan penghambat kemajuan tapi yang menghambat adalah penerapan islam yang keliru. Negara tetap bisa maju tanpa menanggalkan agama asal tetap rasional dan progresif.
BAHWA DI ZAMAN MODERN INI AGAMA TIDAK DIPERLUKAN LAGI
Bahwa di zaman modern ini ada banyak anggapan yang berkembang bahwa agama tidak diperlukan lagi. Bagi mereka materialisme dan ilmu pengetahuan dapat menjelaskan seluruh fenomena alam dan kehidupan sehingga agama dianggap tidak lagi relevan. Agama yang mengajarkan moral, kebaikan dan spiritualisme tidak terlalu penting lagi karena tanpa agama orang tetap bisa berperilaku baik. Contohnya adalah di jepang yang walaupun mayoritas penduduknya tidak beragama tapi mereka terkenal dengan budaya kejujuran dan disiplin tinggi. Di jepang, kalau ada yang kehilangan barang seperti dompet yang jatuh di jalan, maka dompet itu sering dikembalikan utuh kepada pemiliknya. Coba kalau dompet itu jatuh di negara Wakanda yang penduduknya mayoritas beragama ?
Mari kita analis secara obyektif pandangan diatas.
agama mengajarkan kebaikan. Islam (agama samawi) adalah agama yang sangat menjunjung tinggi kejujuran seperti dalam hadis “barang siapa yang menipu maka ia bukan dari golongan kami (HR. Muslim). Banyak ajaran agama yang menganjurkan kebaikan dan melarang keburukan dan kejahatan seperti menyantuni fakir miskin, menolong orang yang kesusahan, tidak mencuri, menfitnah, menyakiti orang dan sebagainya.
Budaya juga mengajarkan etika dan kejujuran. Jadi orang berperilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab adalah karena pengaruh budaya dalam komunitas tersebut. Jadi kejujuran bukan soal agama saja, tetapi juga budaya dan sistem sosial. Islam menjunjung tinggi kejujuran tapi dalam prakteknya banyak negara islam yang gagal menerapkannya. Fakta di lapangan banyak negara mayoritas islam justru terkenal korup dan tidak jujur dibanding negara lain seperti jepang yang mayoritas sinto dan tidak beragama (ateis).
Factor utama bukan karena Islam tetapi Kurangnya Pendidikan agama yang benar, Banyak yang mengaku muslim tapi tidak menjalankan islam secara utuh, ditambah karena sistem hukum yang lemah, tidak ada penegakan hukum yang kuat sehingga mentalitas individu banyak yang masih mencari celah untuk korupsi.
Tapi ada fakta menarik. Jepang memiliki angka bunuh diri yang sangat tinggi meskipun masyarakatnya jujur dan disiplin. dimana penyebabnya?
karena tekanan sosial tinggi, kurangnya nilai spiritual yang kuat, tidak ada harapan setelah kehidupan, pandangan hidup materialisme dan individualisme dimana tidak ada konsep tolong menolong seperti dalam islam. sementara di negara Islam angka bunuh diri jauh lebih rendah karena masih ada harapan dalam agama. jadi kejujuran di jepang memang luar biasa tetapi mereka juga punya masalah sosial yang besar. Jadi masalahnya bukan pada islam atau sinto tapi bagaimana pengikutnya menjalankan ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
ISLAM AGAMA YANG RIBET KARENA BANYAK ATURAN
Ada tudingan bahwa islam adalah agama yang ribet atau bahkan lebih ribet dari agama-agama lainnya. Ada perintah shalat 5 kali sehari, puasa Ramadhan 30 hari dan berbagai aturan-aturan lain. Bagi mereka agama yang baik itu adalah yang praktis dan memudahkan pengikutnya.
Mereka tidak paham bahwa aturan-aturan peribadatan dalam islam itu sebenarnya punya tujuan yang lebih jelas dan masuk akal. Shalat 5 kali sehari, terlihat ribet tapi sebenarnya membantu manusia mengatur waktu dan disiplin. Ada manfaat meditasi dan Kesehatan karena shalat melibatkan gerakan fisik dan focus mental. Puasa 30 hari bulan Ramadhan dianggap menyiksa padahal puasa punya manfaat Kesehatan diantaranya untuk detoksifikasi tubuh, mengajarkan empati dan kesabaran, dan disiplin dalam makan dan gaya hidup. Adanya aturan halal dan haram adalah agar manusia memiliki pola makan sehat (tidak makan babi, dan minum alcohol), menjaga kebersihan dan Kesehatan.
Jadi islam memang punya banyak aturan tapi semuanya ada manfaatnya bagi individu dan Masyarakat. Kalau dipahami secara utuh islam bukan ribet tapi terstruktur dan disiplin. Agama yang simple (tanpa banyak aturan) memang terlihat lebih mudah tapi pertanyaannya apakah lebih mudah = lebih baik. Apakah hidup tanpa aturan akan lebih bermakna. Analoginya, Diet sehat lebih ribet daripada makan junk food – tapi hasilnya lebih baik. Belajar ilmu butuh usaha tapi hasilnya lebih bermanfaat daripada santai-santai saja. Jadi kesederhanaan bukan selalu keunggulan, sistem yang terstruktur dan disiplin justru lebih baik untuk jangka Panjang.
Wallahu’alam
Komentar
Posting Komentar